“Carilah seseorang yang sempurna karenamu, dan menjadikanmu sempurna.” – HEE Couple
~0000~
Seumur hidupnya, Kim Hee Chul tidak pernah menduga hal ini akan terjadi di hidupnya. Dia pernah membayangkan penculikan atau bahkan percobaan pembunuhan dilayangkan kepadanya. Tapi tidak pernah, sekalipun tidak pernah, membayangkan dirinya akan berada di situasi di mana situasi tersebut hanya ada di dalam drama-drama bergenre action.
Seharusnya, renung Hee Chul dengan wajah masam, kalau aku berada di sebuah drama, itu harus drama romantic. Melodrama. Atau comedy-romantic. Yang pasti tidak akan ada adegan mengerikan seperti sekarang ini. Bagaimana kalau dirinya celaka juga?
Tapi, Hee Chul menggerakkan pergelangan kakinya dengan kedua tangan tersembunyi di saku, ini bisa dikatakan juga sebagai salah satu aksi romantis yang bisa dilakukannya untuk gadis yang dia cintainya. Hanya saja Hee Chul berharap tidak ada pertumpahan darah.
“Kami sudah siap di tempat, Presdir. Apakah Anda yakin akan melakukannya?” tanya seseorang dari earphone tanpa kabel yang dipasang di telinganya.
“Jangan lupa, aku juga menguasai bela diri berkat ayah. Hanya pastikan aku tidak lecet sedikitpun,” kata Hee Chul pelan. “Dan beliau juga.”
“Baik.”
Kemudian suara Lee Soo Man menghilang. Hee Chul menunggu lagi selama hampir lima menit saat melihat sebuah mobil datang mendekat. Itu sebuah van, yang sangat usang. Van hitam itu berputar di lapangan dan berhenti sekitar seratus meter dari Hee Chul dalam keadaan menyamping. Kemudian pintu terbuka.
Kim Hee Chul menyipitkan mata dan melihat dengan napas tercekat ibu dari Choi Rae Hee. Diikat di tangan dan mulutnya disekap. bersama wanita itu ada seorang pria yang Hee Chul duga bernama Jung Ji Hoon.
Kemudian, tiga orang turun dari van. Orang-orang berbadan besar dan sangar, membuat Hee Chul bergedik ngeri. Selain fakta bahwa dirinya kedinginan, wajah orang-orang itu sungguh menyeramkan. Hee Chul benci menganggap dirinya pengecut, tapi insting untuk bertahan hidup mengatakan bahwa dirinya harus takut.
Ji Hoon terlihat lebih muda daripada yang Hee Chul bayangkan. Pria itu tinggi dan tegap. Matanya sipit dan kulitnya putih pucat. Senyumnya, kalau bukan jenis senyum licik, termasuk cukup menarik. Hee Chul terkesiap saat melihat Ji Hoon menodongkan pistol ke arah ibu Rae Hee.
“Kalau aku tahu kau membawa pengawal. Seharusnya aku membawa satu juga,” teriak Hee Chul. Tidak yakin apa yang akan dia dapatkan dengan mengatakan itu.
“Kau tidak perlu. Tapi aku jelas perlu,” balas pria itu. Tapi Hee Chul menyadari bahwa Ji Hoon berbicara dengan lebih pelan yang membuat ibu Rae Hee memberontak.
Wanita itu kemudian mendongak untuk menatap Hee Chul dan menggeleng dengan kuat. Tatapan mata wanita itu tajam dan penuh tekad. Dan Hee Chul mendadak merasakan firasat buruk.
“Di mana bayarannya?”
Kim Hee Chul mengepalkan tangannya. Pria itu benar-benar berengsek. Jung Ji Hoon benar-benar berengsek. Alih-alih mengatakan tebusan, pria itu mengatakan “bayaran”. Dan jelas yang dimaksud bayaran adalah karena pria itu telah menjual Rae Hee pada ibunya.
Meskipun, Hee Chul sendiri sudah menyerahkan kontrak tersebut pada Rae Hee, dan mengatakan kepada gadis itu bahwa Rae Hee boleh membuang ataupun membakarnya. Jadi secara teknis, Rae Hee tidak dibeli. Tapi Hee Chul yang menginginkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREWEDDING
RomanceIni tentang harapan yang mungkin masih tersisa. Pertemuan antara dua orang asing yang saling membutuhkan demi memenuhi kepentingan masing-masing. Yang satu untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, dan yang satu lagi untuk menyelematkan ibunya.