10 : Berdamai dengan keadaan

18 5 1
                                    

    Soobin keluar dari ruangan santai MyBigHouse. Menuju keluar agensi tersebut. Ia butuh ketenangan.

    Mungkin ini terlihat sepele, tapi Soobin tau rasa sakit yang Beomgyu rasakan, lebih dari itu. Lebih dari sekadar sedih dan kecewa, Beomgyu di bully oleh teman-temannya karena tak kunjung diterima sebagai trainee. Terbayang berbagai cerita menyakitkan yang Beomgyu ceritakan padanya.

*Flashback On

SMA HANKOOL CITY

    "Akh, akh! Ani, ani! Hentikan, kumohon! Ampuni aku!" tubuhnya tergeletak. Dan beberapa anak laki-laki itu terus menendang tubuhnya. Ia menutup wajahnya dan sebagian bagian tubuhnya yang sekiranya masih mampu ia lindungi dengan tangan. Ia menangis kesakitan.

    "Ya, haha ... Ayo, terus pukul dia! Haha ... Biar manusia bodoh ini segera berpikir, kalau dia hanya sampah!"

    "Ya, haha ... Ayo semua, kita beri dia pelajaran karena terlalu omong besar."

    "Ya! Hentikan. Aku mohon, jangan sakiti aku."

    Buk, buk, buk

    Buk, buk, buk

    "Yaaa!"

    Beomgyu mengelak dari serangan anak-anak itu. Lalu menatap mereka dengan tatapan nyalang.

    "Sejak dahulu sering kali ku katakan, entah bagaimanapun kalian akan memperlakukanku. Seburuk apapun. Sekeji apapun. Aku akan tetap menggapai mimpiku. Aku tidak akan menyerah. Aku akan membuktikan pada kalian suatu hari nanti. Bahwa penilaian kalian salah, aku, aku ... aku akan menjadi seorang idol! Aku akan berhasil! Aku akan buktikan pada kalian!"

*Flashback off

    Cerita pembullyan itu masih sangat teringat dalam memori Soobin. Soobin menangis dalam langkahnya, lalu terhenti. Dan tubuhnya jatuh. Ia tidak percaya Yeonjun tidak memberi tahu tentang pendaftarannya sebagai trainee. Terlintas perkataan Beomgyu 1 tahun lalu. Mungkin itu jugalah masa dimana Yeonjun memulai kebohongannya.

"Aku tidak mau jadi idol, jika tidak ada kedua kakakku. Kita sudah cukup memiliki banyak jarak selama ini. Kita tidak cukup terbuka. Aku ingin kalian ada untuk saling mengerti dan bahagia bersama. Aku ingin Yeonjun-Hyung dan Soobin-Hyung yang mendaftarkanku sebagai trainee. Kalian yang akan menjadi gerbang untukku."

    "Pabo-ya! Pabo! Yeonjun Pabo! "

    Keesokan harinya...

    "Ah, jinjja? Daebak. Kau harus mendaftar Binnie. Ini kesempatan emas untukmu." ucap Ryn.

    "Ah, ne, aku akan memikirkannya nanti. Aku juga belum memberitahu Beomgyu, aku masih terlibat perang dingin dengan Yeonjun-Hyung tadi malam. Dia benar-benar menyebalkan."

    "Haha, sudahlah. Dia itu kakakmu. Dia juga bisa melakukan kesalahan." Ryn mengelus rambut Soobin sembari sedikit jinjit.

    "Haha, kau ini. Mau kugendong supaya tanganmu sampai ke kepalaku?"

    Ryn terkejut mendengarnya
tapi dia berusaha menanggapinya dengan tenang dan justru menantang Soobin.

    "Memangnya kau bisa menggendongku? Memang kau kuat?" Ryn mendelik dengan tatapan menggoda.

    "Kuat!" ucap Soobin menatap Ryn dengan tatapan menantang.

    "Masa sih?"

    Tiba-tiba Soobin pun merangkul kedua kaki Ryn dan dengan mudahnya mengangkat tubuh Ryn. Ryn yang terkejut berteriak. Soobin kemudian menatapnya, dan memberikan isyarat supaya Ryn diam, Ryn pun diam.

Loslassen [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang