"Huuuuffhhh..."
Luhan meniup nafas dengan kasar hingga rambutnya terangkat lucu saat pria mungil yang berada di depannya mengganggu acaranya bermain game. Padahal score tertinggi akan dia dapatkan sedikit lagi.
"Bagaimana ? Apa kau sudah mendapatkan idemu ? Kau harus cepat Lu, kita sudah dikejar deadline. Jika minggu ini kita tidak bisa mencapai target, maka Minseok hyung akan memarahi kita." Baekhyun terus mondar-mandir sambil mengusak rambutnya dengan kesal.
Siang itu Luhan dan Baekhyun yang berprofesi sebagai photograper dan penulis blog dipaksa memunculkan ide untuk daily magazine perusahaan mereka. Keduanya berada ditim yang sama dalam redaksi. Perusahaan mereka memang bukanlah perusahaan besar namun upah yang didapat cukup untuk keduanya menyewa kost dan menabung.
Hidup ditengah desa membuat saudara kembar dengan beda karakter itu harus merantau ke kota. Dengan berbekal keahlian yang mereka punya, keduanya diterima oleh salah satu perusahaan penerbit di kota Seoul. Luhan sebagai photograper dan Baekhyun sebagai penulis.
"Apa kau tidak bisa sabar sedikit ? Kau tahu, aku harus mencari tempat bagus untuk memunculkan ideku Baek. Lagipula tugasku itu kan hanya mengambil gambar bukan menulis. Harusnya kau coba cari referensi juga. Kau itu selalu saja menyusahkan saudara kembarmu sendiri." Luhan menggerutu sambil membereskan stik game miliknya.
"Kau kan tahu bahwa setiap gambar yang kau ambil itu menjadi ideku dalam menulis. Jadi kali ini kau harus mendapatkan gambar yang bagus Luhan." Tegas Baekhyun sambil menaruh kedua tangannya di dada.
Luhan beranjak dari duduknya dengan wajah yang terlihat gemas kemudian mengambil tas yang berisi perlengkapan memotretnya. Pria mungil itu berjongkok untuk membenarkan tali sepatu kemudian mengambil dan mengunyah permen karet rasa jeruk kesukaannya.
"Aku akan pergi. Semoga kali ini aku mendapat gambar yang bagus. Doakan saja. Jika tidak, mari kita menjual diri di bar milik Kyungsoo." Luhan terkekeh kemudian membanting pintu dengan keras.
Dak!!
"Yaish, dasar rusa sialan! Kau saja yang menjual dirimu. Lagipula tak akan ada yang mau. Kau terlalu kerempeng." Teriak Baekhyun sambil beranjak pula. Namun tidak untuk mengikuti saudara kembarnya itu, melainkan ketempat dimana dia bisa menulis dengan tenang dan tentu saja gratis yaitu tempat pemakaman umum. Memang aneh.
^^
"Jisoo, tanaman yang sudah tidak segar lebih baik dibuang saja ya. Dan tolong pot bunga yang sudah retak diganti." Ujar pria tinggi pemilik toko bunga kepada pegawai wanitanya. Kemudian pria itu berjalan untuk mengambil cangkir kopi serta memeriksa tangkai-tangkai bunga yang sudah kering dan menguning.
"Baik Tuan." Jisoo berjalan membawa pot bunga yang retak dan tanaman yang sudah layu kedalam gudang belakang.
Tuk..tuk..tuk..
Suara seperti seseorang mengetuk kaca toko membuat Sehun mengalihkan pandangannya ke tempat suara tersebut. Kemudian dia tersenyum dan menghampiri seseorang yang tengah asik bergumam sendiri di depan akuarium yang sengaja ia taruh di depan toko bunganya.
"Kau suka ?" Tegur Sehun pada pemuda yang memiliki paras cantik itu. Sehun sedikit terpukau pada wajah kecilnya yang menawan.
"Hah, apa ? A-ah a-ku a-ku.." Luhan terlihat gugup. Seperti ketahuan mencuri dia menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal. Alhasil membuat pria yang berada di depannya tersenyum.
"Aku tanya, apa kau suka ? Ikannya, maksudku." Sehun terkekeh lalu menunjuk dengan dagunya ke akuarium pemberian Junmyeon, kakak sepupunya seminggu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
• FLORIST OH •
RomanceKesialan Luhan disiang hari berujung dengan kejadian yang tak pernah ia duga. (Inspired by G.E.M [Missing You] video clip] ▪️Drama ▪️YAOI ▪️Short ▪️Baku ▪️Teen Note : ini sudah pernah aku posting di twitficsku, aku hanya repost dan sedikit menyempu...