Lista dan Rion sudah memutuskan hukuman apa yang akan diberikan atau lebih tepatnya permainan, tadi Aurora tiba-tiba saja menghampiri mereka dan mengatakan jangan memberi hukuman dan lebih baik bermain game saja. Labil memang.
"So gamenya apa?" Tanya Aurora.
Anggota osis sedang berkumpul sedangkan peserta mos sedang asik berbicara atau memainkan handphone. Dan yang berdiri di depan berusaha menguping apa yang sedang dibicarakan anggota osis.
"Karena disini ada balon jadi gua sama Rion mutusin buat main game mecahin balon. Gamenya buat dua orang. Kayak balonnya ditaro ditengah terus digencet sama dua orang itu. Nah orangnya itu mereka yang ada disana dan anggota osis disini. Mereka yang milih, dimulai dari yang paling akhir maju ke depan." Jelas Lista.
Aurora mangguk-mangguk. "Bagus juga, keliatannya seru." Balasnya.
"Gua liat di aplikasi joget-joget sih seru," sahut Rion.
"Oke setuju."
Aurora menepukan tangannya cukup keras untuk menarik perhatian para peserta mos. Saat suasana hening Aurora mulai berbicara tanpa menggunakan microphone.
"Okay, gue gak tau kalian bakal nyesel apa gak karena gak ikut atau ikut main game ini. Jadi bawa santai aja. Gue emang bilang mau ngasih hukuman tapi pas pertama tadi, gue bilang bawa santai aja jadi yaudah gue ubah— hukuman jadi game, buat yang di depan tentunya."
"Nah buat yang duduk, kalian bisa ngemil sambil nyaksiin game ini. Tapi gak boleh makan makanan pokok sebelum istirahat. Ngerti kan maksud gue?"
"Ngerti kak!"
"Okay. So game nya mecahin balon gitu, dua orang. Anggota osis sama yang calon siswa dan siswi sekolah ini. Pemilihannya dimulai dari siswa yang paling akhir maju ke depan."
Aurora berpikir sejenak. "Hmmm, Apin?"
"Iya kak," jawabnya ceria.
"Mau main game sama siapa?" Tanya Aurora.
"Sama kak Reese." Jawabnya lagi dengan ceria. Anggota osis hampir seluruhnya terkejut karena ada yang memanggil Aurora dengan panggilan Reese.
Aurora menghela nafasnya. "Udah gue bilang, panggil gue Ara atau kak Ara. Jangan yang lain. Lu bakal kena denda kalo ada di kelas gue." Desisnya sambil menghampiri Calvin yang terkekeh.
"Buat kalian, jangan pernah panggil gue Aurora atau Reese. Kalian cuman boleh manggil gue kak Ara atau Ara. Atau boleh juga Ra. Tapi jangan yang lain." Ucapnya tajam. "Kalo kalian gak mau gue giniin." Lanjutnya.
Plak
Aurora menggeplak belakang kepala Calvin lagi— tidak terlalu keras. Sedangkan sang korban hanya tersenyum sambil mengusap bagian yang dipukul Aurora.
"Santai aja adek-adek, kak Ara kalo lagi emosi emang gitu. Jadi jangan buat kak Ara emosi ya? Kalo gak, sekolah ini bisa ancur." Kelakar Fakhri, berusaha mencairkan suasana. Peserta mos pun mengangguk dan tersenyum.
"Apin gak mau bareng sama gua aja?" Tawar Fakhri dengan senyum ancaman.
Calvin memasang wajah datar. "Gak." Jawabnya dingin.
"Oke selanjutnya," titah Klaris. Ia yang melanjutkan acara pemilihan karena Aurora dipilih pertama. Hanya ada 20 dari 290 yang salah.
Setelah semuanya selesai memilih— game pun dimulai dengan Lion sebagai wasit. Tadi ada seorang siswa yang ingin Carla menjadi pasangannya, namun langsung ditolak mentah-mentah oleh Lion.
"Siap?" Tanya Lion. Mereka pun saling mendekat denga balon yang ditaruh di tengah badan mereka.
"Kecil," ucap Calvin sangat pelan saat merangkul pinggang Aurora dengan kedua tangannya.
Calvin menoleh sebentar ke arah Cadey dan Cakra. Mereka berdua sudah sangat paham apa yang diinginkan oleh teman masa kecil mereka yang satu itu. Calvin ingin salah satu dari mereka memfoto Calvin dengan Aurora saat ini.
Ya, mereka bertiga sudah berteman sejak kecil. Terutama ayah mereka yang memiliki pekerjaan dibidang yang sama dan menjalin kerja sama.
"Lain kali cukup panggil gue kak Ara. Jangan yang lain. Ini peringatan terakhir." Ingatnya sambil menatap dada bidang Calvin.
Calvin tersenyum kecil, nada bicaranya pun langsung berubah— menjadi sangat berdamage bagi hati Aurora. "Then, how about mommy? Can i call you mom, Reese?"
Jujur Aurora tidak ingin tersenyum! Tapi entah kenapa sudut bibirnya malah terangkat. Ia kembali memasang wajah datar saat mendengar Calvin terkekeh.
"Gue bukan emak lu." Jawab Reese.
"Mulai!" Teriak Lion.
Calvin langsung manarik pinggul Aurora membuatnya sedikit terkejut. "Anjrit! Lu kalo mau mulai ngasih aba-aba dulu apa, kek tu wa ga!" Geram Aurora sambil berteriak berusaha menoleh menatap Lion.
"Lu nya aja yang keasikan romantisan sama siswa paling tampan di sini!" Lion membalas sedikit berteriak..
"Kamp—"
"Look at me, Reese." Titahnya degan nada dingin. Aurora langsung mendongak menatap Calvin, sedikit merinding melihat wajah Calvin yang menatapnya tanpa ekspresi.
Calvin langsung menarik pinggul Aurora dengan sedikit lebih kencang.
"So how? I call you mom or Reese?"•Older Me•
ajwiwhabwkba kenapa auroranya seketika berubah jadi kek plus plusss maapinnnn AHHAHAHA
oh yes, kan pas waktu calvin dan sekawananya bawa motor itu kan motor mahal ya, ratusan juta harga
dan Aurora gak tau mana jenis motor mahal mana jenis murah, menurutnya semua jenis motor harganya sama
so kalo ada yang kepikiran itu kan motor mahal kok ara gak nanya ke calvin dia punya pembantu atau gak ya gitulah jawabannya buat yang kepikiran aja dan tau harga motor
soalnya ran juga baru kepikiran tadi wohiooo
salam jodoh, rangurlazy
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞
Teen Fiction"Shut up! I'm olders you!" "But i'm your boyfriend!" ΔCover dan foto yang ada di dalam cerita berasal dari pin meski tidak semua!Δ Higest rank : #1 in junior [17-05-2022]