chapter 22

559 53 4
                                    

Waktu tempuh dari bandara internasional Korea ke los angeles membutuhkan 11 jam dengan jarak 10,751 km.
Sedangkan perbedaan waktu seaul dan colombia adalah 9 jam saat Jungkook berangkat jam 12:00 siang dari seoul maka Sampai di colombia jam 2:00 dini hari.

Perbedaan waktu yang sangat signifikan tak membuat 2 insan itu kehilangan moment untuk saling memberi kabar satu dengan yang lain.
Karena perbedaan waktu saat di Korea pagi jam 7:00 di Amerika jam 16:00 sore.

Paggilan telpon yang tidak di putuskan dari 2 jam yang lalu oleh Jungkook menemani tidur jimin, ya Jimin sedang tidur saat ini dan Jungkook enggan memutuskan sambungan teleponnya.

Jungkook berada di ruangan kakeknya yang sedang terbaring dengan semua alat bantu medis.
Jungkook sudah meminta kakeknya agar di rawat di rumah sakit saja, karena jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, bisa dengan cepat di bantu oleh dokter dan petugas rumah sakit lainnya

Tapi kakeknya kekeh mau di rawat di rumah dengan alasan di ruang sakit bauh obat-obatan dan kakeknya benci itu.
Padahal keluarga Jungkook keluarga yang sangat mampu, mereka bisa saja menyewa ruangan VVIP jika mau dan di ruangan itu tidak mungkin akan ada bauh obat.

Alasan klise kakeknya membuat Jungkook sedikit khawatir karena Jungkook sangat menyayangi kakeknya dan tidak ingin sampai ada yang terjadi pada orang yang di cintainya itu.

Saat Jimin meminta untuk putuskan panggilan telponnya Jungkook menolak, katanya lebih baik mendengar suara napas Jimin saat tidur dari pada tidak sama sekali, rasa rindu yang baru beberapa jam yang berpisah itu, sangat menganggu Jungkook.

Saat Jimin hendak tidur malam, Jungkook baru bangun dan mereka sering melakukan panggilan Telpon meski mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Kata Jungkook beginilah cara dia menjaga Jimin agar tidak genit.
Walaupun dia tau Jimin tidak mungkin seperti itu.
Itu adalah alibih kuat Agar Jimin tidak menolak saat jungkook melakukan panggilan Vidio atau panggilan biasa.

Waktu terus berjalan, kondisi kakak Jungkook mulai membaik dan Jungkook sudah bisa melakukan beberapa perjalan untuk membuat dia sedikit melupakan Jimin, mengambil beberapa foto Selfi untuk di tunjukan ke Jimin agar laki-lakinya itu, tertarik untuk menyusulnya ke benua Amerika.

Suatu pagi (waktu Amerika) jungkook membuat panggilan Vidio untuk Jimin.
Karena sudah tidak bisa menunggu waktu seperti biasanya tapi saat Jungkook membuat panggilan itu Jimin

"Sayang" panggil Jungkook saat dia tak melihat wajah kekasihnya melainkan warna hitam gelap.

"Hmm" sapa Jimin khas orang baru bangun tidur

Ralat!

Jimin baru hendak tidur dan Jungkook berhasil menggagalkan rencana Jimin menuju dunia mimpinya

"Ko gelap" ucap Jungkook khawatir, "kamu matiin lampu?" Tanya jungkook lagi

"Ia." Dengan polosnya Jimin menjawab sambil mengumpulkan nyatanya yang sedang melalang buana "tapi tunggu ko kamu tau aku matiin lampu, kamu pasang kamera tersembunyi?"tanya Jimin curiga karena bagaimana Jungkook tau kalau kamarnya gelap Sekarang? Jimin celingak-celinguk mencari keberadaan kamera itu.

"Nyalahin lampu, aku mau lihat wajah kamu" perintah Jungkook

Dengan berat hati Jimin kembali menanyakan lampu kamar "udah" Jimin kembali mengucak matanya dan menepuk pipinya pelan agar rasa kantuk yang dia rasakan bisa hilang.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku, ko kamu tau aku matiin lampu?" Jimin bertanya lagi karena Jimin biasanya akan membiarkan lampu kamar mandi menyala dan membiarkan Piasan cahaya lampu kamar mandi menjadi penerang, Jimin jarang sepenuhnya membiarkan ruangnya gelap, baru kali ini dia mematikan lampu dan merasa curiga jungkook tau lampunya di matikan semua oleh Jimin.

"Ko masih gelap" ucap Jungkook dengan nada sebelnya "kamu bilang udah nyalain lampu, terus kenapa masih gelap sayang?"

Jimin mengecek hpnya dan Jimin tersenyum bodoh saat melihat wajah jungkook di tekuk karena kesal padanya.

Ternyata dari pertama Jungkook sudah melakukan panggilan video, tapi dengan bodohnya Jimin menempelnya pada telinganya, jadi Wajar jika Jungkook tidak melihat apa-apa selain warna hitam gelap.

Dengan mata bengkaknya Jimin tertawa "maaf aku menempelkan hp di telinga jadi kamu nggak bisa lihat wajah aku deh" ucapnya polos

"Astaga sayang aku kira gelap gara-gara kamu matiin lampu eh ternyata kamu nempelin di telinga hpnya" Jungkook ikutan cekikan melihat Jimin dengan kebodohannya.

"Hehehe aku ngantuk bangat jadi nggak fokus gini maaf yah?, klinik beberapa hari ini rame bangat, jadi aku punya banyak kerjaan dan capek bangat jadi pas sampe apertemen langsung tidur, karena badan aku pegel-pegel semua" keluh Jimin yang memijit bahu dengan tangannya yang masih bebas.

"Maaf, aku mau menelpon malam dari sini pasti kamunya Lagi kerja dan pasti Kamu nggak mau di ganggu jadi aku nelpon pagi eh tahunya kamu udah tidur aja"

"Ia nggak apa-apa ko, gimana kondisi kakek?"

"Udah banyak perubahan, kalau kakek membaik terus Minggu depan aku udah bisa balik ke Korea, aku rindu bangat sama kamu"

"Aku juga" kata Jimin.

"Sayang"

"Hmm"

"Kamu makan teratur kan?, Ko pipi kamu tirusan?" Tatap Jungkook penuh selidik

"Masa sih? Aku makan tepat waktu ko cuman nggak tepat-tepat bangat sih" ucap Jimin cengegesan memegang pipinya

"Sayang jangan gitu dong, nanti kalau magh kamu kambuh gimana? Aku nggak ada di samping kamu gini, nanti kalau sakit siapa yang rawat?"

"Ada Nuna, kai Hyung sama V Mereka bisa rawat aku selagi kamu nggak ada" Jimin menjawab tanpa beban hidup

Padahal dia sangat tau, kalau Jungkook sangat sensitif klau sudah membahas nama kai dan v.

"Yak Jimin jangan coba-coba kamu membawa laki-laki lain masuk apertemen saat aku nggak ada" Peringatan Jungkook dengan wajah yang tidak lagi bersahabat lagi.

Jimin sadar jika jawaban asalnya tadi membuat ekpresi Jungkook berbeda, Jungkook memang sangat sensitif akhir-akhir ini semenjak di barada di Amerika lebih tepatnya jungkook memang sangat sensitif kalau sudah berhubungan dengan kai dan V.

"Ia ia, aku hanya bercanda ko lagian aku bisa rawat diri sendiri, kamu lupa kamu beliin aku obat banyak bangat sebelum kamu pergi ke Amerika?, Aku juga bukan anak kecil jungkook aku bisa jaga diri aku sendiri dan kamu tau, aku nggak suka bergantung pada orang lain."

"Aku tau, hanya saja aku nggak suka gagasan kamu dekat sama cowok lain selain aku"

Jimin tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya dan matanya berhasil tertutup.

"I now"

"Udah makan sayang?"

"Udah, kamu udah serapan?"

"Udah barusan, aku mau ke kamar kakek dulu mau bersihin badan kakek nanti sore aku nelpon kamu lagi oke?"

"Hmmm, aku juga udah ngantuk bangat"

Jimin kambali mengucak mata karena rasa kantuk yang belum sepenuhnya hilang.

"Bye honny, mimpi indah" ucap Jungkook

"Bye sayang"

Mereka mengakhiri panggilan telponnya, Jimin kembali mematikan lampu dan Kembali ke tempat tidur tercintanya.


Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang