Asf - 19

19.9K 3.1K 116
                                    

Suara motor berderum kencang memasuki sekolah Galaxi Golden, Semua mata yang ada menengok melihat siapa yang datang, para siswi berbisik sesama lain.

Mereka Kansa dan Sky, dua orang yang menjadi keributan gosip pagi ini.

Kabar putusnya Ghibran dan Kansa sudah tersebar luas, mereka menebak bahwa kebangkrutan Ghibran menjadi alasan utama.

Lalu, dengan Kansa yang pagi ini berangkat bersama Sky membuat mereka berfikir, bahwa perempuan itu sedang menggaet laki laki kaya lainnya.

Ya, mereka akan membuat berita panas, walau tidak terbukti kebenarannya.

Bersamaan dengan itu Azura turun dari motor Killano, merapihkan rambut sejenak.

"Em, makasih" Katanya.

"Belajar yang semangat cil" Killano menepuk kepala Azura, dia terkekeh kala gadis itu menepis dengan bibir yang mengeluh.

"Gue duluan" Azura berbalik, Killano tak segera pergi dia menatap punggung kecil itu yang semakin menjauh.

Sulit ternyata meluluhkan hati itu, padahal selama ini dia selalu mengeluarkan semua pesona yang ia punya. Ya, bagaimana pun Azura berbeda dengan gadis yang ia temui.

Mata bulatnya memancar indah, namun ketika Killano memandangnya terasa sepi.

***

"FARHAN ANJING LO!!" Zylen berteriak murka. Dia berjalan cepat menuju satu tempat, dimana biang dari emosinya berada.

"Lo!!" Tunjuk Zylen tepat wajah Farhan, laki laki itu hanya mengangkat alis seolah bertanya.

"Lo yang ngadu gue telat ke pak budi ya!!" Tuduhnya penuh tuntutan.

Farhan mengangguk santai, membuat emosi Zylen merangkak naik sampai ubun ubun.

Tidak, ini bukan masalah sepele. Jika saja laki laki kutu kupret ini tidak mengadu pada pak Budiman, guru BK yang setengah plentos itu. Maka, Zylen tidak akan mendapat hukuman membersihkan lorong sekolah sepulang nanti.

Dia tidak rela, sungguh. Lorong itu panjang! dan dia hanya telat beberapa menit walau setelahnya membolos di pelajaran pertama.

"Itu resiko lo" Farhan mengangkat bahu acuh, dia tidak memperdulikan emosi yang meletup letup perempuan di depannya.

"Anj-- Arrrrhh gue sumpahin jodoh lo cabe cabean kayak si Buti tuh!" Zylen bersungut.

Buti, perempuan yang selalu berdiri di simpang jalan dekat sekolah. Pakaiannya ngetrit dengan sobekan di pahanya, lalu alis yang kotak, bibir yang semerah cabai lalu dengan mata yang memakai softlen hitam dengan diameter lebih besar dari matanya. Oh, jangan lupakan rambutnya yang lurus seperti lidi, selalu terkibas walau tak ada angin.

"tau tau lo" Azura menimbrung, entah datang dari mana.

"Najis!" ucap keduanya bersamaan,

"Gue mana mau modelan cowok yang doyannya buku!"

"Gue juga gak mau sama ulet pucuk!"

Mereka saling membuang muka, mengalihkan mata  kemanapun asal tidak saling tatap. Azura terkekeh, jodoh juga bisa berawal dari penolakan bukan?

Azura sang FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang