10 (Penyesalan Vino)

2 3 0
                                    

Sofia dan ivy terlihat duduk berdua berhadapan, di sebuah kursi beton kampus yang ber-atapkan pohon-pohon rindang disekitarnya. Ini waktunya istirahat makan siang, ivy dan sofia meletakkan camilannya yang mereka beli tadi di kantin fakultas. Selalu seperti ini, jika pagi hari kedua gadis itu akan bertengger di kantin fakultas, tapi waktu istirahat makan siang mereka bukannya makan di kantin, malah makan di gazebo sekitaran fakultas.

"Sof kayaknya kecurigaan lo itu, benar deh."mulai ivy membuka topik pembicaraan, sembari mengoleskan saus di kentang gorengnya.

"Maksud nya." Sofia yang masih mengunyah camilannya langsung mengerutkan dahi tidak mengerti.

"Tentang kak vino yang lo curigai gay."

Sofia membelalakkan matanya, baru saja jarinya akan mengambil kentang goreng milik ivy, langsung beralih karena lebih tertarik dengan ucapan yang baru saja ivy katakan. Sofia langsung mendekatkan wajahnya ke ivy, agar tidak ada orang lain yang mendengarkan pembicaraan mereka.

"Emangnya kenapa, lo juga ngerasainya, kasih tau gue buruan." Gumam sofia pelan tidak sabar.

"Gue gak terlalu yakin sih, tapi kemarin malam waktu gue keluar dari kamar mandi, gue ngelihat kak vino juga di dapur, dia ngeliatin gue kayak takut gitu Sampek keringetan, habis itu dia pergi cepet-cepet ninggalin gue sendiri." bocorkan ivy tentang kejadian tadi malam

Tanpa tanda-tanda dan tanpa peringatan!, Sofia berdiri dari bangku nya dan..

Brak!!!

Pukul sofia kuat di atas meja depannya yang terbuat dari kayu dengan tiba-tiba. beberapa mahasiswa yang duduk di gazebo sekitar, sedikit terusik dan Langsung melihat kearah sofia dan ivy, Ivy yang Awalnya kaget langsung meminta maaf, kepada mahasiswa lain yang memperhatikan mereka dengan perasaan tidak enak plus malu.

"Ngapain sih lo mukul-mukul meja segala, jadi diliatin mahasiswa lain kan." Omel ivy yang dibalas cenggiran  gak jelas oleh sofia.

Sofia menutup wajahnya malu, setelah menyadari beberapa mahasiswa menatapnya sinis. Wajar saja banyak mahasiswa yang duduk di situ bukan hanya untuk istirahat makan siang, namun ada juga yang sedang belajar kelompok dengan serius. Sambil menutup wajahnya dengan buku paket ivy yang dari tadi diatas meja, sofia kembali duduk di bangkunya.

"Tapi bener kan kata gue, kak vino itu gay." Mulai sofia lagi kembali ke topik.

Ivy menghela nafas berat, melihat sofia yang sangat bersikeras mempertahankan pendapatnya.

"Gue belum yakin banget sih sama Pendapat lo, soalnya kita belum nemu bukti yang kuat." Balas ivy kemudian menyeruput minumannya.

"Lo masih kurang, kemarin malam yang gue pake tank top dan celana pendek, lo tau kenapa, gue sengaja lakuin itu untuk liat ekspresi kak vino" beritahu sofia membongkar rencananya.

"Apa hubungannya?" Ivy menyela.

"Kalau dia cowok normal dia pasti gak berekspresi biasa kayak kemarin malam, lo lihat sendiri kan ekspresinya beda banget sama kak izky dan kak Miko yang tercengang ngeliatin gue."

"bisa aja kan dia gak tertarik ngeliat lo."

"Ya ampun ivyyy... Lo jangan naif banget deh, mana ada jaman sekarang cowok yang gak tertarik, ngeliat cewek cantik, seksi, mulus kayak gue, gak ada!." Ucap sofia nyolot.

Ivy memutar bola matanya bosan, disaat-saat seperti ini sofia masih sempat memuji dirinya tanpa berkaca dahulu. Ivy harus tetap kuat mengahadapi sahabatnya ini.

"Tapi kalau kak vino beneran gak suka cewek, rasanya sayang banget ya." Ivy melemaskan pundaknya terlihat tidak semangat.

"Lo suka sama dia!" Tebak sofia langsung.

ABNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang