© τέσσερα {Téssera} ©

361 60 45
                                    

Yoww.... Saya sudah lama gak comeback nih guyss,
Maaf yaa baru bisaa up hehe...

Dah yaa... Saya gak mau banyak bacot sii hehe...

Pokoknya jangan lupa vote and comment yaaa...

See you~


















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~





































Patung-patung juga Lukisan berjejer rapih, banyak diamond bercahaya bagai pengganti lampu pijar di setiap lorong. Mereka berdua merasa semua ini adalah mimpi.

.
.
.

Dua manusia dari atas sana terperangah melihat makanan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, "silahkan duduk dimana pun kalian suka," ucap sang Ratu.

"Ini semua untuk menyambut kami?" tanya Daeni heboh dengan mata berbinar, "iya, makanlah sampai kenyang. Ini sebagai tanda terimakasih karena kalian mau berteman dengan anak kami yang bandel," sahut sang Raja, kembali Haechan merajuk.

"Hahahaha, itu benar, sudah hampir 60 tahunan anak ini kesepian, ya kan?" ejek Samuel, dan hal itu makin membuat Haechan geram. Sedangkan dua manusia tadi saling pandang.

Suasana jadi sedikit akward. "60 tahun? Bukannya Haechan umurnya 10 ya? Sama seperti kita?" tanya Sungjae bingung, mendengar itu tawa Samuel pecah. Berbeda dengan Haechan yang sudah melotot.

"Diam kau gurita!" pekik Haechan,

"Sudah... Sudah! Siapa yang mengatakan Haechan berumur 10?" tanya sang Raja bingung, Daeni dengan spontan menunjuk Haechan. Ratu Laut menggeleng maklum.

"Umur Haechan sekitar 110 tahun, bangsa mermaid sedikit berbeda dengan manusia," jelas sang Raja, mata Daeni membulat sempurna.

"Kalau begitu, berapa umur Glory?" tanya Sungjae seraya menatap teman kecilnya yang ada di samping.

"Umurnya 54 tahun bukan 8 tahun, maaf aku berbohong... Aku hanya tidak ingin kalian takut..." lirih Haechan akhirnya, sontak hal itu membuat alis Sungjae menukik tajam.

"Kenapa kami harus takut?" serunya,

"Sudah.. Sudah... Lagipula usia mermaid 100 tahun itu sama seperti anak-anak manusia. Karena itu Haechan dan Glory tidak ada bedanya dengan kalian," tutur sang Ratu, mata Haechan yang sudah berkaca-kaca menatap sang Ratu memelas. "Benarkah?"

"Iya, itu benar. Kau ini bodoh sekali sih, kita kan Ras berumur panjang!" tukas Samuel, Buak!

Bruk!

"Aduh! Woi! Gak usah nendang kan bisa?!" protes Samuel ketika Haechan menendang kursinya dengan kuat sampai Pangeran Gurita itu jatuh kebawah.

Hampir semua orang yang ada disana tertawa renyah, "biarin, wlee!"

Kekonyolan itu berhasil menghangatkan suasana.

Setelah selesai makan, Daeni juga Sungjae di ajak berkeliling. Mereka berdua terlalu antusias sampai lupa waktu.

"Kalian tidak pulang? Ini sudah malam," ucap Samuel yang tiduran di kasur milik Haechan, mereka memang ada di kamar si Pangeran tengil.

"Ah benar juga, eomma pasti sudah mencariku," kata Sungjae,

"Kalian ngantar kami pulangkan?" tanya Daeni polos, "tentu saja!" sahut Haechan.

"Kalian bisa kemari lagi besok," mereka semua menoleh ke ambang pintu dimana sang Ratu berada, "Yang Mulia," Glory dengan cepat membungkukkan badannya.

Prince of the Ocean | Πρίγκιπας του Ωκεανού |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang