***
Vivi menatap jam tangan nya sebentar kemudian menghela nafas panjang. Ini sudah sore dan hampir pukul enam, tapi kekasih nya belum juga datang menjemput nya. Sudah berkali - kali ia menelfon Venom tapi tidak ada jawaban sama sekali.
Beberapa menit setelah nya tiba - tiba muncul mobil yang sangat Vivi kenal. Tapi tidak dengan di dalam nya. Seorang wanita? Cih.
Vivi menaikkan alis nya ketika pintu mobil itu terbuka dan menampakkan wajah tampan Venom. Venom menghampiri Vivi dengan raut minta maaf.
"Sorry, tadi aku lupa kalo harus jemput kamu. Tadi perusahaan lagi ra-"
"Bacot"
Belum selesai Venom menyelesaikan kalimat nya Vivi sudah masuk ke mobil pintu belakang. Oh, lalu dimana dirinya harus duduk? Di depan? Didepan sudah ada wanita yang tadi diajak oleh Venom.
Venom menggusar rambut nya kasar, dia berbalik dan kembali ke mobilnya. Oh, mungkin tadi dia seharusnya berkata kepada Anggun untuk duduk di belakang bukan di depan. Lengkap sudah kesalahan kekasih Vivi itu.
Di perjalanan, Anggun sangat canggung. Dia baru tau jika atasannya memiliki kekasih. Oh dia hanya baru menyukai Venom tidak mencintai. Lagipula dirinya juga sudah akan bertunangan dengan orang lain.
Setelah mengantar Anggun ke rumah nya, kini mereka berdua pergi ke Apartemen seperti biasa.
Vivi keluar lebih dahulu, ini sudah hampir malam. Dan dirinya belum sama sekali makan siang.
"Brengsek"gumam Vivi lalu berjalan cepat.
Lapar, Letih, Lesu. Mode senggol bacok.
☆☆☆
Venom mengusap rambut nya yang basah sehabis keramas. Dia menatap gadis nya tengah mengetik di laptop. Mungkin sedang mengerjakan tugas?
Venom mengambil handuk di lemari dan berjalan ke arah Vivi lalu menyodorkan handuk. Vivi seperti enggan bergerak dari tempatnya, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun.
Kesal, Venom langsung menarik Vivi dan mendudukan di pangkuannya. Dia menangkup wajah Vivi, "Udah marahnya hm?"tanya Venon yang langsung di hadiahi tatapan sinis Vivi.
Venom mengerutkan keningnya, dia tak suka. Bukankah dirinya sudah bertanya dengan baik? Kenapa direspon sinis?. Oh apakah semua wanita seperti itu, sangat merepotkan ternyata.
Vivi hendak berdiri dari pangkuan Venom tapi Venom menahannya.
"Apasih kak, lepas gak. Aku ada tugas!"sentak kasar Vivi.
Vivi mencoba melepaskan tangan Venom yang bertaut di pinggang nya, "LEPASS IHHH!!"
Venom memutar bola mata nya bosan, Dia langsung melepaskan pegangannya dan Vivi terjatuh di lantai.
Vivi terdiam sesaat menikmati rasa sakit di bokongnya. Tidak terasa air mata Vivi mulai mengalir, ia berdiri dan mengusap sebentar pantat nya lalu beralih kepada laptop.
Venom mendengus kesal, dia pergi ke luar kamar sambil membanting pintu.
Vivi menangis dengan sesenggukan, siapa pacar yang tidak sakit melihat pacar nya satu mobil dengan perempuan lain. Ditambah perempuan itu jauh di atas nya.
Dia perempuan yang sudah bekerja, pintar, cerdas dan cantik. Sedangkan dirinya, hanya anak SMA cengeng yang tidak bisa melakukan apapun sendiri, dan jangan lupakan bahwa dia pernah menjadi seorang lesbian.
☆☆☆
Minggu yang buruk, Venom dan Vivi sama - sama tidak berbicara satu sama lain. Dan selama itu juga wanita yang bernama Anggun telah resign. Dia merasa tidak enak dengan atasannya, karena ia juga seorang wanita. Dia mengerti bagaimana perasaan Vivi.
Dan sayangnya, karena resignnya Anggun membuat kemarahan Venom berkali - kali lebih besar. Karena hal sepele membuat dia kehilangan sekretaris terbaik di perusahaannya.
Venom membanting pintu apartemen dan menghampiri Vivi yang sedang membersihkan kamar mereka berdua. Dengan membuka pintu secara kasar membuat Vivi menoleh kepada Venom.
Venom manghampiri Vivi dan mencengkram kedua rahangnya.
"Puas lo hah? Puas!"desis Venom.
Vivi memegang tangan yang mencengkram rahangnya. Sakit dan perih.
Mata Venom seperti akan lepas dari tempat nya, ia menatap Vivi seakan - akan ingin memakannya hidup - hidup.
"SAKIT BAJINGAN!!"bentak Vivi lalu mendorong Venom dengan kasar.
Ia menangis sambil memegang kedua pipinya, lalu dengan cepat berlari ke arah keluar pintu. Tapi sayang, Venom sudah lebih dahulu membaca pergerakannya.
Cowok itu menangkap Vivi dan melemparnya ke arah kasur lalu melepas setelah jass yang terbalut di badannya. Dia menarik kerah baju Vivi dan dengan kasar melemparnya lagi.
Lalu dia mengambil dasi dan mengikat kedua tangan kekasihnya di kepala ranjang. Vivi memberontak dan menendang - nendang tubuh Venom.
Tak tinggal diam, Venom langsung membalik tubuh Vivi dan membuat nya menungging.
Plak, tamparan yang kasar terasa pias di pantat Vivi. Dia memejamkan matanya untuk sedikit meredakan rasa sakitnya.
"Lo bilang gw bajingan, sekarang bakalan gw tunjukkin apa itu arti kata bajingan"
Setelah berkata seperti itu, ia mengambil sebuah pembungkus dan merobeknya. Lalu memasangkannya di area kejantanannya.
"Big dick coming for you sweety"
***
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENOM [ ✓ ]
Genç Kurgu18+ Warning : Adultromance "APA?? LU LESBI" "Selama ini gw kawin terus naena sama orang yang suka sama sesama jenis fuck!" "Gw ga peduli, pokoknya gw bakalan buat lo balik ke jalan yang bener, BIAR NAENA SAMA NENEN TIAP HARI GAPAPA YANG PENTING LO B...