Ya, Luciel tak pernah memiliki kenangan yang indah saat berulang tahun...
Kecuali hari itu.
Luciel kecil hanya tersenyum maklum mengetahui Sang Ibu belum juga pulang. Padahal sudah selarut ini. Bahkan hari lahirnya pun sudah hampir lewat.
Luciel kecil berusaha untuk selalu tersenyum, supaya Mamanya percaya dia baik baik saja di rumah tanpa kehadiran siapapun. Dia slalu dan slalu memasang topeng itu sekuat tenaga, berusaha memahami keadaan orang tua satu satunya itu, berusaha tak egois, tak banyak merengek dan meminta.
Ini bukan kali pertamanya bukan, dia dilupakan begini?
Tapi, normalnya anak anak seusia Luciel kecil takkan bisa tak sedih ketika ulang tahunnya dilewatkan oleh satu satunya orang yang telah melahirkan dirinya.
Tapi Luciel sekuat tenaga memakluminya. Maksud ku, hei, anak mana yang tak sedih dikala harusnya orang tuanya meluangkan waktu setidaknya sehari saja untuknya malah takpernah ada?
Bahkan disaat dia berulang tahun begini?
Luciel lagi lagi tersenyum maklum.
Tetangganya bilang ia anak haram.
Anak haram itu adalah anak yang lahir di luar pernikahan, yang tak diinginkan kehadirannya oleh Ayah atau ibunya.
Jadi... Harusnya sudah jelas dong?
Tak pernah ada yang menginginkan dia terlahir di dunia ini. Bisa diurus sebaik mungkin oleh Sang Ibu harusnya sudah cukup bukan?
Luciel sudah berusaha. Berusaha menahan rasa sakit itu sendirian.
Tapi...
Tes.
... Air mata itu tak bisa dibendung lagi.
Untuk pertama kalinya, dia ingin sekali rasanya menangis meraung. Dia ingin sekali menjerit dan berkata tak adil pada Sang Ibu. Dia ingin menyalahkan Sang Ibu yang tak pernah ada untuknya.
Dia ingin..
Dia ingin, setidaknya, sekalii saja seumur hidupnya ada yang mengingat hari dimana dia lahir.
TAK APA BUKAN ORANG LAIN! DIA TAK BUTUH DIINGAT OLEH SIAPAPUN!
TAPI DIA MAU SATU ORANG SJAA MENGINGATNYA!
DIA HANYA INGIN IBUNYA YANG MENGINGATNYA!
Luciel kecil pergi ke kamar ibunya, mengambil baju ibunya lalu membawa nya ke kamarnya, memeluk erat baju itu sambil terisak perih.
"Sel--selamat ulang tahun, Putraku sa-sayang.." bisiknya parau. "Semoga panjang umur, sehat selalu, makin pintar.. Semoga anak manis ku ini diberi limpahan kasih sayang dari Tuhan.." Luciel memejamkan mata, membayangkan sosok Sang Ibu memeluknya erat dan mengatakan hal itu padanya. "Besok kita jalan jalan ya? Berdua aja!" bayangan itu dibuat semirip mungkin seperti ibunya.
"Eh? Hiks.. Ta-- tapi... Ma--mama kan banyak kerjaan.. Jadi-- ti--tidak usah Ma.." balas Luciel sambil tersenyum manis, tersenyum lebar dan bahagia meski air maya terus mengalir di pipi mungilnya.
"Non non! G--gapapa sayang... Mama udah ko--kosongin waktu untuk Luciel kecil ku..." Luciel lagi2 menyuarakan kata2 ala Sang Mama.
"... Ma--Makasih.. Mama.. Hiks.. Udah... Luangin-- waktu.. Untuk.. Anak-- hiks.. Seperti ku.." air maya itu semakin mengalir deras. Dipeluknya erat baju Sang Mama, rasanya dia ingin sekali bayangan itu menjadi nyata...
Tok tok tok.
Luciel kecil berhenti berkhayal. Mengedip2 kan kedua bola matanga yang besar, Luciel kecil mencoba meyakinkan diri apa ada seseorang di luar sana atau tidak.
Tok tok tok.
... Apa dia sedang bermimpi? Apa itu Sang Mama yang pulang?
Luciel kecil segera mencuci mukanya secepatnya. Dia makin semangat rasanya!
Mungkinkah kali ini Mamanya tak lupa hari ini hari apa?
Luciel membuka pintunya dengan bersemangat hanya untuk kecewa. Ah, seorang anak lelaki yang tampak lebih tua darinya tersenyum kecil.
Luciel kecil merasakan kecewa yang amat sangat, tapi dia berusaha memaksakan diri untuk menyunggingkan senyum manis seperti biasanya.
"Kakak kenapa disini? ini kan udah malam.." tanya nya sambil memiringkan kepalanya.
"Ssshhbjangan keras2. Aku kesini diem diem loh Luciel..." kata anak itu sambil menunggingkan senyuman lebar.
Luciel makin heran. "Kenapa? Kakak sendirian pula.. Emangnya ga takut?" tanyanya menatap anak lelaki itu.
"Tenang aja! Aku gapapa kok. Ah ya, belum lewat kan?" gumam anak laki laki itu sambil melirik jam dinding yang ada di depan bagian depan rumah Luciel.
"Ah, ayo kak masuk dulu..." Luciel kecil tak memahami maksud kedatangan anak itu mempersilahkannya masuk. Ini kan sudah malam, masa anak kecil berumur 7 tahun ke rumahnya malam malan begini. Meskipun rumah mereka bersebelahan sih...
"aku ga lama lama kok, Nanti bahaya kalo ketauan Kakak." anak lelaki itu mengeluarkan kedua tangannya yang dia sembunyikan di belakang punggungnya sedari tadi.
Hati Luciel kecil seperti dihantam oleh sesuatu saat melihat anak itu memperlihatkan tagannya berisi kue cupcake coklat dengan tulisan 'HBD Luci!' acak acak diatasnya.
Luciel kecil terdiam. Matanya berkaca kaca.
sementara itu, anak lelaki itu menunggu dengan sabar reaksi Luciel.
"Ma-- Maka-- sih.. Udah inget..." suara menyedihkan itu datang dari mulut mungil Luciel. Astaga! Luciel, berhentilah cengeng!
Luciel segera menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya. Sungguh, dia sangat senang! Ada yang ingat soal dirinya loh!
Bahkan rela membuang waktunya untuk anak seperti dia..
Anak laki laki itu tersenyum kecil. "Selamat ulang tahun Luci maaf ya cuma bisa kasih ini" ucapnya pelan. Berpikir kalau Luciel menangis karna kuenya terlalu kecil. Kue ulang tahun kan harusnya kan besar...
Tapi Luciel hanya tersenyum manis. Meski degan air mata yang masih ada di pelupuk matanya. "Makasih Kakak Luci seneng kok, akhirnya-- maksud ku Kakak mau repotin diri buat ingat ulang tahun ku" katanya sambil tersenyum lebar.
Anak itu tersenyum cerah. Syukurlah dia bisa membuat Luci senang!
"Nah, jangan sedih lagi ya... Ini makan kuenya biar senyum lagi^^" kata anak itu semangat.
"ah, tapi ga ada lilinnya.." gumam Luciel pelan. Melihat wajah anak lelai dihadapannya murung membuat Luciel panik. "A-Ah! Kan bisa dibayangin!" katanya sambil menagkupkan kedua tangannya, lalu meniup cupcake tersebut seolah-olah ada lilin disana.
Anak itu mencium pipi Luciel sekilas. "Happy Birthday, Luci!^^" kata anak itu senang.
Dan itu adalah ulang tahun pertama dan terakhir yang terindah yang pernah Luciel rasakan.
A.n: hbd diriku, semoga jiwa angst gue berkurang buat bikin kisah sad buat Luciel:") kasian bat anjir anak ini kema dzolim mulu /cry semua sayang Luciel kok, maap ak bikin kisahmu sedih terus /cry
KAMU SEDANG MEMBACA
just Random Book
Fantasicuma cerita kosong biasa(?), entah itu buat pemenuhan tugas atau ungkapan isi hati karakter(?). jangan heran sama isinya yaa wkwk cuma book random kok :D