“Kenapa muka Hyung lesu sekali?” tanya Dino sembari menghampiri Seungcheol yang terduduk lelah di pojok ruangan.
“Iya, Hyung juga sering menguap dan tidak fokus saat latihan,” sahut Hoshi, ia mengelap keringat yang menetes di dahinya dan duduk di hadapan Seungcheol. “Apa kegiatan ‘malam’ kalian tetap berjalan? Di saat Yang-Ge hamil besar?”
“Aniya!” seru Seungcheol cepat sembari melempar handuknya kepada Hoshi. Ia menghela napas berat saat sadar kini menjadi pusat perhatian adik-adiknya.
“Kenapa? Kamu menyesal menikah dengan dia?” tanya Jeonghan yang langsung mendapat tatapan tajam dari sahabat-sahabatnya.
“Jeonghaaan,” tegur Joshua.
Seungcheol memandang Jeonghan untuk beberapa saat sebelum berpaling ke arah lain. “Aniya, bukan itu. Apa ya ... Yang Yang akhir-akhir ini sering sekali mimpi buruk, bahkan saat dia tidur siang. Dia hampir selalu berteriak dan menangis. Beberapa hari lalu bahkan mendorongku hingga nyaris terjatuh dari tempat tidur.”
“Kenapa?”
“Karena dia mengira itu bukan aku,” jawab Seungcheol pelan.
“Apa Hyung pernah bertanya perihal mimpinya?” tanya Minghao.
“Pernah, tapi melihat dia enggan menceritakannya, jadi aku tidak ingin memaksanya.” Seungcheol memberikan satu senyuman tipis.
“Mimpi buruk yang berulang adalah gambaran dari masalah yang belum terselesaikan,” celetuk Wonwoo. “Hyung harus merayunya untuk bercerita. Itu pasti sangat membebaninya sampai dia seperti itu.”
***
Helaan napas lolos saat lagi-lagi Seungcheol menemukan suaminya tidur saat ia kembali. Ia meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja dan berjongkok di hadapan suaminya yang tertidur dalam keadaan duduk di lantai. Meletakkan kepalanya pada meja sementara kedua tangannya terlihat memegang bingkai foto pernikahan mereka dalam pangkuan.
Diambilnya bingkai itu, sedikit tersenyum melihat betapa kakunya mereka di sana.
“Aigoo, kenapa kamu bisa tidur sambil duduk seperti ini, hm?” ucap Seungcheol sembari menarik dan mengangkat tubuh Yang Yang. Menggendongnya ala bridal dan membawanya ke kamar.
Dibaringkannya Yang Yang ke tempat tidur dengan hati-hati. Lantas ikut naik dan berbaring menyamping menghadap Yang Yang. Dipandangi dan diusapnya wajah itu dengan lembut. Kulit jemarinya dapat merasakan ada rasa basah di wajah itu. Maniknya juga menangkap kerutan pada dahi itu.
Menangis lagi? Mimpi buruk lagi?
“Kamu kenapa, sayang?” lirih Seungcheol sedih. Diraihnya tubuh itu untuk ia peluk.
“Jangan ... jangan pergi, aku takut. Aku takut sendirian.”
Seungcheol menunduk dan melihat kalau Yang Yang masih tertidur. Meski begitu bibirnya terlihat bergetar serta mengeluarkan isakan kecil.
“Seungcheol-a, jangan pergi,” igau Yang Yang.
Air mata Seungcheol diam-diam menetes. Ia mengeratkan pelukannya. “Tidak, aku tidak pergi, aku di sini. Maafkan aku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love || Seungcheol x Yang Yang
Fiksi PenggemarMalam penghargaan itu mengajarkan pada mereka, betapa pentingnya menghargai perasaan orang lain.