"Udah Le, kak Zee orangnya emang kayak gitu."ujar Viona yang sedari tadi memperhatikan Calle.
"I-iya deh."balas Calle malu, karna ketahuan memperhatikan Zee.
Viona yang sedang mengobrol dengan Calle tidak sengaja melihat Vera, Niki, dan Claudia berjalan ke mereka berdua.
"Ck, males banget ada nek lampir."decak Viona.
Spontan Calle melihat ke arah belakang, dan ternyata yang di maksud Viona adalah Vera dan kawan-kawan.
BRAKK
Tiba-tiba Vera menggebrak meja sampai semua yang ada di kantin menoleh ke arahnyatanya Niki dengan nada mengejek.
"Jadi lo yang tadi pagi nebrak Vera?cih berani-beraninya lo nabrak Queen SMA Saturnus."tambah Claudia.
Calle hanya mendengarkan saja, tanpa ada minat untuk menjawab.
"Heh! Lo budeg? Apa ga punya mulut untuk ngejawab?,"cibir Vera yang mulai tersulut emosi. Tapi lagi dan lagi Calle tidak menjawab pertanyaan itu.
Karna Vera malu di kacangin dengan capat Vera menjambak rambut Calle.
"Awss"pekik Calle terkejut.
Dengan cepat Calle mencengkeram erat tangan Vera, sampai rambut panjang Calle terlepas dari genggaman Vera.
Vera yang merasa tangannya sakit berusaha melepaskan cengkraman tangan Calle, tapi tenaga Calle lebih besar dari tenaga dia.
"Lepasin sialan!"pekik Vera sambil menarik tangan dengan sekuat tenaga dan alhasil tangannya terlepas dari cengkeraman Calle.
Suasana kantin semakin heboh, mereka semua sudah mendekat ke arah Vera dan Calle.
"Berani-beraninya lo ngelawan gue?! Lo gatau siapa gue?!"tanya Vera dengan intonasi suara yang meninggi.
"Gak tau--dan gak mau tau." Enam kata yang keluar dari mulut Calle membuat siswa-siswi berteriak heboh.
"Eh iya, tadi lo bilang kalau gue budeg?, trus lo juga bilang kalo gue ga punya mulut?"tanya Calle sambil menunjuk satu persatu Vera dan kawan-kawan. "Apa kabar dengan lo--bukannya lo sendiri ya yang budeg? padahal gue tadi udah minta maaf baik-baik waktu ga sengaja nabrak lo, apa lo ga denger?, kalo iya--itu tandanya lo yang budeg."jelas Calle mampu membuat Vera kicep.
"Ets satu lagi,tadi lo juga ngatain gue gak punya mulut, mata lo ga liat kalo gue punya mulut?,buta mata lo?," tambah Calle membuat siswa-siswi SMA Saturnus kagum.
"Gue ga buta!"balas Vera berteriak di depan wajah Calle.
"Oh ga buta,ntapi kenapa ga bisa liat kalo gue punya mulut?, dari pada mata lo ga guna--mending jual aja trus duitnya untuk benerin akhlak lo."jawab Calle tetap memasang ekspresi datarnya.
"Lo ga sopan banget sih sama kakak kelas!,"sahut Claudia.
"Maaf kalo gue udah ga sopan sama kakak kelas, tapi inget--kita cuman beda angkatan bukan beda nyali."balas Calle.
Vera yang sudah kehabisan kata-kata, dan merasa malu karna kalah debat dengan Calle, langsung pergi meninggalkan kerumunan itu,dan di ikutin Niki dan Claudia.
"Awas lo ya, Masalah kita belum selesai!." Teriak Vera dari jauh sambil mengacungkan jari tengah.
Calle hanya tersenyum menanggapi itu.'usia dewasa tapi otak balita' batin Calle.
Semua siswa-siswi bubar karena perdebatan itu selesai.
Calle kembali duduk di kursi kantin sebelah Viona.
"Widih gila lo Alle, gue sebut lo suhu!!"heboh Viona.
"Apa sih vi?,"tanya Calle bingung
"Baru kali ini ada siswi yang berani ngelawan Vera. Asal lo tau yaa-- dia itu Queen bullying SMA ini."jelas Viona. "Pokoknya lo keren habis!."
Calle tidak menjawab omongan Viona, tiba-tiba dia kepikiran nilai ulangannya tadi. 'kira-kira Mama sama papa bakal marah ga yaa,liat nilai ulangan gue.' batin Calle.
...
Hujan deras mengguyur kota Bandung.
Calle duduk seorang diri di halte bus depan SMA Saturnus, dia sedang menunggu jemputan ayah atau pak Budi supir keluarga Aditama.Sedari tadi Calle hanya berkutat dengan bendah pipihnya itu,sampai tidak menyadari jika ada seseorang yang duduk di sebelahnya.
"Calle."gumam orang itu pelan, namun dapat di dengar oleh Calle.
Deg
Jantung Calle berdebar kencang karena seseorang itu menyebut namanya, 'ini gue mimpi apa halusinasi sih.' batin Calle masih tidak percaya.
...
Dengan perlahan Calle menoleh ke samping untuk memastikan jika yang memanggilnya benar-benar Zee.
Damn!
Benar dugaan Calle jika Zee memanggilnya. "Kak Zee manggil Calle?,"tanya Calle.
"iya."jawab Zee sambil menatap ke depan tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Calle.
Mendengar jawaban Zee, Calle tersenyum lebar"kenapa kak Zee panggil aku?,"
"lo cewe yang dulu confes sama gue kan?,"tanya Zee menatap menik mata Calle.
Blush
Muka Calle sangat merah seperti kepiting rebus,ada perasaan senang ketika Zee ingat hal itu,dan ada juga perasaan malu ketika dia ingat zaman-zaman dia confes kepada Zee.
Flasback on.
4 tahun yang lalu.
Dua remaja sedang berada di taman sekolah SMP Jupiter. Dia adalah Zee dan Calle.
"Calle suka sama kak Zee,"akhirnya Calle membranikan diri buat confes kepada Zee, yang selama 2 tahun dia pendam.
"suka nya ni suka sebagai temen, apa suka yg lainnya. Kalau sebagai temen ya boleh walaupun kita baru kenal" balas Zee lamah lembut.
"L-lebih dari temen" rasanya Calle ingin menangis, dia tidak menyangka bahwa dirinya telah membuat harga dirinya jatuh.
Ekspresi Zee tiba-tiba berubah terkejut "Udah ya gk usah deketin saya lagi bukan nya saya sombong. Lagi pula semisal kita sama-sama suka saya gak mau pacaran. Dan saya juga gak mau semisal nanti kamu berharap berlebihan ke saya"jawab Zee.
Zee menghancurkan ekspetasi Calle, Calle mengira Zee akan menyukainya juga, ternyata Calle hanya kepedean.
"i-iya, maaf selama ini Calle ganggu kak Zee."Calle tidak bisa lagi berkata-kata.
"iya, saya juga ucapin terimakasi kalau kamu sudah pernah menyukai saya. semisal kita jodoh pasti kita akan di pertemukan. "ucap Zee, lalu pergi dari hadapan Calle.
Flasback of.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabula Ad Calle
Fiksi Remaja"terlalu lama memendam pikiran,hingga lupa bagaimana caranya untuk bercerita"