03. Maudy Fatimatuzzahra

967 79 14
                                    

War:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

War:

Sebelum baca wajib vote!
Kalau suka komentar yang banyak^^

~•~

Tertutup kabut asap. Entah siapa yang berada di depan gapura desa ini. Wajahnya tak terlihat jelas. Perlahan ia masuk. Mengibaskan rambut panjangnya yang terurai. Masih samar dari dalam desa. Seperti bayangan!

Ternyata bukan bayangan, bentuknya nyata. Tinggal satu langkah lagi, wanita itu sudah berpijak di tanah keramat ini.

Warga yang lalu lalang menyoroti dengan seksama orang baru itu. Jari-jemarinya mulai mendingin. Mereka ingat kejadian anak hilang minggu lalu. Mereka bersikap waspada akan kehadiran sosok cantik ini.

Seperti tesorot kamera dari setiap sudut, wanita itu menembus asap tebal yang mengelilingi gapura desa. Setiap mata masih saling tatap tak mengerti. Dia bukan hantu! Saat itulah warga mulai menyadari bahwa kecemasan mereka terhadap hantu pengantin yang baru-baru ini muncul sangat tak berarti.

"Seperti desa antah berantah! Suasana di sini agak aneh! Baru sampai gapura sudah disambut oleh asap yang sangat tebal!" Wanita itu mengusap tengkuknya berkali-kali.

Mata wanita tersebut berbentuk almond. Mungkin ini penyebab lirikan matanya yang tajam tak disukai warga desa semenjak ia pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini. Dia tampak seperti wanita kuat!

Apakah aku harus tinggal di sini selama masa kuliahku? Rekomendasi yang sangat buruk! Tapi di Sidoarjo, hanya tempat ini yang menerima kos-kosan cukup luas untuk aku tinggali!

Wanita itu harus menerima resiko kuliah jauh dari keluarganya. Sebelumnya ia tinggal di Surabaya dan harus kembali ke Sidoarjo untuk melanjutkan kuliahnya.

Memang kata Paman Sam desa ini penuh misteri. Apa benar, ya? Mengapa paman memberitahukanku agar aku hati-hati? Melihat semua ini, rasanya aku mau balik aja! Kalau kayak gini, jadi ingat nasihat Bu Siti. Bu Siti pernah berkata, ambil langkah kecil dulu. Tak peduli berapa langkah, yang terpenting harus selalu maju dan siap menghadapi sebuah tantangan. Dan menurutku, apa yang dikatakan Bu Siti sangat benar! Aku harus berani maju!!

Wanita itu menegakkan badannya. Mengambil napas dan diam sejenak sebelum maju. Setelah benar-benar siap, ia berjalan menuju salah satu warga di sana. Saking cepatnya malah membuat beberapa warga desa cukup ternganga.

"Nduk, jangan bikin orang kaget! Ngapain pake drama-drama di balik asap segala?" sorak Bu Sum.

Wanita itu mengangkat satu alisnya. Hah? Bikin kaget? Siapa suruh ada bakar-bakar di depan gapura? Batinnya, sesaat kemudian membalas senyum terpaksa untuk Bu Sum.

"Ada apa kok mendatangi saya?" tanya Bu Sum mengernyit keheranan.

"Anu, Bu." Wanita ini terdiam sejenak.

Andong Pocong : Story About Ibu Kos (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang