"Letta! Kamu ngapain bentak Caca hah!" Suara tegas itu terdengar memekikkan telinga.
Seseorang bersuara tegas itu menatap gadis yang di panggil Letta, dengan pandangan tajam dan nafas memburu, pertanda seberapa emosi dirinya sekarang.
Sedangkan sosok Letta, gadis itu menatap sang pria dengan pandangan memuja. Memang ketampanan dari pria bersuara tegas itu tidak dapat diragukan, namun sepertinya pria itu cukup mudah tersulut emosi.
"Letta gak sengaja Bang, lagian si Caca kok yang salah, ngapain coba ngejatuhin minumannya di tangan aku" Balas Letta mencari pembelaan.
Carletta Celicia Vuitton, sapa saja gadis itu dengan sebutan Letta atau Arel. Gadis dengan surai coklat tua, dengan iris hijau zamrud yang indah.
"Bener, kamu numpahin minuman kamu di tangan Letta?" Tanya pria itu pada gadis yang di panggil Caca.
Sherlina Nastiva, entah dari mana sapaan Caca itu berasal, namun orang-orang memanggil gadis itu dengan panggilan Caca.
Gadis dengan rambut kepang berwarna hitam legam, dengan bola mata coklat terangnya. Jika di perhatikan dengan seksama, gadis itu akan terlihat manis jika sedang tertawa.
"Aku gak sengaja, tadi aku kesandung meja terus gak bisa jaga keseimbangan, akhirnya minumnya tumpah deh" Balas gadis itu.
Sang pria menghela napas pelan. "Udah denger kan Let? Sekarang mending kamu balik ke kelas deh, jangan buat masalah lagi please" Titah pria itu pada Letta.
Namun Letta tak bergeming, ia masih menatap pria itu dengan tatapan memuja.
Sebaliknya, setelah mengatakan hal itu, pria dengan rahang tegas itu menggandeng lengan Caca meninggalkan kantin sekolah mereka. Mungkin menuju UKS untuk mengecek kondisi dari Caca.
Setelah pria berahang tegas yang bisa disapa dengan panggilan Arsen itu menghilang bersama Caca, ditelan jarak. Pandangan yang tadinya bersinar itu perlahan meredup.
Sebuah helaan napas keluar dari bibirnya, ia berjalan meninggalkan kantin, tanpa perduli kondisi tangannya yang terasa begitu terbakar, akibat panas dari coklat panas yang tadi menumpahi tangannya.
.........
Di pagi hari yang cerah, seorang gadis tengah menatap susunan sepatu dengan berbagai warna dan merk berbeda yang tentunya berharga fantastis.
"Pake sepatu yang mana yah? Emm ini aja lah" Pilih gadis itu.
Gadis itu adalah Grey, Grey akan berangkat ke apartemen milik sepupu nya, hanya sekadar untuk bermain bersama teman sebaya, sebab Grey tidak memiliki teman selain para sepupunya.
Grey berangkat dengan menggunakan mobil lamborghini milik Mommy nya, Grey menggunakan mobil milik Mommy nya, sebab Mommy nya sendiri juga sedang menggunakan mobil miliknya. Mereka semacam bertukaran mobil untuk hari itu.
Ketika sedang enak-enaknya menyetir, tiba-tiba saja seekor kucing yang entah dari mana asalnya, menyebrang ke jalanan. Karna memang pada dasarnya Grey menyukai hewan, ia mengerem mobilnya secara mendadak.
Namun tanpa Grey sadari, ternyata perbuatannya itu menyebabkan sebuah kecelakaan beruntun. Sang kucing yang membuat Grey mengerem mendadak itu loncat dan masuk ke dalam mobil milik Grey yang kaca mobilnya terbuka akibat tubrukan hebat pada jalan raya pagi itu.
Grey sendiri hanya setengah sadar sekarang, kepala gadis itu berdenyut hebat. Apalagi ketika kucing putih itu menyentuh helaian rambut milik Grey.
"Yaampun, kepala gue sakit banget, pengen keluar juga gak bisa. Kaki gue kejepit lagi" Gumam Grey sebelum pandangannya sepenuhnya memburam.
♡♡♡
499 kata
30 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Not Letta
General FictionGrey gadis jutek namun juga ceria, gadis itu baru berusia 17 tahun, atau tepatnya kelas 12 SHS. Dengan parasnya yang cantik, ia mampu menarik perhatian orang-orang, ditambah dengan kondisi keluarganya yang hampir menyerempet sempurna. Tentu saja s...