"Halo ,selamat pagi nama aku Ayuana Naldira Mirza, biasa dipanggil Dira. Salam kenal semuanya"ucap Dira semangat sambil mendadah tangannya, lalu membuka maskernya. "Aku harap kita bisa berteman baik ya"bisik bisik pun mulai terdengar.
"Ga bisa ngerawat diri ,hitam banget"
"Beruntusannya banyak banget, pantesan pake masker mulu "
"Itukan anak yang tadi, setelah buka masker kok beda banget ya"batin Fathur
"Udah jelek, sok imut lagi najiss banget iuuhh."ujar catlyn sengaja menguatkan suaranya membuat Sahsa tertawa kuat. Sontak hal itu membuat Key bangkit dari kursinya lalu menghampiri meja Catlyn.
"Ulangi perkataan lo!"ujar Key tegas.
"Udah jelek, sok imut lagi. Kenapa ? salah, dia kan memang jelek dan tadi juga suaranya sok diimut - imutin. Najis tau ga."membuat Key geleng kepala.
"Lo cantik, tapi sayang pembully. Ga guna kalo cantik perlakuan kayak setan."
"Maksud lo apa, bilangin gue kayak gitu"ucap Catlyn meninggikan suara nya.
"Maksud gue dengan cara lo ngehina dia, ngebuat lo kayak setan."Dira mengampiri Key.
"Udah Key ayoo, gue gapapa kok. Gausah dipanjangi ya."bujuk Dira, dengan nada ingin menangis. Lalu ingin membawa Key kembali ke meja nya. Tapi saat Shasa berbicara membuat Key balik badan ingin menghajar Shasa .
"Lihat, temen lo aja ngaku kalo dia buruk rupa jadi gausa sok jadi pahlawan kesiangan lo."ujar Shasa .
"Udah secantik apa lo, sampe bilangin temen gue buruk rupa?"menggangkat satu alisnya."Urusin dulu tuh muka lo, yang bedaknya belepotan. Cih, kayak Tante -tante." cibir Key.
"Anjingg lo, lo tu yang kayak preman pasar."emosi Shasa."Ga diurusin lo sama orang tua lo, sampe kayak berandalan gini."
"ANJINGG LO, JANGAN BAWA - BAWA ORANG TUA GUE BANGSATT...."teriak Key membuat seisi ruangan menatapnya.
"APAA..GA TERIMA LO ?"ujar Sasha tak kalah kuat "Hahaha beneran ga diurus lo sama orang tua lo, anak pungut kali lo." cibir Shasa,terkekeh pelan .
Emosi Key benar - benar memuncak mendengar kata anak pungut. Ia memang tidak diurusi oleh orang tuanya tapi bukan berarti ia anak pungut. Tangan Key mengudara ingin menampar pipi mulus milik shasa, tiba -tiba tangan nya dicekal oleh tangan Darel agar tangan miliknya tak menyentuh pipi Shasa.
"Lo cewek, ga seharusnya lo main tangan gini!"peringat Darel menghempaskan tangan Key.
"Temen lo aja mulutnya yang kayak sampah. Berani menghina, dihina balik ga terima. Dasar ga sadar diri." omel Key menarik tangan Dira untuk keluar dari ruangan tersebut.
Dira hanya mengikut saja ,tangannya ditarik oleh Key ."Gue gapapa Key. Santai aja, udah biasa kok."ucap Dira pelan.Key langsung menoleh ke arah Dira.
"Tapi gue ga suka Ra, lo dihina kayak gitu ."
"Udah Key gue bener -bener gapapa. Lagipula yang mereka bilang bener kok." Dira menundukkan kepalanya.
"Raa.."panggil Key,lantas Dira menoleh."Gue punya tante,dia dokter kecantikan. Lo mau ga, perawatan sama dia?"tanya Key.
"Ga Key. ga ada yang perlu diubah , gue udah nyaman punya muka kayak gini ." ujar Dira .
"Tapi ra,kalo lo kayak gini mereka jadi semena - mena sama lo."kesal Key.
"Ga Key ,mau orang bilang gue jelek, hitem, gue tetep ga peduli."ujar Dira tegas.
"Terserah lo deh"pasrah Key lalu meninggalkan Dira begitu saja."Key...,dengerin guee dulu .Bukan nya gue ga mau keyy...."kata Dira menggejar Key. Tapi Key malah makin cepat jalannya. Dira berhenti lalu berlari ke toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATHUR
Teen Fiction"RAAA.. dengerin penjelasan gue dulu ra..! "fathur menarik tangan Dira membuat langkah Dira terhenti. "Apa.. Apa lagi yang mau lo jelasin?"tanya Dira "Gue ga bermaksud buat jadiin lo taruhan raa..gue bener bener su.. " "Ga bermaksud kata lo, bahkan...