The Carnation of Bloody

25 3 3
                                    

Cerpen ini dibuat dalam rangka mengikuti Event Magical Jackpot yang diadakan oleh W_Undercover

🌟✨🌟

"Tolong ... tolong aku!"

Suara jerita minta tolong itu sukses mengusik indra pendengaranku. Meski yang kudapati hanya pepohonan tinggi yang mengelilingiku, tapi aku senang karena ada orang lain di sini. Kulangkahkan kaki secepat mungkin, walau aku tahu aku tak bisa bergerak lebih cepat lagi.

Baru saja 20 langkah kuambil, tapi napasku sudah ngos-ngosan. Rasanya aku baru saja lari maraton tanpa diberi kesempatan untuk minum. Napasku yang naik turun dengan cepat membuatku berpikir negatif jika aku akan mati setelah ini.

Mataku melebar menyaksikan perempuan yang terikat di sebuah pohon beringin. Jika dilihat dari ekspresi wajahnya, jelas sekali jika perempuan itu tengah merintih kesakitan. Aku berniat untuk mendekatinya dan menolong, namun sebuah pisau yang entah dari mana tiba-tiba melesat tepat ke arah dada perempuan tersebut.

Aku terpekik ketakutan manakala perempuan tersebut langsung berubah menjadi wujud manusia yang mengerikan. Wajahnya rusak parah, kulitnya seperti baru saja diparut oleh aspal jalan, bahkan aku yakin jika hidung perempuan itu sudah tak ada, ditambah rongga mata kirinya yang terlihat hampa. Entah kemana perginya bola mata itu.

Badanku bergetar kala dia berjalan semakin mendekat, dan aku berusaha untuk berjalan mundur walau rasanya sulit karena ketakutan melihat wajah ngeri itu. Senyum seringai yang tercipta dari bibir sobek perempuan mengerikan itu membuatku diam terpaku.

Aku ingat pesan ibuku, di mana pun aku berada, jika melihat sosok cantik berubah menjadi layaknya setan, aku harus menacapkan setangkai anyelir ke matanya. Tapi sekarang aku tidak---eh, sejak kapan ada setangkai anyelir di tanganku?

Mengabaikan perkara bunga anyelir, tepat saat aku menghadap ke depan, tangan perempuan mengerikan itu sudah mau menyentuh leherku. Aku yang panik dan bercampur ngeri karena berhadapan dengannya, refleks tanganku bergerak untuk menancapkan setangkai anyelir ke matanya.

Jleb!

Perempuan itu seketika menjerit keras lalu terduduk, memberikan celah padaku untuk kabur. Nahas, kakiku malah dipegang kuat oleh perempuan yang sudah tak dapat melihat lagi.

"Aaaaa .... tolong!" jeritku kencang.

Mataku terbuka lebar, tubuhku langsung memasang posisi duduk dengan napas pendek-pendek akibat mimpi barusan. Netraku seketika mengedar ke sekeliling guna memastikan jika ia bukan sedang di tengah hutan dan berhadapan dengan perempuan mengerikan itu lagi.

Gelas berisi air putih yang ada di atas nakas langsung kuraih dan kuteguk hingga menyisakan airnya yang tinggal setengah. Aku langsung terkejut ketika pintu kamarku dibuka oleh ibuku secara tiba-tiba.

"Mimpi lagi?" tanya ibuku yang sudah duduk di atas kasurku.

Aku hanya mengangguk. Ini sudah menjadi mimpiku yang kelima semenjak aku pindah rumah. Entah kenapa setiap bulan pasti aku memimpikan hal yang serupa, melihat sosok mengerikan di mimpi dan harus menancapkan setangkai anyelir di matanya.

"Tidak apa-apa, jangan takut. Asal kamu melakukan seperti yang ibu katakan, semua akan baik-baik saja," ucap ibuku sembari mengusap lembut rambutku.

"Tapi kenapa mimpi Adiba aneh, Bu? Adiba kaya lagi nyerang setannya beneran?" Dan yang jelas mimpiku selalu datang setiap bulannyam

"Tugasmu hanya melakukan apa yang ibu suruh, jangan banyak tanya. Sekarang, kamu tidurlah."

"Tapi, Bu, Adiba---"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Carnation of BloodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang