Dear Diary.
Sejujurnya aku sudah menyangka hal seperti ini akan terjadi cepat atau lambat, tapi yang gak aku sangka adalah bagaimana alurnya bisa seperti ini.
******
Aku sudah mendengar kabar mengenai Yuel yang tiba-tiba menghilang sejak 2 bulan yang lalu, hanya saja ada yang sebenarnya mengganjal.
Kenapa para dosen yang mengajar di kelas Yuel gak mengatakan apapun tentang absen Yuel yang selalu terisi. Ada kemungkinan kalau teman-temannya yang mengisi absen itu, tapi semua tugas individu tetap dikerjakan atas nama Yuel. Malahan pada tugas kelompok pun masih ada nama Yuelin Longwang.
Prof. Zhongli sudah bertanya pada anak-anak sejurusan Yuel dan dosen yang mengajar, tapi semuanya mengatakan tidak melihatnya datang ke kelas.
Aku pernah mencoba mengecek alamat e-mail yang digunakan 'Yuel' mengirim tugas, tapi hasilnya mengatakan kalau alamat e-mail itu sudah gak aktif.
Aku gak tau apakah itu teman-temannya yang sangat solid atau Yuel sebenarnya menghilang tanpa berniat menghilang? Dia hanya pergi menjauh, bukan benar-benar melepas kehidupannya.
Tapi untuk alasan apa dia melakukan sampai sejauh ini?
Aku tau aku gak lagi punya hak untuk mencampuri urusan yang berbau Yuelin, tapi melihat bagaimana Prof. Zhongli makin hari makin kelihatan depresi. Membuatku jadi kasihan melihatnya tiap kami berpapasan.
"Diluc"
Aku tersentak kaget mendengar suara yang baru saja aku bicarakan dalam pikiranku sendiri. Kenapa tiba-tiba beliau sudah di ruang dosen? "Prof. Zhongli? A-Ada yang bisa saya bantu"
Ah, sial. Kenapa aku jadi gugup begini?
"Kamu pernah kontak dengan anak saya?" tanya beliau.
Apa mungkin Prof. Zhongli mengira aku dan Yuel masih sering chat?
"Setelah kami putus, kami jarang kontakan lagi. Terakhir mungkin 3 bulan yang lalu" itu pun karna Yuel bertanya bagaimana kabar hubunganku dengan Kaeya.
"Begitu ya" Prof. Zhongli menghela napas, tapi sebelum beliau berbalik dan pergi aku segera menahannya.
"Professor, saya akan berusaha mencari Yuelin juga"
Prof. Zhongli terkejut kemudian tersenyum dan mengangguk, setelah itu barulah beliau pergi.
Aku menghela napas panjang, aku tau aku yang mengatakan itu tapi aku sendiri gak begitu tau harus mulai mencari dari mana. Kepolisian masih gak menemukan jejak Yuel dimana pun, kemungkinan besar mereka mencari pada tempat-tempat yang biasa didatangi Yuel.
Masalahnya tempat-tempat yang didatangi Yuel bukan cuma cafe, mall, atau toko skincare. Yuel lebih dari itu.
Aku sudah tau tentang kerja sampingan Yuel, beberapa minggu setelah kami bertunangan tepatnya.
Yuel memberitahuku karna gak mau aku menyesal karna bertunangan dengan orang yang punya pekerjaan sepertinya, tapi pada akhirnya aku menerimanya. Bahkan aku beberapa kali memberinya bantuan koneksi jika dia membutuhkannya.
Hal yang aneh (selain kenyataan hingga sekarang Yuel belum bisa membeli PS 5) adalah Yuel lebih memilih memberitahuku daripada keluarganya. Padahal ayah dan adik-adiknya juga berhak tau apa yang Yuel lakukan selama ini.
Dulu aku gak mau dia menerima bantuan dari Tuan Muda Raelicht V, selain karna hubungan keduanya gak bisa dikatakan baik, aku juga yakin aku bisa membantu Yuel jika hanya koneksi yang dia butuhkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Seorang Anak Archon S1
FanfictionDear Diary. Aku hanya ingin punya keluarga yang normal tapi dari lahir aja udah gak normal, gimana dong? . . . WARNING : - YAOI bertebaran (YURI juga ada tapi dikit, straight juga ada) - Bahasa kasar - Chara rawan OOC - Bau-bau konten dewasa - Baha...