I See Red ; Taegi ft Jungkook ✔️

I See Red

Main Cast ;
1. Min Yoongi
2. Kim Taehyung
3. Jeon Jungkook

Disclaimer ; Cerita fiksi ini pure saya buat hanya untuk kepentingan hiburan saja, tanpa berniat untuk mengacaukan pikiran atau pun merendahkan siapa pun. Saya hanya meminjam nama tokoh member BTS demi untuk kepentingan cerita. Akan tetapi, member BTS tetap menjadi milik Tuhan, diri mereka sendiri, agensi, keluarga, serta fans.

Genre ; Romance, Mafioso, Dark Romance, Hurt & Comfort, Angst

Warning ; Write in Bahasa, OOC, Adult, Typo(s)

Tags ; Mention of Bloods, Murder, Abuse, Harsh Word

Note ; Tidak ada unsur plagiarisme, jika ada kesamaan dengan cerita yang lain, itu hanyalah kebetulan dan bukan suatu kesengajaan

Credit ; BIN

Top Tae || Bot Gi

Dilarang menyebar luaskan konten ini tanpa ijin dari pemilik sah!

Don't Like? Don't Read! So Don't Bash!

Take Your Own Risk!

Selamat membaca!

00o00

Kesombongan, ketamakan, kemarahan, iri hati, hawa nafsu, kerakusan, serta keangkuhan. Itu adalah tujuh dosa terbesar yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri. Lalu, bagaimana dengan obsesi? Di mana dosa besar itu harus diletakkan?

Apakah hal itu tidak termasuk ke dalam dosa besar manusia? Apakah itu hanya sebuah lelucon kampungan yang tak penting untuk dipikirkan?

Suara dentuman keras dari musik yang menggema hebat itu, mengisi keseluruhan dari ruangan gelap dengan hiasan gemerlap lampu pijar, yang menari mengisi kegelapan tempat dengan penuh siraman hawa nafsu.

Pria berseragam bartender itu tak pernah tahu, bagaimana hidupnya belakangan ini menjadi terasa sedikit aneh setelah kehadiran seseorang yang duduk di depannya dengan gaya angkuh, serta senyuman licik yang tak henti mengisi tempat sulit itu.

Bibirnya terlihat tersenyum, tapi matanya memancar kegilaan yang tak pernah bisa untuk dijelaskan.

Tak jelas sejak kapan, pria bartender itu hanya ingat, jika orang aneh ini mulai sering muncul beberapa minggu belakangan ini. Selalu datang untuk menggodanya, mengeluarkan kata-kata provokatif untuk memancing dirinya. Serta seringaian menggoda yang jelas terlihat seperti senyuman hantu yang baru keluar dari dalam liang kubur.

Kali ini orang itu kembali datang, dan kembali membuat panawaran dengannya. Menawarkan begitu banyak hal padanya. Uang, kemewahan, kekuasaan, dan kepuasan.

Tapi pria bartender itu jelas tak menunjukkan ketertarikan sama sekali dengan tawaran orang ini. Sebab orang ini terlihat sinting, dan pria bartender itu memang sejak awal tak menemukan minat dalam penawaran menggiurkan yang disuguhkan kepadanya.

"Apa yang ingin kamu pesan?" Ujar pria itu dengan suara datar.

Orang yang ditanya tampak menyeringai. "Pilihkan sesuatu yang baik untuk menaikkan mood-ku, tampan."

Pria itu diam sebentar, menumpu kedua tangannya ke sudut meja bar, yang berbatasan langsung dengan orang itu.

"Cocktail? Lemonade? Liquor? Wine?"