Ning2002 (story)
si paling serius belanja bulanan #berburu_diskon🙂✌
***
Karina memberikan komentar dalam bentuk chat pribadi, "Lo jahat si anjrt"
Ningning berhenti, mendorong trolley belanjaan Jaemin. Ia membalas komentar Karina, "jahat apanya?"
"Lo gak sadar sama tatapan mata Jeno kemarin?" Balas Karina secepat kilat.
"Yang kemarin bilang kalau Jeno punya gebetan baru siapa?"
"Who knows? Kalau sebenernya gue cuma ngelantur dan kenyataannya he still love u, fucking love u, bitch."
Ningning merasa tertampar. Ia spotan berdiri tegak dan membaca ulang pesan Karina. Kalau wanita bermata tajam itu, sudah memberikan cibiran terhadap sesuatu.
Maka ini serius dan seringnya Karina selalu tepat sasaran.
"Lo coba lebih rasional ketimbang irasional. Dari pada mendramatisir diri lo sendiri. Mending bicarain lebih serius tentang hubungan lo sama Jeno."
"Males," jawab Ningning singkat. Ia mematikan layar ponselnya yang bergetar karena balasan chat Karina.
Tetapi Ningning malas membacanya. Ponsel itu bergetar berulang kali hingga akhirnya hening saat ia menemukan Jaemin berdiri di etalase pewangi baju.
"Hm, merek pesenan mama nggak ada," kata Jaemin sambil memilah satu per satu merek pewangi.
"Coba video call mama lo aja deh," saran Ningning.
Mendengar hal itu, Jaemin langsung menoleh ke arah Ningning yang terlihat loyo. Tetapi jari tangannya lincah menekan tombol video call ke mamanya.
Nggak sampai 5 menit, panggilan itu di angkat dan Jaemin ngasih ponselnya ke Ningning.
Ningning yang loyo dan hilang konsentrasi menerima ponsel Jaemin dan ikutan menyapa, "halo maaa."
Eh? Ningning kaget ketika menyadari dirinya menyapa halo maaa ke mamanya Jaemin. Mata Ningning membulat polos masih memegang ponsel Jaemin di depan mukanya. Selagi, Jaemin yang berdiri dekat disamping Ningning sedang menjelaskan kalau pewangi yang mamanya mau sedang kosong.
Ningning melirik Jaemin yang mengisyaratkan untuk mengganti kamera video call. Ke kamera belakang untuk menyorot berbagai macam merek pewangi baju di etalase.
"Menurut temennya Jaemin, merek pewangi mana yang enak baunya?"
"Yah?" Ekspresi wajah Ningning semakin polos. Bingung menatap Jaemin, bahkan tangannya sedikit bergetar karena tiba-tiba ikut terlibat dalam pembicaraan antara Jaemin dan mamanya.
Jaemin memegang tangan Ninging sekilas. Untuk mengambil kembali ponselnya sambil mengulangi pertanyaan mamanya ke Ningning.
Ningning hanya menggeleng pelan dengan senyuman kikuk. Ia nggak tau harus menyarankan merek apa, karena selama ini yang mencuci baju itu bukan dirinya.
"Baju gue masih dicuciin mami. So i dont know," bisik Ningning. "Gue bahkan gak pernah ikut mami belanja bulanan. This is my first time ngikut belanja bulanan gini," jelas Ningning berbisik-bisik. Mendekatkan dirinya ke Jaemin yang terekam seperti bersembunyi di belakang bahu Jaemin.
Jaemin tertawa renyah. Lucu melihat tingkah laku Ningning yang berubah menjadi malu-malu kucing. "Gawat, mah." Kata Jaemin ke mamanya di video call. "Temen Jaemin nggak tau pewangi apa yang bagus dan---" Jaemin menatap mata Ningning dengan senyuman usil. "Nggak pernah nyuci bajunya sendiri. Padahal udah umur 21 tahun." Tuntas Jaemin bersama gelak tawa yang bebas.
"Ih, kok diomongin!" Desis Ningning seraya memberikan cubitan maut ke perut Jaemin. Sayangnya Jaemin mampu menghindari cubitan Ningning malah meledeknya habis-habisan.
Mama Jaemin ikut tertawa kecil di sebrang sana. Saat Jaemin menutup video call.
Ada perasaan lega dalam hati mama Jaemin, "Akhirnya anakku memperlihatkan wajah perempuan sekalipun rambutnya merah kayak cabe. Yang penting anakku tidak gay."
***
A/N: selamat hari raya idul fitri😇😇😇
KAMU SEDANG MEMBACA
First Thing That We Have...? - Jeno x Ningning
Fiksi Penggemar"Jenooo ganteng! Gue izin selingkuh yaaa!" "Silakan, babi." "Anjing lo." Awalnya Ningning cuma bercanda tapi Jeno malah nanggepin cuek dan kasar banget. Fuck, Jeno. au lokal! warning: kata-kata kasar plz be wise hehe