20

100 5 0
                                    

Setelah semua balon meletus, Aurora berdiri di depan bagian tengah mereka. "Di sini gue cuman mau bilang. Kalo kalian punya phobia atau lagi sakit atau semacamnya, kalian bisa langsung lapor ke salah-satu anggota osis."

"Anggota osis di depan kalian ada banyak jadi gak usah takut ganggu kalo kalian bilang ke mereka. Because acara mos ini gue yang bertanggung jawab. Dan kalo ada apa-apa sama kalian— gue yang bakal tanggung jawab dan ribet. Gue juga yang bakal kena ceramah sama osis senior."

"Makanya gue mohon sama kalian, kalo ada apa-apa langsung lapor aja ke anggota osis."

"Okay. Karena udah jam setengah sepuluh, kita bakal istirahat sekitar empat puluh lima menit. Setelah itu, lanjut acaranya. Kalian bisa makan bekel yang kalian bawa. Kalo minum kalian kurang, kalian bisa minta ke osis. Kita cuman nyediain minuman doang."

"Sampai sini paham sama apa yang gue jelasin?"

"Paham kak Ara!"

"Oke, istirahat. Gue setel musik biar lebih santai gapapa kan?"

"Gapapa kak Ara, setel musik aja. Biar lebih seru dan gak sepi-sepi amat." Sahut Cadey.

"Setuju," seru yang lain.

"Oke." Lalu Aurora duduk di sebelah Carla dan menyetel musik. Suasana pun langsung berubah menjadi tenang dan nyaman.

"Ara bawa bekel apa?" Tanya Carla.

"Biasa, mie goreng." Jawabnya sambil mengambil kotak bekal dari dalam tas.

"Ih Ara, jangan kebiasaan makan mie mulu. Nanti kalo amandelnya kambuh gimana? Nanti kalo sakit gimana? Siapa yang bakal ngomelin Ion genit ke cewek kalo Ara sakit?"

"Tenang. Ini mie juga bukan buat gue, sekarang." Jawab Aurora. Carla hanya menatap bingung Aurora. 

"Woi Rionion! Kantin buka emang?" Tanya Aurora sambil menghampiri Rion.

"Buka, nih gua abis beli nasgor. Tapi cuman tukang nasgor doang yang buka." Jawabnya sambil menunjukkan nasi kotak yang berisi nasi goreng. Aurora memberikan jempolnya.

"Kak Reese!" Panggil Calvin dengan ceria. Ia berjalan mendekat ke Aurora.

Aurora menyerahkan bekalnya. "Nih, makan bekel gue." Calvin mengambil bekal tersebut.

"Terus kak Reese gimana?" Tanya Calvin dengan nada yang dibuat khawatir.

Aurora berdiri dari bangkunya "Gampang, gue bisa makan di kantin. Daripada lu pingsan."

"Mau ikut!" Seru Calvin. Aurora melirik Calvin sekilas dan mengambil uang di tas. "Terserah," balasnya.

"Lah lah lah, dia manggil lu Rese ora ditabok Ra?" Tanya Lion.

"Daripada gue dipanggil emak." Jawab Aurora acuh tak acuh. Ia lalu berdiri dan berjalan ke kantin di ikuti oleh Calvin di belakangnya.

>•~•<

"Teh, nasgornya satu ya. Pedes banget." Pinta Aurora.

"Sedeng aja teh," koreksi Calvin.

"Jadi ini pedes banget atau sedeng?"

"Pedes banget."

"Sedeng."

Aurora tersenyum sabar. "Ini nasgor punya gue ya, Apin. Jadi suka-suka gue, oke?"

Calvin balas tersenyum juga. "Kak Reese nanti sakit perut kalo makan yang pedes-pedes."

"Ya gapapa, Apiiiin. Kan gue yang bayar." Aurora masih berusaha menahan senyumnya.

"Yaudah, sedeng. Apin yang bayar, gimana?" Tawarnya ceria.

"Oke, setuju. Nasgornya jadi dua ya teh, sedeng." Aurora pun duduk di salah satu meja kantin. Tidak ramai karena rata-rata siswa atau siswi berada di aula, begitu juga dengan anggota osis.

"Kak Reese gak usah repot-repot. Apin makan bekel kak Reese juga cukup." Ucapnya.

Aurora bingung. "Ha?"

Calvin bertanya dengan percaya diri. "Kak Reese mesen dua nasgor— satunya buat Apin, kan?"

Aurora tertawa pelan. "Jangan terlalu percaya diri, gak baik. Gue mesen dua karena mumpung lagi ditraktir sama lu. Gapapa kan? Gue bisa sih bayar sendiri, tapi nasgornya pedes banget."

"Eh eh, jangan kak." Balas Calvin cepat. "Apin yang bayar semuanya, kak Reese mau pesen nasgor sepuluh juga bakal Apin bayarin hehe," lanjutnya dengan ramah.

Setelah beberapa menit Aurora memainkan hapenya dan Calvin yang manatap lembut Aurora— seorang laki-laki memanggil Aurora.

"Ara!"

"Fakhri? Kenapa?"

Calvin menoleh, tatapannya berubah menjadi tajam. Ia menatap Fakhri yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Pengganggu," gumam Calvin.

"Lu ngomong sesuatu?"

Calvin langsung menatap Aurora dengan senyum manisnya. "Hm? Enggak kak, Apin gak ngomong apa-apa kok."

"Gua nyariin lu Ra, daritadi." Fakhri duduk di depan Aurora sebelah Calvin.

"Nih makan bekel gua, kata Carla bekel lu buat dekel." Lanjutnya sambil menyerahkan kotak bekal yang berisi salad ke hadapan Aurora

"Cih, caper." Desis Calvin pelan.

"Gue kan gak minta dicariin, Ri. Bekelnya makan aja sama lu, gue udah beli nasgor kok." Balas Aurora.

"Gak usah. Makan bekel gua aja nih, nanti nasgornya biar gua yang makan. Itu makanan berminyak, gak baik buat amandel lu."

"Fakhri, lu mau dengerin gue gak?" Fakhri mengangguk. Aurora tersenyum dan menatap lembut Fakhri.

"Gue lagi pengen makan nasgor, jadi bekel lu— ya makan aja sama lu. Okay?"

Fakhri tersenyum senang. "Oke, Ara!"

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang