bagian : 8

4.9K 634 63
                                    

Malam ini jaemin mendapat perintah dari sang ayah jadi ia harus pergi, kini Jeno yang datang kerumahnya dan menjaga Renjun.

Jeno datang dan membawa beberapa cemilan dan makanan.

"Renjun?"

"Paman!!" Renjun berlari dan memeluk Jeno erat.

"Panggil saja Hyung seperti kau memanggil Jaemin kami seumuran."

"Bukan Daddy?" Tanya Renjun polos.

"Kau ingin yang mana?" Jeno kembali bertanya.

"Daddy, boleh? Injun seperti nya terbiasa dengan panggilan itu."

"Baiklah terserah bayi Daddy." Jeno menaruh makanan yang ia bawah dan mengangkat tubuh mungil Renjun.

"Daddy bawa apa?" Tanya Renjun.

"Aku membawa makanan kau mau?" Renjun mengangguk antusias, sebenarnya ia sudah makan tadi dengan Jaemin tetapi ia kembali lapar hehe.

"Baiklah ayo." Keduanya menuju meja makan dan Jeno menyiapkan makanannya di piring, ini salah satu makanan kesukaan Renjun, hotdog. Ada burger serta kentang goreng. Kata orang-orang jika sering memakan burger dan sebagainya akan menambah berat badan bahkan membuat ukuran tubuh lebih besar, tetapi saat Renjun masih di rumahnya ia sering memakan itu tetapi kenapa tubuhnya tak besar-besar.

Renjun memakan dengan tenang sesekali Jeno membersihkan area mulut Renjun yang terkena saus.

"Injun kenyang." Renjun menelantarkan hotdog yang hanya tersisa dua gigitan saja. Kemudian ia meminum air mineral tiga tegukan.

"Masih ada snak kau ingin?" Renjun menggeleng. Saat ini ia ingin menonton moomin. "Injun ingin menonton moomin."

"Moomin apa?"

"Peri dad."

"Baiklah ayo."

Jeno mengajak Renjun menuju ruang tv namun kata renjun jam segini moomin belum tayang jadi menonton di ponsel milik Jeno saja.

Keduanya duduk di sofa dengan Renjun yang berada di pangkuan Jeno. Jeno mengetikkan di pencarian You tube 'peri moomin' tetapi hanya muncul kudanil putih yang memiliki mulut yang besar.

Jeno kembali menelusuri namun renjun menghentikan nya. "Kenapa dad?"

"Mungkin penulisannya salah, bukan peri yang muncul melainkan kudanil gembrot haha." Jeno terkekeh tak mengetahui ekspresi wajah Renjun yang cemberut sebap moomin nya di ejek oleh Jeno.

"Tapi tadi itu peri Daddy!" Renjun menatap tajam Jeno namun kesannya malah terlihat lucu.

"Peri? BWAHAHAHAHA." Jeno tertawa kencang membuat Renjun semakin cemberut. "Itu bukan peri sayang itu kudanil hahahaha."

"Huweee jangan mengejek moomin hiks." Renjun memajukan bibir bawa nya dan menatap Jeno dengan tatapan berkaca-kaca.

"Astaga tidak-tidak aku bercanda hahaha tetapi... Ah sudahlah, ayo menonton."

Kini Renjun fokus menonton semua fokuskan ada di kartun moomin itu, sesekali Renjun tertawa lucu sebab kartun itu. Sementara Jeno sama sekali tak mengerti sebab itu menggunakan subtitle Mandarin.

Lama kelamaan kepala pemuda mungil itu terkulai lemas di pundak Jeno, Jeno dapat mendengar dengkuran halus dari si manis menandakan bahwa Renjun tertidur. Jeno mematikan ponsel dan menatap wajah terlelap damai itu.

Cantik, sangat cantik, hidung mungil namun mancung, dan mulut yang berwarna pink alami. Jeno membelai pipi renjun yang ternyata sangatlah lembut dan juga kenyal. Renjun benar-benar memiliki kulit seperti bayi.

Jeno mengangkat Renjun dan membawanya ke kamar  kemudian di baringkan. Sebelum beranjak dari kamar Jeno menyempatkan untuk mengecup kening Renjun. Entah mengapa Jeno sangat menyayangi anak itu sekarang dan seterusnya.

Setelah itu Jeno keluar ia menelfon Jaemin menanyakan tentang kabar pembunuhan berencana hari ini.

//

Malam ini Jeno dan Jaemin di panggil oleh Lee Donghae, keduanya duduk di kursih di hadapan Donghae.

"Ayah ada tugas untuk kalian berdua, jangan ada bantahan terlebih kau Lee Jeno." Donghae menekan kata saat menyebut 'Lee Jeno'

Jaemin dan Jeno mendongak menatap wajah Donghae yang terlihat sangat serius.

"Tugas apa ayah?" Tanya Jaemin.

"Kalian harus mencari tau letak keberadaan Lai Guanlin, dia adalah tangan kanan Huang Chanyeol saat masih hidup...." Donghae menjeda perkataannya.

Jeno dan Jaemin sudah was-was dengan apa yang akan ayah mereka katakan. Sejujurnya kedua pria itu sudah tahu apa akhir dari perkataan sang ayah.

"....Kudengar kau sudah membuang anak itu? Benar Jeno?"

"Benar ayah." balas Jeno.

"Cari kembali anak itu, tanya keberadaan Lai Guanlin, dia memegang kekuasaan keluarga Huang sebelum keturunan terakhir mereka legal. Dan dia juga yang di tugas kan untuk menjaga dan merawat Huang Renjun."

"Selama Renjun tinggal dengan ku dia tak membahas tentang pria itu, sama sekali tidak, bahkan dia bilang dia sudah tinggal sendiri." Ujar Jeno, bukan bermaksud untuk mendukung arah bicara ayahnya namun disini Jeno akan mendengarkan dahulu sebelum menyusun rencana.

"Tentu tidak. Huang tidak akan menggali kubur mereka sendiri maka dari itu mereka akan berpura-pura bodoh dan bertingkah layaknya polos."

"Tapi aku yakin Huang juga tak takut mati." Sahut Jaemin.

"Bukankah hal yang di sebut menggali kubur itu sudah pas? Mereka hanya mempunyai satu keturunan dan itu adalah Huang Renjun. Maka dari itu, anak tersebut sudah di latih untuk tutup mulut." Balas Lee Donghae.

Jeno dan jaemin saling bertatapan layaknya berbicara lewat pikiran. "Lalu apa tugas kami setelah mendapatkan Lai Guanlin?" Tanya Jaemin.

"Paksa dia menandatangani penyerahan kekuasaan di negara China dengan membunuh Huang Renjun sebagai ancaman."

Wajah Jeno beserta wajah Jaemin seketika berubah menjadi datar, tatapan keduanya menjadi tajam seolah mampu menusuk siapapun yang bertatapan dengan mereka. Rasa tak suka saat perencanaan pembunuhan terhadap Renjun walaupun itu hanyalah sebuah ancaman.

"Hati-hati, Huang bermain seperti angin, tak terlihat namun dirasakan dan menyerang kapan saja, jika merasa terganggu."

Lai Guanlin, Sosok kepercayaan Huang Chanyeol. Memegang hak penuh atas seluruh harta dan kekuasaan milik Chanyeol, dan sudah berkuasa layaknya Huang.

'Rasanya ingin menghabisi mu terlebih dahulu.' JJ

TBC

Kurang pede sama chapter ini, saya mau buat konflik tapi takut gak bagus.

[✓] HITMAN | NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang