"Sya!" panggil seseorang perempuan yang duduk di sebelahnya.
"Hmm" balas yang mempunyai nama tanpa melihat orang yang memanggilnya.
"Liat dulu sini"
"Iyah, bentar" balas Arsya yang terus fokus dengan layar ponsel nya dan menghiraukan kekasihnya.
Karena kesal perempuan itu beranjak dan pergi meninggalkan Arsya.
"Iya kenapa" Arsya menutup ponselnya dan melihat kekasihnya sudah tidak ada di samping nya.
"Loh, Na. Nana!" teriak Arsya terkejut kala tidak menemukan kekasihnya.
Arsya beranjak mengelilingi taman mencari Nana kekasihnya. Dan ya Arsya menemukan Nana yang sedang duduk di pinggir danau dan melemparkan beberapa batu ke danau.
Dengan cepat Arsya berlari dan menghampiri kekasihnya.
"Ngapain?" tanya Arsya tak merasa bersalah dan duduk di samping Nana.
"Lo yang ngapain" jawab Nana ketus.
"Udah sana, pacaran aja sama handphone" lanjut Nana yang masih kesal.
"Jadi ini yang buat kamu marah?" tanya Arsya yang mengeluarkan ponselnya.
"Yaudah" ucap Arsya dan melempar ponselnya ke danau.
"Lo gila ya" sentak Nana.
"Kalo anak-anak nyariin lo gimana?"
"Gak peduli"
"Gue lebih takut kalo lo marah sama gue" ucap Arsya.
"Gue gak marah, gue cuma gak suka kalo lo terlalu sibuk dengan handphone. Apalagi depan gue, itu buat gue overthinking" balas Nana menatap Arsya sendu.
"Sorry" ucap Arsya merangkul kekasihnya Nana dan menyandarkan kepala Nana di pundaknya.
"Hmm" Nana hanya berdehem sebagai jawaban.
Arsya dan Nana menatap pemandangan langit sore di danau. Dan sesekali Nana melemparkan batu ke danau.
"Na!" Panggil Arsya.
"Hmm"
"Kalo semisal gue hilang, lo mau cari gue nggak?" tanya Arsya.
"Emangnya lo mau kemana?" bukannya menjawab tapi Nana bertanya kembali.
"Ya nggak kemana-mana sih"
"Yaudah kalo nggak kemana-mana ngapain di cari" jawab Nana santai.
"Hah,," Arsya menghela nafas panjang.
Nana terkekeh ketika melihat ekspresi Arsya.
"Kalo lo hilang gue gak bisa janji buat cari lo, karena gue yakin kalo kita bakal sama-sama, kalo lo hilang berarti gue juga hilang begitupun sebaliknya" ucap Nana menatap langit sore.
"Ngapain lo malam-malam di sini?" ucap seseorang yang membuyarkan lamunan Arsya.
Ya, semuanya hanya lamunan dan memori 3 tahun lalu yang Arsya ingat. Arsya tengah duduk di bangku taman sendirian dengan mengingat kebersamaannya bersama Nana dulu, dan tepat nya di taman ini.
Arsya datang ke taman ini karena tiba-tiba saja ia mengingat Nana nya dan memutuskan untuk datang ke sini walaupun sudah malam.
"Lo sendiri ngapain ke sini?" tanya balik Arsya terhadap orang yang sudah duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Ustadzah
Novela JuvenilBanyak cerita yang awalnya tidak suka tapi setelah lama selalu bersama rasa suka dan cinta pun mulai tumbuh. Apakah cerita itu juga akan terjadi pada seorang pemuda yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nya dengan seorang wanita anak dari salah s...