Salah Paham

119 7 0
                                    


"Ooh. Kemaren ngaku ngaku jadi pacar. Terus sekarang ngejulidin gue, ngatain gue makhluk gaib! Besok apalagi, Bol?"

Ara dan Gempi saling pandang karena Nanta tiba tiba ada di hadapan mereka berdua. Bahkan, si Sinta pacar nya Nanta tidak ada lagi di tempat.

Seasik itukah mereka lomba makan bakso sampai nggak sadar kedua orang yang mereka perhatikan tadi sudah berpencar?

Alis Ara naik sebelah. "Bol?"

Gempi juga ingin bertanya. Bol itu siapa? Tapi karena Nanta yang berbicara, ia menahan rasa penasaran nya. Ia mengalihkan pandangan nya, dengan menyeruput es jeruk miliknya.

"Iya, Cebol. Masa lupa?" sewot Nanta. Padahal baru beberapa jam ia mengatai cewek itu cebol. Masa udah lupa aja? Apa Ara ini memliki riwayat penyakit amnesia retrograde?

*amnesia retrograde = sejenis amnesia yang ditujukan kepada seseorang yang kesulitan mengingat kembali ingatan di masa lalu.

Ara menjengitkan hidung, ia sebal dengan ucapan Nanta. Sahabatnya yang rese naudzubillah aja tidak pernah mengatai nya cebol. Ini udah orang lain, nggak akrab lagi, semena-mena nya saja memberi julukkan baru untuknya.

"Pfftt." Hampir saja Gempi menyemburkan tawa nya karena teman nya di katain cebol. Ia refleks menutup mulut dengan tangan nya, saat tawa nya hampir meledak.

Nanta menarik kursi kosong yang yang berhadapan dengan Ara. Dengan santai ia duduk, tidak memedulikan jantung Ara dan Gempi yang sedang berdisko ria. Lihat Nanta dari jauh aja buat mereka ketar-ketir, apalagi dari dekat.

Cebol. Satu kata itu terngiang di pikiran Ara. Sepertinya ia kepikiran sesuatu. Ia merasa kata cebol tidak asing di otaknya. "Oh iya ya.. kalau di korea cebol itu kan untuk panggilan orang kaya? Ah, anggap aja deh bang Nanta lagi muji gue." pikirnya sambil mengangguk-anggukan kepala.

Ara melengkungkan bibirnya membentuk senyum. "Iya iya, mana ada Ara lupa. Kan abang baru bilang. Cebol kan yang abang bilang? Ia, Ara emang cebol." cengir Ara. Tidak lupa tangan nya menabok tangan Nanta. Kebiasaan nya, kalau cengar-cengir atau ketawa, kadang suka nggak sadar tangan nya nabokin orang yang ngajak ia bicara.

Nanta dan Gempi cengo dengan jawaban cewek itu.

"Gila, di katain cebol malah seneng." ucap Gempi dalam hati.

Nanta memperhatikan tangan Ara yang memukuli tangan nya. Cewek itu santai aja memukulnya tanpa rasa bersalah. Ketika cewek itu ingin memukul lagi, dengan cepat Nanta menjauhkan tangan nya dari jangkauan Ara. Sebelum tangan cewek itu menampol tangan nya berkali-kali.

"Kalau udah gila. Ke rsj aja sana!" usul Nanta dengan tatapan tajam nya.

"Antarin dong." celetuk Ara menanggapi ucapan Nanta.

Nanta melotot. Cewek di hadapan nya ini sepertinya tidak mengenal rasa takut dengan dirinya. Terbukti dari cewek itu yang melawan setiap ucapan nya.

Nanta memijak sepatu Ara dengan keras. "Ahh."jerit Ara yang kesakitan. "Sakit." Rintihnya di dalam hati.

Jeritan Ara membuat orang orang yang makan di kantin menghentikan kegiatan makan nya sejenak, lalu menatap Ara.

Ada yang menatap Ara seolah bertanya "Tuh anak kenapa?"

Ada yang senyam senyum, karena otak mereka langsung traveling mendengar jeritan Ara.

"Ra? Lo kenapa?" tanya Gempi. Ia kaget teman nya itu berteriak.

Ara menunjukkan kaki nya. Mungkin karena jiwa pertemanan. Gempi langsung paham, meski cuma di beri petunjuk kaki.

My Ultimate HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang