MLWG ~ 28

53 7 5
                                    

 PENANTIAN ⚡

~~~

" lepasin gak, Wa ! " Nadza terus berusaha untuk melepaskan tanganya dari tarikan Kaiswa, " sebenarnya lo mau ajak gue kemana sih .. ". Sejak turun dari montor tadi, Kaiswa langsung menarik tangan Nadza agar mau mengikutinya. Ia terus saja membawanya berjalan ke tengah lapangan kosong tanpa mau mengelurkan suara.

Setibanya di tengah lapangan, Kaiswa melemparkan sebuah bola basket ke Nadza. " tanding basket sama gue " pintanya dengan melemparkan bola basket secara dadakan, hampir mengenai wajah Nadza. Untung saja dia sigap menangkapnya.

" mau main basket aja pake di tarik – tarik " gumamnya.

Nadza mendribble bola basket dengan penuh tekanan. Ia berjalan maju ke arah Kaiswa, dan sesekali mengecohnya. Hampir saja Kaiswa mendapatkan bola. Tapi Nadza segera menghindar darinya. Berlari dan berlompat, lalu mengarahkannya pada ring. Bola itu lolos masuk ke dalam ring. Membuat skors Nadza unggul 1 – 0 dari Kaiswa.

" uhh lemah " ejek Nadza. Dia membawa lari bola itu lagi.

Jiwa Kaiswa semakin tertantang. Ia berlari dengan sepenuh tenaga mengejar Nadza. Hasil kerja kerasnya tidak sia – sia. Dia berhasil merebut bola basket dari Nadza. Membawa bola itu jauh dari lawannya. Tanpa Nadza duga, Kaiswa malah melemparkan bola itu ke semak – semak.

" kaiswa ... " protes Nadza. Ia hendak berjalan ke arahnya namun dihentikan oleh Kasiwa.

" lo yang ambil bolanya " suruh Kaiswa seenak jidat.

Nadza mengelus dada dan berbalik badan untuk mengambil bola itu di semak – semak, " untung temen ".

Dengan bantuan senter pada handphonenya, Nadza terus menunduk mencari keberadaan bola di antara rerumputan yang rungkut. " disini lu ternyata " serunya ketika menemukan benda berbentuk bulat itu.

Saat hendak mengambilnya, bola itu malah menggelinding menjauh dari tempat semula. Ia menghembuskan nafasnya dan berjalan untuk mengambil bola itu lagi.

Hampir saja tangannya hendak meraihnya. Bola orens itu malah semakin menjauh. Ketika lampu senternya di arahkan ke samping kiri. Nadza menemukan ada seutas tali yang sengaja dipasang untuk menarik bola itu.

" nggak beres nih " katanya curiga.

Diam – diam ia mengikuti arah tali itu terpasang. Sampai langkahnya berhenti di sebuah pohon. Samar – samar ia mendengar bisikan orang di balik pohon itu. Nadza mengambil beberapa kerilik di sekitarnya. Dengan jahilnya ia melempar kerikil – kerikil tadi dari belakang pohon.

Tukk .. cetokk

" duhh apa nih ". Kerikil itu mengenai punggung dari salah satu orang yang sedang bersembunyi.

Teman disebelahnya, tiba – tiba merasakan semua bulu kuduknya merinding " ehh jangan – jangan penghuni pohon ini marah lagi sama kita " ucapnya sambil mengusap kedua bahu dan melihat ke atas pohon.

" lo sih, pake ngumpet disini segala " marah perempuan bertopi pada temannya.

" kan ini udah sesuai rencana "

Tak berhenti disitu saja, kejahilan Nadza masih berlanjut. Ia masih ingat ada satu rekaman di handphone miliknya. Saat itu sengaja di download Alya untuk menakut – nakuti adek kelas mereka. Saat di tekan tombol merah, terdengarlah suara tawa merdu dari mba – mba bergaun putih. Serta rambut panjang sebagai indentiknya.

" wehh ga usah ketawa ya lo "

" siapa yang ketawa markonah, yakali gue tawanya kek gitu " bantah perempuan di sampingnya.

My Love With Gangster { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang