Berputar seperti seorang mabuk yang berkhayal.
Diiringi, oleh serangan rasa kantuk laksana sinar mentari disiang terik.
Mata perlahan menutup, melanjutkan mimpi.
Terasa benar, namun salah dikala itu juga.
Sang Waktu tak kenal lelah berkelana.
Tapi raga ini berhenti dalam Padang Gurun Kebosanan, tertipu oleh Oase Maya.
Berusaha menyogok jiwa agar bahagia, naasnya, berkahir kering nan hampa.
Pikirku," Inilah upah atas kerja kerasku."
Walau kebenarannya, tetap terasa tak pantas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah yang Terasa Benar
PoetrySaatnya terbangun, namun terbujuk oleh Peri Mimpi...