setel lagu di atas kalau momennya Ayesha sama Dhiki yaa Luvv..
give me a star?⭐
*****
"Tuhan memang satu, kita yang tak sama."
Ayesha menarik kursi makan di samping mamanya. Dia menatap makanan yang sudah tersaji di meja. Banyak sekali, dan makanannya pun enak-enak. Sudah lama ia tidak makan enak seperti ini, rasanya rindu, apalagi masakan mamanya.
Cewek itu menatap sekeliling, wajahnya terlihat semringah. Sungguh, rasanya hangat berada di tengah-tengah keluarga. Tapi... apa ia bisa terus-terusan seperti ini?
"Ma, aku boleh ambil cumi itu?" Walau sudah di sajikan untuk semua orang, namun rasanya Ayesha tak enak untuk mengambil makanannya langsung.
Fana mengangguk, "Ambil semuanya, Sha. Mama masak buat kita semua."
Leo baru saja memasuki ruang makan, dia duduk di samping kembarannya yang bernama Galilei Radevan. Dua kakak Ayesha memang kembar, dua-duanya lelaki. Galileo anak pertama, lalu yang kedua Galilei. Dua anak kembar itu hanya selisih delapan menit.
Ketika Ayesha hendak mengambil cumi, Leo dengan cepat mengambil sendok dan meraih cuminya. Alhasil Ayesha menunggu kakaknya itu selesai mengambil. Namun yang tidak di duga-duga, Leo dengan wajah datarnya menaruh cumi itu dipiring Ayesha.
Meski terheran-heran, Ayesha tetap mengucapkan terimakasih. Leo masih diam lalu mengambil cumi lagi untuk dirinya sendiri. "Ambilin gue juga dong!" pinta Lei yang tak dituruti. Dia pun memberenggut kesal. "Dasar Kakak gak perhatian lo!"
"Gue bukan Kakak lo." ucap Leo dingin. Sementara Ayesha hanya menyimak sambil terkekeh kecil.
Mereka ini memang kembar. Tapi sifatnya berbeda-beda. Galileo sendiri menurun ke sifat Mamanya yang acuh tak acuh. Sementara Galilei menurun pada sifat Papanya yang sedikit cerewet, tetapi bisa menyeramkan di satu waktu.
"Ayo makan keluarga Papa." ucap Joseph Radevan. Kepala keluarga itu sudah memakan makanannya lebih dulu.
Kelima orang itu makan malam bersama. Tidak. Acara makan malam bersama kali ini tidak sepi dan hanya diam saja. Tetapi dengan adanya Papa juga Galilei, terlihat hangat dan menyenangkan.
Walau tak bertahan lama. Setidaknya, Ayesha sudah pernah merasakan kehangatan keluarga. Sebelum mereka semua pergi meninggalkannya, lagi.
---
"Sha, kamu yakin gak mau ikut kita?" tanya Joseph pada Ayesha yang terdiam di depan pintu.
"Enggak, Pa. Aku mau mandiri." alibinya seraya tersenyum tipis.
"Bagus." sahut Leo. Tangannya mengusap kasar rambut Ayesha.
"Dih adek gue. Gak usah pegang-pegang lo!" Lei langsung mendekati Ayesha dan menghalangi Leo agar menjauh.
Ayesha tersenyum manis, tapi dia masih diam. Pandangan Leo juga terus mengarah kepadanya.
"Gue bakal sering ke sini."
Mendengar suara Leo itu membuat Ayesha melotot heran. "Ngapain, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Berbeda?
Narrativa generale❝ Rasanya kita terlalu jauh bukan karena jaraknya, tapi karena imannya. ❞ Beda agama? Kedengarannya saja mustahil. Tapi benarkah mustahil? Perbedaan yang paling menyakitkan menurut Ayesha adalah perbedaan iman. Tapi menurutnya, perbedaan tidaklah pe...