BAB IV : Putri Liar

275 37 2
                                    

Acara pertunangan telah usai dari satu jam yang lalu. Kini semua keluarga berkumpul di kediaman Sonnata, termasuk keluarga kerajaan. Mereka ingin membahas tentang pernikahan Putra Mahkota Eldrick dengan Putri Preticia.

Preticia duduk di antara kedua Kakaknya. Di hadapannya ada Putra Mahkota Eldrick yang duduk di seberang meja sambil terus menatap tajam dirinya membuat Preticia tak berani untuk menatap ke dalam mata Putra Mahkota, entah mengapa ia menjadi takut sekarang. Tatapannya benar-benar menyeramkan dan seperti menggerogoti jiwanya.

"Jadi kapan pernikahannya akan dilaksanakan?" tanya Sang Raja menatap putranya.

Masih terus memandangi Preticia, Eldrick pun menjawab. "Saya ingin minggu ini yang mulia."

Tentu saja Preticia terkejut dengan jawaban Eldrick. Preticia ingin menyanggah, namun sudah lebih dulu dicegah oleh sang Kakak dengan membekap mulutnya. Putri Elicia pun berbisik pelan di telinga kirinya.

"Tutup mulutmu! Jangan bertingkah lagi, aku sudah muak dengan semua pikiran bodohmu. Kuingatkan sekali lagi bahwa kau tidak pantas untuk berbicara, cukup diam dan ikuti!"

Tubuh Preticia yang semula menegang, kini mulai melemah. Karena tak ada tanda-tanda perlawanan lagi, Elicia pun melepaskan bekapan pada mulut Preticia dan kembali duduk dengan normal.

Tindakan barusan sama sekali tidak lepas dari pandangan Eldrick. Di samping kemarahan yang membara pada gadis yang telah mempermalukan dirinya, ia juga merasa tertarik padanya. Ada hasrat yang membuncah di dalam dirinya ketika ia tahu bahwa Preticia memiliki karakter yang sulit diatur.

Selama ini ia tidak pernah bertemu dengan gadis yang suka memberontak. Kebanyakan dari mereka adalah gadis yang penurut, bahkan untuk wanita penghibur sekali pun juga kebanyakan dari mereka yang penurut.

Mengetahui sifat berontak dan liar yang dimiliki oleh Preticia membuat hasrat Eldrick untuk memilikinya menjadi semakin besar. Ia ingin menaklukkan gadis itu di bawah kuasanya dan itu harus mutlak terjadi.

"Baik, saya rasa pembahasan tentang pernikahan Putri Preticia dengan Putra Mahkota Eldrick sudah cukup. Kita hanya perlu mempersiapkan pestanya saja dalam waktu satu minggu ini. Saya harap kejadian seperti tadi tidak akan terulang lagi," ungkap Raja Bathory.

"Itu tidak akan terjadi yang mulia. Kami akan menjamin hal itu," jawab Duke Maivolery.

Di karenakan hari yang sudah malam ditambah jarak dari istana dengan kediaman Sonnata yang menempuh perjalanan jauh, sebagian keluarga kerajaan pun menginap di kediaman Sonnata kecuali sang raja yang memang masih ada urusan di istana.

Kini mereka semua membubarkan diri dan menuju kamarnya masing-masing yang sudah dipersiapkan oleh pelayan di kediaman Sonnata.

Tetapi tidak dengan Preticia yang sedang mencari keberadaan ayahnya di tengah para pelayan yang sedang mondar-mandir untuk menyiapkan kebutuhan para tamu yang menginap.

Preticia terus melangkahkan kakinya hingga ia berada di halaman depan di mana terdapat Ayah dan Ibunya yang seperti sedang berbicara di sana.

"Ayah—"

Plaakkk ...

Belum sempat Preticia mendekati Ayahnya, ia sudah lebih dulu ditampar dengan kencang oleh Ibunya.

"Dasar anak kurang ajar! Harusnya Ibu mendidikmu dengan lebih keras agar kau tak mempermalukan keluarga ini. Kau seharusnya berterima kasih pada Putra Mahkota yang masih mau menerimamu kembali padahal kau sudah menolak dan mempermalukannya. Jika tidak, Ibu sudah tak tahu lagi nasib kita akan jadi seperti apa."

"Tapi Bu dengarkan dulu penjelasan aku—"

"Diam atau kutampar kau!"

"Victoria!" Panggil Duke Maivolery dengan tegas kepada istrinya yang ingin kembali menampar Preticia.

I Want To Be With You [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang