BERBEDA

7 2 0
                                    

hai Luvv!!!

apa kabar???

oiya biar tambah ngena, sabi kali setel lagu yang selalu aku rekomendasiin di atas☝🏻

udah dipencet kan bintangnya? terimakasih, selamat membaca💗

*****

"Bibirmu mungkin tak bicara, tapi matamu menjelaskan semuanya."

─ Ayesha Vallery

Hujan deras mengguyur kota Jakarta kali ini. Di bawahnya, terdapat dua insan yang dengan bahagia berlari bersama. Mereka terus berlari sambil tertawa-tawa, menikmati waktu berdua yang sangat indah.

Mereka berhenti berlari lalu menidurkan tubuh masing-masing di taman kota yang kini terlihat sepi. Keduanya masih memperlihatkan senyuman, seakan mereka sangat bahagia.

"KIKI SAYANG SAMA SHASA!" teriak Dhiki yang diakhiri dengan tertawa.

Ayesha pun tidak mau kalah, ia ikut berteriak menggelegar. "SHASA JUGA SAYANG SAMA KIKI JELEK!!"

Setelah puas dengan teriakan masing-masing. Dua pasangan itu sama-sama berhadapan, menatap manik mata satu sama lain dengan tulus.

"Terus kayak gini, ya, Sha? Di samping aku terus, jangan ke mana-mana." ucap Dhiki lembut yang diangguki Ayesha.

"Selain Tuhan dan keluarga Kiki, Kiki juga harus prioritasin Shasa terus, ya?" pinta Ayesha dengan sorot mata penuh harap. Sudah cukup ia terus berbagi dengan orang lain, ia tidak sanggup.

Air hujan masih terus membasahi keduanya, tapi mereka sama sekali tak ada niatan untuk meneduh. Serasa dunia hanya milik berdua...

Dhiki mengajak Ayesha untuk bangun. Setelah keduanya berdiri sempurna, tiba-tiba Dhiki mengangkat badan Ayesha lalu memutarnya. Cewek itu tertawa terpingkal-pingkal. Tangannya ia rentangkan dengan wajah yang mengadah menikmati guyuran air hujan.

"Kiki, hitungan ketiga kita teriak ya?!" Inisiatif Ayesha yang begitu bersemangat membuat Dhiki tak ada alasan untuk menolak.

"Satu!" Ayesha menginterupsi.

"Dua!"

"TIGAAA!"

Tepat di hitungan ketiga, mereka berteriak secara bersamaan. "AAAAAAAA!!" Dhiki pun semakin gencar memutar tubuh gadisnya. Terakhir, mereka kembali tertawa.

Cowok itu akhirnya menurunkan Ayesha dari gendongannya. Sungguh, kali ini dia sangat-sangat bahagia. Tangannya terangkat menyelipkan beberapa helai rambut Ayesha yang basah lalu memeluk gadis itu erat, seolah hanya dia yang boleh memilikinya.

Ayesha membalas pelukan Dhiki tak kalah erat, mereka bergerak ke kanan dan kiri menikmati kehangatan dari pelukan satu sama lain. Hanya ada kehangatan diantara mereka, bahkan dinginnya udara kali ini tak memengaruhi apapun.

Rintik-rintik hujan yang kini tersisa, tak sederas tadi. Ayesha dan Dhiki pun bersiap untuk pulang setelah puas bermain bersama. Di tengah perjalanan, ada dua tangan yang selalu menggenggam erat. Mengayunkannya ke depan dan ke belakang.

"Mau beli bakso gak?" tawar Dhiki kala matanya menangkap pedagang bakso. "Mau lah! Kiki aneh." sungut Ayesha. Sudah tahu bahwa ia suka dengan bakso, masa mesti di tawarkan dahulu?

Cowok itu terkekeh, melepas genggaman tangan keduanya. Namun setelahnya, ia gunakan untuk merangkul pundak gadisnya. "Shasa dingin, ya? Maaf harus hujan-hujanan." Tangannya mengusap-usap pundak kecil Ayesha.

Kita Berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang