Calle yang melihat itu langsung mematikan ponselnya.
"siapa le?, cogan?,"tanya Viona.
"Alfa adek kelas."jawaban Calle mampu membuat Viona terkejut.
"L-lo serius?, ga boong kan?, omg Calle fikss dia suka sama lo!."ucap Viona.
"Apa sih vi cuman minta save doang di bilang suka, aneh."balas Calle acuh.
"Le kata Marcel, Alfa itu bakal minta save duluan sama cewe yang dia suka."jelas Viona.
"Terserah deh."balas Calle.
"eh le btw ortu lo kemana?kok ga kelihatan?,"tanya Viona yang sedari tadi tidak melihat kedua orang tua Calle.
"Lagi keluar, gatau kemana."balas Calle sambil membenahi lengan bajunya.
Tidak sengaja mata Viona melihat tangan Calle yang luka, seperti luka sayatan.
Tiba-tiba dada Viona merasa sesak melihat itu. "Calle, are you ok?"
Calle yang melihat arah mata Viona yang memperhatikan tangannya dengan cepat Calle turunkan lengan bajunya. "e-eh g-gue baik-baik aja k-kok."jawab Calle sambil tersenyum lebar.
"Tapi tangan lo?"tanya Viona sambil menarik tangan Calle.
Dengan cepat Calle menarik kembali tangannya."Gue kena cakar kucing,"jawabnya,"yakali gue sayat tangan gue sendiri."lanjut.
"Gue ga ada bilang kalo itu luka sayat loh, gue cuman tanya itu kenapa tangannya."potong Viona dengan cepat.
"Eh vi udah jam 10 malam nii, lo mau tidur sini?."tanya Calle mengalihkan pembicaraan.
"Jangan ngalihin pembicaraan le,cerita sama gue kalo lagi ada masalah, gue bakal stay 24 jam dengerin cerita lo, kalo lo butuh gue, gue ada."jelas Viona.
"gue cuman di cakar kucing doang vi,masa gitu aja harus cerita sama lo."jawab Calle sambil tertawa kecil.
Tawa itu mengartikan jika ia terluka.
"Iya deh iyaaaaa," balas Viona mengalah, walaupun Viona tidak puas dengan jawaban Calle, tapi dia tidak bisa memaksa Calle untuk bercerita, karna setiap orang mempunyai privasi masing-masing. "ya udah, gue mau pulang, ntar di cariin sama kanjeng ratu."ucap Viona berpamitan.Calle mengangguk merespon itu.
"Hati-hati yaa, jangan ngebut-ngebut."pesan Calle.
"iya le iyaaa, salam sama ortu lo ya."balas Viona sambil berjalan keluar kamar Calle, menuju halaman rumah keluarga Aditama.
...
Di kediaman rumah Dika, seorang pemuda baru saja mengantarkan temannya yang mau pulang ke depan pintu rumahnya.
"Zee,"panggil Dika kepada putranya.
"Iya yah, kenapa?,"jawab Zee berjalan menghampiri Dika yang duduk di sofa.
"Udah sholat kamu Zee?,"tanya Dika.
"udah yah."
"Kamu ada deket sama cewe?,"tanya Dika.
"enggak ada yah."
"kamu normalkan Zee?,"tanya Dika memastikan kepada putranya.
Pertanyaan itu membuat Zee terkejut. "normal ayah, Zee ga mau deket sama cewe karna takut zina, di surah al Isra ayat 32 di jelaskan 'Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.',bayangin yah ngedeketin aja gaboleh apa lagi berzina, jadi gak deket sama cewe bukan berarti gak normal, karna jodoh udah ada yang ngatur jadi gak perlu susah-susah pacaran--lagian pacaran juga gak ada manfaatnya yang ada malah sakit hati, dosa, buang-buang waktu lagi." jelas Zee panjang lebar.
Dika yang mendengar penjelasan sang putra langsung bertepuk tangan menanggapi itu."bagus Zee, jangan pernah mengajak anak gadis orang untuk pacaran, barusan ayah ngetes kamu doang ayah kira kamu tergoda sama syaiton, Alhamdulillah ternyata engga--ayah bangga sama kamu nak."
Raini tersenyum melihat interaksi keduanya,dia sangat bersyukur memiliki anak seperti Zee.
Raini berjalan menghampiri keduanya, dengan menggendong anak laki-laki kecil yang ber-usia 3 tahun, dia anak ke dua dari dua saudara, yang bernama Sevier Mahardika.
"Bunda juga bangga nak sama kamu."ucap Raini yang duduk di sebelah Zee.
"Makasih yah, bunda."balas Zee.
"Nak besok Sevi di rumah sama kamu ya, bunda mau pergi sama ayah, ada keperluan."perintah Ayunda.
"Iya bun."
...
Calle membaringkan tubuhnya di kasur king size, dia melihat sekarang jam menunjukkan pukul 23.18 wib.
"Mama sama Papa kok tega ya ngelakuin itu ke aku, eh positive thinking aja kalo Papa sama Mama mau aku berubah lebih baik lagi, c-cuman caranya aja yang s-salah."ucap Calle kepada diri sendiri.
Tanpa dia sadari air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Dia lelah sama keadaan yang seperti ini. "Mau nyerah, tapi malu sama Allah."ucap Calle sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabula Ad Calle
Teen Fiction"terlalu lama memendam pikiran,hingga lupa bagaimana caranya untuk bercerita"