.
.
.꧁𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓲𝓷𝓪꧂
____________________
Seumur hidup Nina belum pernah berkutat dengan penggorengan. Hal terlumrah yang ia lakukan di dapur adalah mengambil air dingin dari dalam kulkas.
Dan sekarang, pagi ini, si Radheska Kampret Dewangga itu memintanya untuk membuatkan sarapan.
Tangan kanan Nina sudah memegang spatula, satu-satunya yang terlintas di otaknya hanya telur goreng.
"Tarik napas, Nina. Santai. Ini cuma goreng telor." Nina menghirup napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. "Telurnya juga telur ayam, bukan telur T-rex."
Sebutir telur sudah terletak disebuah mangkuk, siap untuk dipecahkan. Kompor sudah menyala, minyak juga sudah panas terlihat dari asap yang mengepul diatasnya.
Nina mengambil telurnya dan memecahkan hingga isinya tumpah ke tengah wajan.
"Aw, " Nina meringis saat tangannya terkena letupan minyak. Gadis itu mundur selangkah, menjaga jarak tapi tetap saja masih ada beberapa letupan minyak yang mengenaik kulitnya. Ia meringis, karena rasanya sedikit panas dan perih.
Tak lama kemudian, telur goreng buatannya sudah siap. Nina meletakannya diatas piring kecil dan membawanya ke meja makan.
"Tumben si Om belum turun," gumam Nina. Jam dinding sudah diangka tujuh pagi, biasanya Radheska sudah siap di meja makan.
"Masih ngorok kali ya?" Nina memutar tubuhnya hendak kembali ke dapur.
"Sudah dibilang saya tidur nggak ngorok!"
Panjang umur! Baru saja diomongin udah muncul.
"Iya in aja biar seneng," sahut Nina asal.
"Tidur sama saya sini kalau nggak percaya!" Radheska makin sewot saat melihat ekspresi Nina yang seakan mengejeknya.
"Idih, modus ye. Udah tua juga."
Nina kembali dari dapur membawa sebotol besar berisi air putih, lalu menarik satu kursi dan duduk disana sedangkan Radheska sudah duduk didepannya.
"Begini aja sarapannya?" tanya Radhes saat melihat hanya nasi putih, telur ceplok dan sambel kecap yang tersaji di depannya.
Nina mengangguk dengan penuh percaya diri. "Incipin, Om. Tapi saya nggak tanggung jawab ya kalau ketagihan."
Karena waktu yang mepet, tanpa babibu Radhes menyendok nasi ke piringnya dan mengambil satu telur untuk lauknya.
Di tengah-tengah makannya, lelaki itu berhenti mengunyah. "Kok hambar?"
"Hah?"
"Ini telur kamu hambar! Kamu nggak masukin bumbu?"
Nina menepuk kepalanya. "Aduh! Lupa belum dikasih garem, Om!"
Hilang sudah selera makan Radheska. Rasanya nggak sanggup kalau setiap hari harus seperti ini.
Tangannya mengambil segelas air putih dan meminumnya habis. Saat berdiri, Radhes menangkap kulit Nina yang berwarna merah di beberapa bagian.
Sontak, lelaki itu duduk lagi. "Sini kamu," titahnya.
"Apa lagi sih, Om? Saya salah apa lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENINA [Hunsoo]
RomantizmMa chérie : KARENINA [On Going] *** Nasib apes harus dialami Nina ketika hidup mewahnya berubah karena orang tuanya bangkrut. Belum lagi, ia dititipkan pada lelaki asing yang super duper judes dan galak tapi ganteng. Ditambah lagi lelaki itu tiba-ti...