Kembali ke hotel dengan mood dan suasana hati yang buruk membuat Raka mengendalikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Beberapa kali ia menyalip dan hampir membuat jantung Jingga lepas dari tempatnya. Namun keduanya tak saling bicara.
"Masuk" titah Raka setelah keduanya sampai di depan kamar hotel
"Salahku apa sih mas?"
"Kamu masih belum tahu salahmu apa? Kamu peluk-pelukan sama cowok lain"
"Itu kan spontanitas mas"
"Dia itu pernah dekat sama kamu. Terus kamu nggak bilang kalau kamu kesini sama suamimu"
"Iya iya... Yang bagian itu aku salah, aku minta maaf..."
"Sepertinya kita harus segera publish hubungan kita"
"Jangan dulu lah Maas... kamu janji nunggu sampai aku wisuda..."
"Aku bilang sampai aku bisa menahan kesabaranku jingga..."
Keduanya diam. Jingga lebih memilih tak mau membalas kata-kata suaminya sampai Raka beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan muka.
Ketika Raka kembali, dilihatnya Jingga sudah tidur bergulung selimut membelakanginya. Ia menghela nafas berat, seharusnya ia tak bersikap begitu tadi pada istrinya. Ia berjalan ke arah ranjang, Menatap lekat-lekat wajah istrinya dari samping, menikmati dengkuran halus nya, menyibak rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya. Dia ingin mengecupnya tapi takut Jingga semakin marah padanya. Ingin memeluknya tapi dia yang sedang marah pada gadis itu
Aaarghh... Sial, jaringan otak, hati dan yang dibawah sana tidak bisa diajak kompromi, lagi!!
------------------******************------------------
"Kamu siap-siap. Kita check out siang ini" titah Raka setelah keduanya sarapan pagi di hotel.
"Bentar banget. Kurang lama mas..." Jawaban jingga barusan membuat Raka menoleh ke arahnya sambil mengangkat kedua alisnya
"Apa" lanjutnya dengan wajah yang polos tanpa dosa, membuat Raka menghela nafas
"Kalau kurang lama, service nya ditambahin dulu" kini jingga yang mengangkat kedua alisnya tak mengerti.
"Ngomong apa sih nggak jelas" jawabnya sambil mendahului Raka menuju kamar hotel.
"Kamu kemana??"
"Ke kamar lah mas"
"Salah lorong" jingga berbalik salah tingkah
"Hotelnya kebesaran, lorongnya sama semua sama pintunya" gerutunya melewati Raka
"Dimana-mana juga begitu" kata Raka sambil menahan senyumnya. Gadis itu begitu lucu kalau sedang salah tingkah.
"Setelah dari sini aku diturunin di kampus bisa?
"Hmm"
"Nanti mas pulang sendirian nggakpapa kan?" Harusnya suaminya yang bilang begitu, kenapa dialognya bisa diambil alih istrinya.
"Mas..."
"Kamu mau ngapain? Ketemu siapa?"
"Kok ketemu siapa sih mas, ya temen-temenku lah. Laporan KKN ku kan belum selesai"
"Boleh, mas nanti nggak ada jadwal di kampus. Jadi mau ngurusin kerjaan mas yang lain. Jangan sore-sore, selesai nanti biar mas jemput"
"Eh tapi nggak usah mas" sergah Jingga, membuat Raka menaikkan kedua alisnya
"Hmm... Kalau dibolehin, aku pingin nginep di kosan Mayang mas. Sebulan penuh aku nggak ketemu dia mas. Kangen sama dia"
"Nggak usah, jam 7 mas jemput, udah cukup kan?" Jingga memonyongkan bibirnya kesal. Jurus ngambeknya keluar kalau begini"
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON)
Romance#PART LENGKAP, NAMUN ADA VERSI PANJANG DAN LEBIH UNYU DI NOVELAH DAN KBM! "Kamu kalau nggak perlu apa-apa disini, mending cari kerjaan yang produktif sana" suara Raka memecah keheningan. "A-aku mau anter ini" jingga mengulurkan sebuah kertas yang s...