58. Meninggalkanmu Di Jalan Ini

517 123 16
                                    

Kylie menghapus air matanya. Perempuan itu mencengkeram bahu Fergio dan membawanya kembali duduk di sofa. Kylie bisa melihat mata Fergio yang mulai kemerah-merahan. "Tuan, jangan seperti ini."

"Kylie, kumohon maafkan aku, dan kira perbaiki hubungan kita, ya?" Fergio menatap wajah Kylie, pria itu yakin jika Kylie pasti akan memaafkannya.

"Tidak, Tuan. Aku memaafkanmu tapi untuk hubungan kita, aku sudah memutuskannya. Kita berakhir sampai di sini."

Fergio menggeleng, ia mengguncang tubuh Kylie. "Lalu bagaimana denganku, Kylie? Kau akan tega membiarkanku selalu merasa bersalah seperti ini? Aku baru menemukan sahabatku-"

"Lantas bagaimana dengan aku? Aku juga baru menemukan sahabatku tapi dia justru memberiku luka yang sangat dalam. Sudahi dramamu, kau dan aku sama-sama kehilangan sahabat kecil kita. Anggaplah semua itu hanya khayalan masa kecil. kau masih memiliki Jennifer, kekasihmu. Kau mencintainya bukan?" Kylie menyela ucapan Fergio.

"Bukankah istriku saat ini adalah kau? Lantas untuk apa aku harus mengejar Jennifer? Itu sudah tidak penting, ya meskipun aku masih mencintainya."

Dada Kylie terasa sesak saat mendengar penuturan Fergio. "Kau mempertahankanku hanya karena kau iba kepadaku, kau tidak benar-benar mencintaiku, Tuan!"

"Ku akui jika sampai saat ini aku masih belum memiliki perasaan apapun kepadamu. Tapi aku mohon aku akan berusaha untuk semua itu. Aku akan–"

"Shtt ... ." Kylie meletakkan telunjuknya di depan bibir Fergio. "kau tidak bisa melakukan itu. Kau hanya akan menyakiti hati kami. Kau akan menyakiti Jennifer jika kau memilihku, dan tentu saja aku pun tidak akan merasa bahagia karena aku tahu orang yang kau cintai adalah Jennifer, bukan aku."

"Kylie ... ." Fergio berucap lirih, ia tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan.

"Untuk apa memiliki ragamu, jika hatimu masih bertumpu pada perempuan lain? Aku tidak bisa tuan. Aku tahu, tidak mudah menghapus perasaanmu untuk kekasihmu bahkan jika ia sudah menjadi mantan sekalipun. Pergilah, nikahi kekasihmu yang sempat tertunda karena aku." Air mata kembali mengalir di kedua pipinya, rasanya sangat sakit saat harus merelakan pria yang berstatus sebagai suaminya itu pergi dengan wanita lain. Terlebih dia bilang jika pria itu belum mencintainya.

Fergio terdiam sejenak, ia kemudian mengangguk membenarkan apa yang dikatakan Kylie. Tidak mudah menghapuskan perasaannya begitu saja.

"Apa kau tidak akan merasa sakit jika aku meninggalkanmu?" tanya Fergio kemudian. Namun, tidak ada jawaban dari mulut Kylie, bibirnya seolah terkunci oleh rasa sakit yang ia rasakan.

Melihat Kylie yang hanya diam Fergio mengangguk pasrah. "Baiklah, jika itu bisa membuatmu bahagia. Aku tidak bisa memaksa. Aku akan kembali dan membawakan surat cerai untukmu."

Kylie hanya bisa terdiam tanpa kata, air mata terus membanjiri pipinya. Kalimat yang keluar dari mulut Fergio benar-benar menyakitkan. Meskipun ia yang meminta tapi ia tak dapat memungkiri jika hatinya benar-benar teriris. Ia tidak menyangka jika pernikahannya akan berakhir secepat ini.

"Jangan menangis, kau tidak pantas menangisi pria sepertiku. Kylie, aku tahu kau mencintai Mark, adikku." Fergio menyeka air mata di pipi Kylie.

Tanpa Fergio ketahui jika Kakak Gie adalah cinta pertama seorang Lily. Bertahun-tahun ia menanti pria itu. Namun, ketika ia baru saja bertemu, perpisahan justru sudah menunggu di ambang pintu.

"Tuan–"

"Aku akan menghubunginya nanti. Maaf aku telah memisahkan kalian." Fergio mendekatkan diri ke tubuh Kylie, kemudian merengkuh tubuh perempuan itu.

Tanpa sepengetahuan Kylie, pria itu kini tengah menitikkan air mata. Air mata yang tidak pernah ia keluarkan untuk siapa pun selain untuknya dan kedua orang tuanya.

Unhappy Queen [ 18+ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang