Happy reading!
Sorry for typo.Ada dimensi dimana manusia tidak mengetahui letaknya berada dimana. Dunia yang mereka anggap tidak ada nyatanya berdiri dengan kokoh disini.
Salah satunya kerajaan Neo, dengan rajanya yang bernama Jung Jaehyun, ya ternyata ketua baru rumah sakit itu adalah seorang vampir dengan tangan kanannya, Johnny Suh.
Dan Lee Haechan, kesukaanmu terhadap makhluk fantasi itu benar adanya.
Setelah acara penyambutan selesai, Haechan dan Renjun pergi keruangan mereka masing-masing, dengan lantai yang berbeda. Haechan sebenarnya masih bingung, karena saat ia keluar gedung pertemuan, ketua baru rumah sakit itu terus melihatnya.
Apa ada penampilannya yang salah? Tetapi ia tidak merasa ada yang salah, semuanya seperti biasanya. "Ah aku lelah sekali." Iya dia lelah, karena berlarian menuju gedung pertemuan.
Untung saja jadwal pasiennya masih siang nanti, ia masih bisa sedikit bersantai. Ia merasa sangat beruntung menjadi seorang psikiater, entah kenapa. Karena mungkin kerjanya yang agak santai, dan ia bisa membantu orang yang mentalnya 'terganggu'.
Rasanya ada suatu kebanggaan jika dirinya berhasil menyelamatkan orang yang akan mengakhiri hidupnya sendiri. "Ah, email itu." Ketua baru bilang akan mengirimkan email dan Haechan langsung melihatnya.
"Kenapa aturannya aneh sekali? Hanya beberapa?"
Di sana tertulis jika dokter-dokter lain tidak boleh datang ke ruangan kecuali disuruh, yang kedua jangan ada makanan yang mengandung bawang putih? Dan yang ketiga, jangan ingin tahu urusan ketua.
Bawang putih? Tunggu, apa hubungannya?
"Seperti vampir saja, apa jangan-jangan pria itu memang vampir? Tidak mungkin." Haechan mengidikkan bahu acuh, lalu mulai membaca buku tentang bidangnya.
Meskipun sudah lulus, ia harus belajar terus menerus, bahkan ia ingin melanjutkan studinya ke Eropa.
Sementara itu, di ruangan Jung Jaehyun.
Ruangan itu seketika gelap, padahal letaknya sangat tinggi, tetapi ruangan ini ditutup oleh gorden agar menjadi gelap. Ia memang tidak lemah akan cahaya, tetapi ia tidak suka suasana terang, menganggu matanya.
"Kapan kita akan bergerak, master?" Johnny bertanya pada Jaehyun yang sedang duduk menikmati darah layaknya meminum segelas wine.
"Kerajaan saphire belum bergerak sama sekali? Apa dibalik itu sedang menunggu kehancurannya?" Bukannya menjawab Jaehyun balik bertanya.
"Tidak ada, tetapi keberadaan Mark sepertinya sama seperti kita, di bumi." Goyangan pada gelas itu terhenti, "Kita bergerak perlahan John, ah sepertinya kerajaan kita akan mendapatkan ratu."
Johnny terkejut, tetapi tetap mempertahankan wajah datarnya. "Apa master menerima cinta Yuri?"
Jaehyun menggeleng. "Tidak, aku ingin pemilik darah itu menjadi ratuku, sejak kedatangannya dia menarik perhatianku."
Dan Johnny sekarang tahu, jika hidup pria manis bernama Lee Haechan itu akan berubah mulai detik ini.
|BLOOD|
"Aku ingin mati! Kenapa semua orang menghalangi ku! Kenapa?!" Teriak seorang wanita yang kira-kira umurnya 26 tahun. Ia menjadi sedikit stress karena ditinggalkan sang kekasih di altar pernikahan.
"Nona Lee anda tidak boleh seperti itu, orang tua anda menyayangi anda, semua orang disekitar anda ingin anda hidup. Jangan menyerah, bertindaklah dewasa." Terkadang, pasien harus diingatkan jika dirinya masihlah orang dewasa yang harus berfikiran matang.
"Hiks tapi dia meninggalkan ku, dia lebih memilih wanita jalang itu." Haechan menghampiri wanita tersebut, menggenggam kedua tangan wanita itu menguatkan. "Anggap orang itu hilang, dia lelaki tidak berguna. Tuhan membuat takdir ini untuk anda agar anda menyadari lebih awal jika lelaki itu tidak baik bagi anda."
"Tarik napas, buang perlahan relaks." Titah Haechan, wanita itu menurut, mencoba menenangkan pikirannya. Haechan berhasil, wanita itu tersenyum. "Terimakasih."
"Sama-sama, akan aku resepkan obat agar kau bisa tertidur, tetapi jangan coba-coba meminum semuanya seperti Minggu lalu, oke nona?"
"Oke." Haechan kemudian meresepkan obat untuk wanita itu, memberikannya laku tersenyum. "Terus semangat nona, aku yakin Tuhan punya rencana indah untuk dirimu."
Wanita itu mengangguk lalu pergi, Haechan menghela napas. Sudah dua pasien, dan ia juga sudah lelah. Ketika ia meminta pasien nya bercerita, pasti selalu diakhiri dengan tangis dan raungan ingin bunuh diri.
Tetapi ia belum pernah berjumpa dengan seseorang yang stress akibat hal yang sepele, ah mungkin orang ingin bertindak sebagai orang waras saja.
Ia melirik jam di mejanya, sudah pukul satu siang, waktu yang tepat untuk makan siang. "Suster, aku makan siang dulu ya. Tunda jadwalku hingga pukul eum 2 siang."
Suster yang berjaga di luar ruangan Haechan, Hani mengangguk. "Baik dokter, semoga harimu indah."
"Baiklah, terimakasih." Haechan menutup pintu ruangannya lalu pergi untuk makan siang. Ia pergi ke kantin saja untuk makan siang hari ini, karena Renjun masih sibuk dengan jadwalnya.
Saat masuk, kantin rumah sakit cukup penuh. Tetapi memang banyak juga pasien dirumah sakit besar ini, pasti banyak juga yang menunggu kerabat mereka yang sakit. "Apa aku harus membawa makanan keruangan ku saja?" Gumam Haechan, tetapi dirinya malas. Jadi ia berjalan menuju meja yang berada ditengah saja. Meskipun ia kurang menyukai tempatnya ini.
"Dokter ingin pesan apa? Kebetulan makan siang untuk para dokter habis." Haechan melotot. "Benarkah?! Huhu, apa para dokter itu babi, rakus sekali makannya."
Pelayan itu terkekeh. "Tenanglah, untuk dokter Haechan akan aku suruh bibi Nam membuat yang spesial."
"Hihi, terimakasih. Aku ingin makan sup daging saja, perutku beberapa hari ini kurang enak."
"Baiklah, tunggu sebentar. Kau harus menjaga kesehatan mu dokter." Haechan pun menjawab. "Yayayaya, aku doakan kau jadi dokter."
Lalu pelayan itu pergi membawa pesanan Haechan untuk dibuat. Haechan bersenandung kecil sembari memainkan ponselnya. "Akhir-akhir ini, kenapa banyak orang hilang?"
Haechan melihat berita jika kadung pencarian orang sedang banyak dibicarakan. Banyak kerabat, anak mereka hilang karena diculik? Entahlah semua masih menjadi misteri.
"Pesanan mu dokter." Kata pelayan tadi, mengantarkan pesanan Haechan dengan asap yang masih mengepul membuat perut Haechan semakin keroncongan.
"Terimakasih." Si pelayang mengangguk, laku melenggang pergi. Haechan mulai menikmati makanannya. Setelah beberapa menit, makannya pun selesai.
"Dokter Lee?" Seseorang menyapa Haechan, lalu yang dipanggil pun mendongak. Melihat seorang pria dengan kulit putih pucat, memakai jas dokter dan ber name tag "Seo Johnny"
"Ya?" Haechan kikuk.
Dokter Seo tersenyum tipis. "Jika kau tidak ingat, aku dokter yang selalu bersama Ketua Jung. Aku disini karena ketua Jung memanggilmu datang."
"Ah baiklah."
"Mari." Lalu keduanya berjalan menuju ruangan Jaehyun, dengan isi kepala yang bertanya-tanya, kenapa ia dipanggil.
Apa dirinya akan dipecat?!
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood (Jaehyuck)
FantasyKerajaan Vampir Neo sedang membutuhkan darah yang sangat suci sejagat alam semesta demi memperkuat kekuatan mereka, mencegah agar kerajaan Vampir lain, Kerajaan Saphire tidak bisa menembus pertahanan mereka. Namun, keberadaan darah itu sudah sangat...