Matahari yang bahkan belum tampak, membuat Jaehyuk terbangun tiba-tiba. Dia memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Kenapa mimpi itu dateng lagi?" Bingungnya.
Ini sudah keempat kalinya dia bermimpi hal yang sama, memimpikan seorang pemuda yang wajahnya buram dalam pandangannya menangis.
Berteriak-teriak menyebut namanya. Dan menyalahkannya, Jaehyuk tak habis fikir dengan mimpinya.
Apa yang pernah ia perbuat? Apa sebegitu buruknya dia di dalam mimpi tersebut.
"JAEHYUK BANGUN! MAMAH MAU KE BANDARA SEKARANG!"
Suara teriakan dari arah pintu kamar membuatnya terkejut, Jaehyuk menyugar rambutnya ke belakang, turun dari kasur kemudian pergi ke pintu.
Membukanya, dan melihat sang mamah yang sudah rapi dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Sepagi ini mah?"
Mamah Yoon mengangguk. "Udah jadwalnya, kamu bisa kan di rumah sendiri? Gak sendiri juga sih, nanti ada ART yang bakal datang setiap pagi dan sorenya,"
"Dan untuk Asahi, kamu jangan apa-apa kan dia, atau kamu mamah jual ke Jepang." Ancam sang mamah.
Jaehyuk mendengus. "Ya emang Jaehyuk bakal ngapain Asahi coba?"
"Siapa tau aja kamu lagi coba-coba cari waktu buat melakukan sesuatu, kan gak ada yang tau." Kata mamah Yoon.
"Enggak akan mah."
"Jangan lupa kasih makan Asahi 4 sehat 5 sempurna!"
"Iya, mah."
"Kalau dia butuh sesuatu langsung bantu!"
"Iya, mamah tercinta, jaehyuk tau."
"Satu lagi," mamah yoon menutup kipas yang tadi ia bawa dan mengarahkannya pada leher sang putra. "Kalau kamu berani bikin Asahi nangis, mamah gak bakal segan bales." Lalu kipas tadi langsung di buka lagi dan di kibaskan ke wajah cantiknya.
Jaehyuk menghela nafas. "Kayaknya asahi ya anak mamah bukan jaehyuk?"
"Kamu juga anak mamah, cuma gimana ya, kamu udah ngebosenin, mirip sama kakak kamu. Kalau asahi kan masih lucu-lucu gemesin buat di rawat jadi bayi lagi."
"Terserah mamah deh. Mau Jaehyuk antar ke bandara?"
Mamah Yoon mendengus. "Kenapa pake nanya segala? Mamah gak bakal mau repot bangunin kamu kalau bukan minta tolong anterin."
"Terus Asahi gimana?" Tanya Jaehyuk, dia takut asahi pergi dari rumah atau di culik dan segala macam fikiran buruk lainnya.
Pasalnya di jam segini, ART belum ada yang datang, terlebih dirinya yakin satpam yang biasa berada di depan rumahnya sudah tertidur.
"Dia masih tidur kok, kamu cuma ngantar mamah, gak harus sampai nunggu mamah naik pesawatnya."
Jaehyuk menghela nafas gusar, tapi dia tetap mengiyakan perintah dari wanita yang telah melahirkannya.
---
Di balik selimut tebal, Asahi mulai membuka matanya. Dia bangun dari atas kasurnya kemudian berjalan ke arah jendela dengan wajah bantalnya.
"Jaehyuk pergi ke mana?" Bingungnya.
Lalu ketika dia tak sempat ingin memanggil nama pemuda tampan tersebut, mobil yang di bawa Jaehyuk sudah menjauh dari pekarangan rumah.
Trak!
Asahi tersentak, dia pun segera keluar dari kamarnya dan berlari ke arah keluar. Melihat tak ada apapun di depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manequin | Jaesahi
FanficAwalnya Jaehyuk hanya membeli setelan pakaian saja, ia tak mengira akan mendapat bonus lain yaitu berupa manequin. Bukan seperti manequin kebanyakan, miliknya ini bahkan sama persis seperti manusia sungguhan. ••• BxB Area Jangan salah lapak Jaehyuk...