32. Ancaman Hukuman

27 7 15
                                    

"Orang-orang menganggapku bodoh dan kasar. Meskipun aku bodoh itu benar, tetapi aku tidak kasar." ~ Estrada.

¤¤¤

Siapa sangka kalau dia akan datang tiba-tiba seperti itu dan menghentikan duel tak seimbang yang berlangsung.

Semua orang terdiam begitu melihat sosoknya berdiri di tengah-tengah mereka sembari menginjak punggung Rozaim yang jatuh pingsan.

Pria berambut cepak itu adalah Kilman, pemburu monster tingkat 7 dan menyandang gelar "Ahli Pedang Terbaik" di wilayah selatan. Bersama partynya, Elegy, dia adalah sosok paling disegani di Mugworth.

"Kenapa semua diam saja? Tidak ada yang mau bilang alasan kalian tidak mengajakku bersenang-senang?"

Semuanya tidak berani bicara karena merasa gentar di hadapan Kilman. Apalagi, pria itu telah bertanya seperti itu.

Karena tidak ada yang menjawab pertanyaannya, Kilmanpun berkata lagi.

"Baiklah kalau kalian lebih memilih diam. Kalau begitu, maka aku sendiri yang akan mencaritahu."

Telapak tangan Kilman mengarah ke leher Rozaim. Hanya dengan kekuatan satu tangan, dia mengangkat pria besar itu.

Kilman mengencangkan cengkramannya dan mencekik Rozaim kuat-kuat. Rozaim yang pingsan seketika sadar tetapi tidak bisa melakukan perlawanan.

Kilman tertawa lebar dengan Rozaim yang meronta-ronta di tangannya.

Tidak ada siapapun yang berani menghentikan tindakan semena-mena Kilman. Pria-pria tangguh yang beberapa saat lalu saling baku pukul kini berubah lembek seperti kerupuk basah. Mereka semua takut, mengharap seseorang akan menolong Rozaim.

Giovanni dilanda heran melihat sikap pemburu-pemburu di sekitarnya tersebut. Dia sempat berharap akan ada seseorang yang menghentikan Kilman, tetapi setelah beberapa saat menunggu dirinya sadar tak seorangpun memiliki nyali untuk melakukan itu. Jadi, Giovannipun memberanikan diri.

"Tolong berhenti, jangan sakiti dia," ujar Giovanni sembari berdiri kemudian mendekati Kilman.

Semua orang kaget, tak menyangka kalau diantara mereka Giovannilah yang berani meminta pemburu paling disegani di Mugworth itu untuk berhenti.

"Nyalimu besar juga, bocah. Bukankah kau yang tadi terlibat duel dengan si gendut ini?" Kilman melepaskan Rozaim, pria itu akhirnya dapat kembali bernafas.

"A–anda benar, Tuan."

"Hmph, dan apa yang membuat kalian berduel? Tidak masuk akal seorang pria dewasa bertarung dengan anak kecil sepertimu," balas Kilman.

Giovannipun menjelaskan kejadian tadi dari awal. Selama menceritakannya, Giovanni sesekali melirik pemburu-pemburu yang lain. Dia bisa melihat raut ketakutan mereka dengan jelas.

Kilman tertawa keras saat Giovanni selesai menjelaskan kronologis kejadian.

"Itu konyol sekali. Apa-apaan?"

Kilman menoleh kepada para pemburu. Mereka semua bergidik ngeri melihat sorot mata tajamnya.

Kilman menyeringai lagi sebelum melanjutkan, "Kalian hilang akal karena mabuk, kemudian memaksa anak kecil berduel dengan salah satu yang terkuat dari kalian. Aku tidak habis pikir, betapa bodohnya kalian."

Pria itu kemudian duduk di atas tubuh Rozaim. Dia mengeluarkan sebuah pedang pendek yang tersarung di belakang punggungnya lalu mengacungkan pedang itu pada para pemburu. Mereka semua sekali lagi gemetar ketakutan.

"Kalian tahu tidak? Ada peraturan yang melarang keributan terjadi di dalam ataupun sekitar area gedung gilda. Tapi, akhir-akhir ini sepertinya tidak ada yang mengindahkan itu lagi sejak aku memutuskan berkelana sebentar bersama partyku. Itu menandakan kalau peran seorang penguasa sangat dibutuhkan untuk menjaga ketertiban di sini."

ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang