Terlihat seorang wanita yang tengah berlari tiba-tiba berhenti dengan memegang dadanya tepat di area jantung. Wajah yang mulanya sangat senang itu segera berubah menjadi khawatir, "apa lagi ini? Akhir-akhir ini aku sering sekali merasa gelisah ga jelas gini." Dia hanya bisa bertanya-tanya dalam batinnya, tanpa menghiraukan apa yang baru saja terjadi, dia melanjutkan larinya ke tujuan awalnya.
•••
Malam itu sangat cerah dengan rembulan yang senantiasa menerangi bumi, sebuah taman kota yang terlihat sangat ramai akan pengunjungnya, disana terlihat dua insan yang sedang tertawa bersama menikmati indahnya malam ini. Bagaimana posisi si wanita tengah bersandar di bahu tegap milik sang pria, sedang si pria senantiasa mengelus punggung sempit itu secara perlahan.
Reygan Saputra, orang yang kerap kali mendapat julukan Rey itu sedang asik mengelus punggung sempit pacarnya, kepalanya tertunduk untuk menatap wajah cantik Alana, sang pacar. Jika dilihat dari jauh mereka berdua tampak sangat serasi sekali, dengan cahaya bulan dan sejuknya angin malam sebagai penambah suasana romantis yang berhasil di ciptakan mereka berdua.
Saat keduanya terhanyut dalam suasana, secara bersamaan pendengaran mereka berdua mendengar sebuah lagu yang memiliki arti sangat cocok untuk mereka. 'seamin tak seiman, by : Mahen.' Lagu inilah yang mereka dengar, suasana romantis itu segera berganti dengan kenyataan yang harus mereka hadapi, wajah yang berseri berubah menjadi sendu. Ya, mereka berdua adalah kedua insan yang saling mencintai tapi sayang, Tuhan mereka berbeda.
"Lana..." Panggilan dari Rey berhasil mengalihkan atensi seorang Alana, dia kini mendongak untuk menatap sepasang netra hitam milik kekasihnya itu.
"Ya?" Jawabnya, dia melanjutkan ucapannya saat melihat Rey yang akan kembali berbicara. "I'm okey, jangan khawatir Rey. Lana tau kita memang beda agama, tapi ijinkan Lana untuk menikmati masa-masa kebersamaan ini Rey. Nanti, akan ada waktunya dimana kita berpisah karena takdir yang memisahkan." Ucapnya dengan panjang lebar disertai senyuman cantik yang terukir indah di wajahnya.
Hal itu sontak membuat hati seorang Rey terenyuh, dia sedikit menjauhkan diri dari Lana lalu memegang kedua tangan mungil itu dengan lembut. Mengelus punggung tangannya dengan perlahan sambil netranya menatap tepat di kedua mata sang kekasih, "kamu benar Lana, kita memang tidak bisa bersatu tapi biarkan Rey merasakan saat-saat bersama denganmu. Biarkan waktu kita berdua menjadi waktu paling indah di hidup kita, dunia memang kejam tapi kita berdua masih bisa memperjuangkan cinta kita."
Setelah mengucapkan hal itu, keduanya lantas tersenyum dengan lembut. Saling mendekap tubuh satu sama lain untuk memberi kekuatan pada masing-masing tubuh. 'kita tidak salah! Cinta adalah perasaan suka terhadap orang lain, dan kita tidak pernah tahu kapan dan dengan siapa datangnya cinta. Yang kita tahu adalah bagaimana caranya cinta kita bisa berakhir dengan indah, bukan berakhir dengan deraian air mata.' mereka selalu menanamkan kata-kata itu di dalam diri masing-masing, pelukan hangat berhasil membuat hati mereka berdua menjadi menghangat.
•••
"Bos, mereka ada di taman kota."
"Benarkah? Kamu awasi mereka jangan sampai lari! 5 menit lagi saya akan sampai di taman kota, segera kirimkan lokasi yang akurat tentang mereka! Dan kosongkan area taman itu dengan segera."
"Baik bos!"
Terlihat seorang pria tegap sedang bersembunyi di balik pohon besar, saat panggilan tadi terputus pria itu segera mengembalikan atensinya ke pasangan yang sedari tadi dia intai. Melihat targetnya tetap berada di tempat, tangannya segera menghidupkan alat komunikasi yang terpasang apik di telinganya, "cepat kosongkan area taman kota, ini perintah!"
"Baik tuan." Saat mendengar jawaban dari sebrang, pria itu menganggukkan kepala secara perlahan lalu segera mematikan alat komunikasi yang baru saja dia pakai. Melihat ke arah pasangan yang sedang berpelukan mesra dengan tatapan teramat sendu, "maafkan paman nona..." Gumamnya lirih karena memikirkan apa yang akan terjadi dengan nona mudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Tuhan yang Memisahkan
Romance"cukup Tuhan yang sama, bukan gender. dan cukup gender yang berbeda, bukan Tuhan." ~ guelana ~