6-Ketahuan

10 3 0
                                    

*****

"Kok, Ustadz Jabbar. Bukannya dia tuh..."

"Dia tuh siapa? Udah, udah kita balik aja ke kelas." Aqila menyudahi kemudian beranjak pergi dan disusul oleh Aulia.

"Ul ... Qil ... Jangan tinggalin Aku dong, emangnya tadi Aku salah, apa?!"

***

Dengan napas berat, Ayla berlari secepat kilat menghampiri kedua sahabatnya yang terlihat kesal karena perlakuannya tadi.

"Aulia ... Qila, kalian jangan marah dong sama Aku."

Kedua sahabatnya menatap wajah Ayla heran. Ayla mengernyit, mengapa kedua sahabatnya itu menatap Ayla dengan ekspresi ngeri?

"Emang Aku salah apa sih?!" Ayla bertanya polos, sungguh tidak nyaman di posisi sekarang.

"Kamu tuh datar banget jadi orang, ya jelas kamu salah! Tadi kamu ngapain ngomel-ngomel Ustadz Jabbar?"

"Dia udah bikin kerusuhan disini, Aul. Jadi, dia pantas dapet Omelan dari Aku!" Sangkal Ayla tak mau kalah.

"Tapi dia itu guru kita!" sela Aqila.

"Kenapa, sih kalian itu marah-marah terus sama, Aku?! Padahal kan aku gak salah apa-apa. Aku cuma membela kebenaran."

Aulia dan Aqila saling pandang, menepuk jidatnya masing-masing.

"Pokoknya, habis ini kamu harus minta maaf sama Ustadz Jabbar! Kita malu Ay, liat kamu tadi."

Mendengar penuturan penuh penekanan, membuat hati Ayla goncah. Ayla mendengus kesal, sembari mengerucutkan bibirnya, ia langsung beranjak dan duduk di bangkunya.

"Iya, nanti Aku minta maaf sama tuh Ustadz gadungan!"

Ceplos Ayla tak kalah membuat Aulia dan Aqila langsung menjitak kepalanya geram.

***

Bel pulang berdering, membuat seluruh siswa buru-buru keluar kelas.
Ayla mengejar kedua sahabatnya yang meninggalkan Ayla sendiri.

"Aul ... Qila ... Tungguin Aku dong!"

Aulia dan Aqila berhenti tanpa memperlihatkan ekspresi apapun.

"Kalian masih marah sama Aku?" tutur Ayla.

"Mending kamu cepetan minta maaf sama Ustadz Jabbar."

"Tapi 'kan Aku gak kenal sama tuh orang!"

"Justru itu, Ayla..." geram Aqila.

"Ya udah, nanti aku beneran minta maaf sama dia."

"Minta maaf di mana coba?"

"Ada lah, yang penting kalian gak marah lagi sama Aku," ucap Ayla meyakinkan.

Aulia dan Aqila saling tatap. Mungkin mereka bisa mempercayai Ayla kali ini.

"Tapi inget, kamu jangan coba deketin dia," peringat Aulia dan Aqila.

Ayla tersenyum licik.

"Lagian siapa juga yang mau sama dia?"

***

Ayla membuka pintu kamarnya, keringat membanjiri sekujur tubuh kecilnya.

Di tengah rasa lelah, suara parau seorang wanita paruh baya berteriak memanggil Ayla dari arah luar kamar.

"Ra ... Makan dulu!" teriak Bu Mira.

Ayla melirik malas, semua hal yang terjadi di sekolah hari ini Membuat perut Ayla sedikit enggan menerima asupan makanan.

"Iya Bu, nanti habis shalat sama mandi, Rania makan."

Tak terdengar lagi suara wanita berusia empat puluh tahunan itu. Ayla menarik nafas lega, menikmati keluwesan setiap inci kasur empuknya.

Ting!

Sebuah pesan masuk di aplikasi berwarna hijau.

Dari: 3A (Ayqillia)

[Aqila Nazwa]

"Ay ... Kamu udah minta maaf belum sama Ustadz Jabbar?"

[Aulia Putri]

"Jangan buat Aku nekat gantung kamu di Monas, Ay."

Pesan dari kedua sahabat Ayla semakin membuat mood Ayla jelek.

Haruskah Ayla bertanya kepada dia?

“Ya Allah ... Kalau lagi galau gini tuh, bawaannya pengen kaya raya deh.”

Gumamnya sambil berjalan gontai ke arah kamar mandi.

***

Selesai mengerjakan kewajiban, kembali Ayla tersibuk bersama gawainya.

Jari Ayla sedikit kaku, ketika menekan sebuah nama yang menyisakan sebuah pesan yang belum Ayla baca.

[Ayla Kay Rania]

"Yang tadi itu, Kakak 'kan?"

Tertera online, beberapa menit centang berubah biru.

[Kak Satria]

"Iya."

Mata Ayla melotot. "kok bisa?"

"Kok bisa? Nama Kakak, Satria 'kan?"

"Iya betul."

"Terus kenapa temen-temen manggilnya, Ustadz Jabbar?"

"Itu juga nama, Saya."

"Gimana ceritanya? Nama Kak Satria sebenarnya siapa?!"

"Jabbar Khairullah Satria Amargana."

"Kenapa ngaku ke aku, Satria?"

"Itu hak Saya."

"Ya, tapi. Aku jadi bingung."

"Jangan terlalu mikirin Saya, nanti Kamu gak bisa lupain Saya."

"MAJNUN!"

*****

Yang ngeselin tapi ngangenin, siapa dia?

Ya tentu, Kak Satria 😜

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHARE 😘

My Ustadz  My Enemy [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang