Keesokan harinya, Mirae sudah kembali ke sekolah. Gadis itu disambut ramah oleh siswa-siswi di sekolah. Sejujurnya Mirae sedikit bingung mengapa teman-temannya memperlakukannya seperti itu, namun itu membuatnya merasa nyaman.
Mirae langsung kembali berbincang-bincang bersama Dohee di kelasnya. Layaknya tak ada yang terjadi, Mirae kembali menunjukkan senyum lebarnya walaupun pipinya masih terasa sakit. Dohee juga tidak mau menanyakan Mirae soal apa yang ia rasakan hari itu, ia tidak mau membuat hari pertama Mirae kembali ke sekolah menjadi hari yang buruk.
Jay, Heeseung, Jungwon, dan Niki ikut berada di kelas Mirae. Hal itu menyebabkan kelas Mirae menjadi ramai karena banyak adik kelas yang ingin melihat keempat laki-laki itu.
Walaupun menurut Mirae itu mengganggu, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ia takut bertemu adik kelas yang sebelas dua belas dengan Yujin dimana itu akan membuatnya pusing.
Lima belas menit lagi bel selesai istirahat pertama akan selesai, namun Jay dan ketiga temannya masih setia berada di kelas Mirae.
"Jay," panggil Heeseung.
Jay berdeham tanpa menoleh. Laki-laki itu masih fokus memandangi Mirae yang sudah kembali ceria.
"Gue butuh ngomong sama lo," kata Heeseung.
Jay menatap Heeseung bingung. "Museun irisseo?"
Heeseung mengangguk pelan sambil melirik ke arah Mirae yang masih mengobrol dengan Dohee.
"We have to go," kata Heeseung lalu berlalu dari kelas Mirae.
"Eodiga?" tanya Niki.
Jay mengedikkan bahunya. "Sebaiknya lo berdua jangan ikut."
Jay menyusul Heeseung, meninggalkan Jungwon dan Niki yang kini saling bertatapan.
Jay menyusul Heeseung di lorong kelas 12, tepatnya didepan kelas Heeseung.
Heeseung menyandarkan punggungnya ke tembok sambil menekuk kakinya dan Jay menghadap sahabatnya itu.
"Wae?" tanya Jay.
"Sebenarnya Mirae enggak bolehin gue kasih tahu ini ke lo," jawab Heeseung. "Tapi gue rasa lo harus tahu."
"Mirae kenapa?" tanya Jay langsung khawatir.
Heeseung menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Lo inget pas malem-malem gue anterin Mirae ke rumah lo?" tanya Heeseung.
Jay mengangguk.
"Pas itu gue nyelamatin dia dari Jake," ucap Heeseung.
"Jamkkanman, nugurago?" Jay mengernyitkan dahinya.
"You heard me," balas Heeseung.
"Mirae kenapa sama Jake?" tanya Jay.
"Malam itu Mirae tiba-tiba chat gue minta jemput karena lo gabisa dihubungin. Singkat cerita gue setuju, karena udah malam. Bahaya dia keluar sendiri malam-malam," jawab Heeseung.
"Pas gue sampai direstoran itu, gue sempet nyamperin ke dalam restoran tapi dia enggak ada. Pelayan bilang dia udah keluar restoran. Jadi, gue cariin dia di sekitar parkiran-"
"Lo bisa lebih cepat ke intinya?" potong Jay.
Heeseung mendengus, lalu mengangguk.
"Singkatnya, gue denger suara Mirae teriak. Gue samperin satu mobil yang ternyata ada orangnya. Pas gue buka..." Heeseung berhenti bercerita. Matanya menunjukkan sorot mata sedih.
"Kenapa, Hee? Kok berhenti?" tanya Jay masih khawatir.
"Jake was with her," jawab Heeseung membuat wajah Jay seketika pias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔
Fanfiction[COMPLETED✅] Menjadi tampan dan populer tidak menjamin hidup kalian akan bahagia. Bagaimana jika kalian berteman, bahkan bersahabat, dengan seorang perempuan super ekstrovert dan terlalu lugu? Jika kalian mengalami hal ini, mungkin kalian akan paham...