8. Aturan Zikri

9 4 4
                                    

Saat sampai dirumah. Lena langsung memarkirkan motornya di garasi, berjalan cepat menuju pintu utama masuk. Pak Danang terlihat bingung, saat melihat Lena yang tiba-tiba masuk dan seperti terburu-buru.

"Aduh, neng Lena kenapa ya?" tanya pak Danang pada dirinya sendiri.

"Biasa pak, dia lagi senang," balas Zikri yang masih berada di dekat pagar.

"Oh, lagi jatuh cinta toh neng Lena?"

"Bukan jatuh cinta pak, tapi dia lagi senang aja. Karna Zikri mau ngajak dia jalan-jalan," jelas Zikri.

"Ohwalah, kirain bapak, neng Lena abis jatuh cinta." pak Danang terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Lena gak boleh pacaran pak, ya udah kalau gitu, Zikri masuk dulu ya," pamitnya. Pak Danang menganguk sebagai jawaban.

Zikri menyusuli Lena. Tak hanya menyuruh Lena, ia juga menganti pakaiannya, mengisi perutnya. Yah, walaupun nanti dia dan Lena akan makan diluar lagi. Keluar tanpa jajan itu gak enak, apalagi kalau gak beli cilok. Kayak ada yang kurang aja, kalau cuman makan angin doang.

"Zikri gue udah siap," ucap Lena. Zikri mengamati baju yang dikenakan Lena. Sedikit perotes, karna baju yang Lena pakai tidak baik.

"Ganti! Lo gak boleh pake baju itu kalau mau keluar rumah!"

"Ih, kenapa? Kan bajunya bagus loh," balas Lena.

"Gak boleh Lena. Lo mau ujanan, tapi pake baju putih, celana pendek. Gak boleh! Nanti transparan dan pake celana panjang. Dan satu lagi, jangan pake celana yang ketat, lo pake celana kulot kek, apa kek," Zikri sudah seperti orang yang pintar berpenampilan. Tapi dirinya sendiri mengenakan baju merah oblong, dan celana selutut.

"Yang pake baju gue, tapi yang ngatur elo," kesal Lena. Meskipun sedikit kesal. Lena tetap menuruti apa yang Zikri katakan tadi.

"Ini demi kebaikan lo Lena!" teriak Zikri dari tempatnya.

"Ya, ya, ya, seterah lo deh." Lena menutup pintu kamarnya dengan sedikit bantingan.

"Dasar cewek keras kepala batu," gumam Zikri.

Sudah dua menit Zikri menunggu Lena menganti pakaiannya, tapi gadis itu belum juga terlihat. Lama sekali, Zikri pun beranjak dari duduknya. Hendak menghampiri kamar Lena, belum sempat ia berjalan ke sana, Lena sudah berada di depan matanya.

"Udah, puas lo gue pake kayak gini?" tanya Lena dengan nada kesal. Gadis itu mengenakan baju hitam dan celana panjang.

"Nah, gini kan cakep. Yok, gue jajanin," ajak Zikri. Lena mengikuti cowok itu, sedikit lesu. Karna ini bukan baju yang biasa ia pakai.

Keluar tanpa baju yang kita mau itu beda, sama kayak kita kalau udah nyaman ke dia. Eh tapi harus disuruh mundur karna ada saingannya, yang lebih dari kita. Demi menjaga, ia harus merelakannya.

Saat diperjalanan pun, Lena hanya diam. Tak seperti biasanya. Gadis itu masih kesal pada Zikri. Tapi, Zikri sangat pintar naikin mood seorang cewek, tapi sayang. Dia jomblo, laki-laki itu masih terikat oleh masa lalunya. Pantas saja, dia lebih memilih masuk jurusan IPS daripada IPA. Karna ia lebih suka mengingat daripada menghitung.

"Lena sayang, kok cemberut sih? Kenapa?" bukan tidak peka, tapi Zikri sengaja mamcingnya, agar Lena bersuara lagi.

"Lo pikir aja sendiri," balasnya ketus.

"Na, gue tau lo kesal kan sama gue? Apa yang lo mau pake gak gue bolohin, tapi ini kebaikan lo sendiri Na. Lebih bagus lo berhijab aja deh," saran Zikri.

"Tapi gue gak bisa Zikri," balas Lena.

"Bisa aja kalau lo niat, entar gue beliin baju baru, jilbab baru, seterah lo mau pilih yang mana. Asal tertutup, lo jangan takut kalah cantik kalau udah berhijab, bidadari akan terlihat lebih cantik, ketika ia menutupi auratnya," terang Zikri.

"Pintar juga lo, kenapa gue jarang banget dengar kata-kata lo yang kayak gini? Biasanya kalau lo ngomong nyebelin, suka bikin mood orang ancur, ini lo malah ngasih pelajaran berharga ke orang lain," balas Lena tak menyangka. Dibalik nakalnya seorang laki-laki, pasti ia juga ingin menjaga wanitanya dari pandangan orang lain.

"Bisa dong, apa sih yang gak Zikri bisa," sombongnya. Entah angin dari mana yang membuat lidah Lena keseleo, ia salah berucap.

"Cuman satu yang gak lo bisa, ngelupain dia yang udah gak ada," terdengarnya biasa saja, tapi bagi yang merasakan efeknya luar biasa.

Mendengar itu Zikri terdiam, melihat aksi Zikri, Lena langsung memeluk erat Zikri. Merasa bersalah, ia sudah tahu bahwa Zikri sedang berusaha melupakan masa lalunya, tapi dirinya sendiri yang malah membuat laki-laki itu mengingat kembali masa lalunya.

"Zikri maaf," pintanya. Lena menangis dibalik punggu Zikri. Tapi Zikri mencoba tersenyum, meskipun perih. Tapi ia harus kuat menerimanya, bahwa Tuhan belum mengizinkan ia dan masa lalunya bersatu. Tuhan lebih menyayanginya dan mampu menjaganya sepenuhnya, lebih dari apa yang Zikri lakukan.

"Gak papa, santai aja. Gak usah nangis, ketawa dong!" seru Zikri.

"Tapi karna Lena, Zikri jadi ingat sama Ririn," sudah lama Lena tidak bicara dengan nada seperti ini. Zikri merindukannya.

"Ya ampun Lena, gue udah lama gak dengar lo ngomong kayak gini. Ayo ngomong lagi!"

Lena memukul pundak Zikri pelan. Melepaskan pelukannya, gadis itu terlihat kesal, saat sedang serius begini. Eh si Zikri malah bercanda. Alih-alih kasihan, malah jadi tambah kesal.

"Jangan sampe gue nemuin cowok senyebelin kayak lo ya Zikri. Satu aja udah pusing pala gue, apalagi kalau dua, astagfirullah. Gue jamin banget nih, gue udah kayak Mbah-Mbah. Kanan kiri pake koyok," omel Lena. Mendengar kalimat terakhir Zikri malah ketawa dengan begitu kencang.

Lena mengerutkan kehingnya, menepuk pundak Zikri, "lo gak usah malu-maluin sih Zik. Diliatin orang tuh."

"Iya bawel. Oh ya, lo mau makan apa?" tawar Zikri.

"Seterah, tapi lebih enak makan dipingir jalan sih. Eh Zik, beli tahu gejrot dong," pinta Lena. Emang kalau suasana mendung gini enaknya makan yang pedas-pedas terus segar, buh rasanya bikin kita tambah semangat.

"Nyarinya dimana Lena? Ini bukan Cirebon, tapi Jakarta, kita mau cari kemana?"

"Kelilinglah, siapa tau ada. Enak itu makan yang segar-segar kalau lagi mendung kayak gini."

"Ya udah cari yok cari. Apapun yang lo mau kita cari, sampe ujan turun. Udah itu lo makan dibawah hujan, buh rasanya tambah nikmat. Sumpah enak banget, gak boong deh."

"Pala lo enak, yang ada gue muntah, ya kali Zik makan tahu gejrot dicampur sama air hujan, lo ada-ada aja sih, kalau gitu lo duluan. Entar gue liatin aja."

"Malas amat."

Selamat membaca (♡˙︶˙♡)

Date, 28.01.2022.

Grilfriend OR Not? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang