Bagian Empat

7.6K 403 52
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen nya ya!!

💗Happy Reading📖

Saat ini Dira sedang berada di kantin. Mata nya menelisik ke seluruh ruangan kantin sekolah nya.

(Pict Kantin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pict Kantin)

"DIRA!"

Dira yang di panggil dengan kuat pun tersentak kaget. Bahkan ponsel milik seorang cewek yang duduk disebelah gadis yang memanggilnya itupun terjatuh karena kaget.

"Lo bisa gak sih biasa aja manggil nya?" Sentak gadis berambut coklat panjang sepinggang. Sedangkan Dira hanya mengelus dada agar detak jantung nya kembali normal setelah kejadian yang abnormal.

"Hehehe sorry lah. Lagian kan yang gue panggil Dira bukan lo Jes!"

Jeslyn Adinda. Salah satu sahabat baik Indira. Mereka sudah berteman selama 8 tahun. Pertemuan mereka bisa dikatakan sangat singkat namun pertemanan itu bertahan sampai sekarang.

"Ya tapi suara nya biasa aja, gak usah teriak. Liat tuh kita di liatin." Ujar Jeslyn sambil menundukkan wajah nya guna menyembunyikan dari orang-orang yang kini menatap mereka.

Faatina Areta. Gadis itu juga salah satu Sabahat baik Dira. Mereka berteman pada saat kelas 10. Dari nama depan nya saja pasti sudah tau bahwa gadis itu beragama Islam. Gadis hijab itu memiliki sikap yang sangat bar bar dan ceroboh.

"Udah udah jangan ribut ntar makin di liatin." Tegur Dira lalu mendudukan pantat nya di salah satu kursi kantin.

"Kalian udah pada pesan makanan?" Tanya Dira sambil menatap meja kantin yang mereka tempati masih kosong lalu mengalihkan pandangan nya kedua teman nya.

"Udah, mungkin lagi dibuat." Ucap Jeslyn sambil menatap ponsel nya dengan serius. Tidak lain pasti yang ia lihat adalah apk tik tok.

Saat sedang menunggu pesanan mereka datang, tiba-tiba suara riuh mengalihkan pandangan Dira dan teman-temannya.

Kenneth makin hari makin meresahkan ya bund

Ali kemaren chat gue woy

Austin muka datar nya di kondisi kan dong

Rahim gue anget njir

Nathan gue mau jadi pacar kesekian Lo

Aldrich gue lagi ngandung anak Lo

Aldrich yang mendengar ucapan terakhir dari seorang siswi yang memakai seragam ketat, sontak melebar kan mata nya.

"Buset dah, coblos aja kagak pernah masa udah blendung aja." Celetuk Aldrich dan di balas tawa renyah dari Nathan dan Ali.

Mereka berjalan kearah meja kantin yang kosong. Paling ujung. Saat mereka berlima sudah duduk, Kenneth menatap lekat seorang gadis yang duduk di seberang.

POSSESSIVE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang