satu - puisi

11 1 0
                                    

+.•°~ planet ~°•.+
selama ini kupikir jika ada seseorang seperti merkurius,
rela terbakar hanya demi bisa berada didekat mataharinya,
orang itu sangatlah bodoh.
...
lama tak kusadari,
ternyata aku orang bodoh itu.

walau begitu, kamulah bumiku,
my one and only earth.
maka jika suatu saat aku harus pergi dan menemukan yang baru,
walaupun itu mars,
rasanya tidak akan sama.

---

+.•°~ mendung ~°•.+
hari ini mendung.
lihatlah, langit dipenuhi awan abu-abu.
mengingatkanku pada kita; aku dan kamu
mendung, tidak cerah, tidak hujan,
tidak pasti.

tentu pastinya ku berharap awan abu-abu itu hanya mampir sebentar dan menyapa hari.
tetapi manusia hanya bisa berharap, bukan?
dan seperti yang ayah ajarkan, aku harus bersiap- siap dengan segala kemungkinann yang dapat terjadi,
agar tidak terluka.
karena itulah, aku menyiapkan payung
dengan harapan tidak akan kebasahan jika turun hujan nanti.
walau begitu, aku tetap akan kedinginan bukan?
tapi tak apa, aku bisa bertahan, aku tidak apa-apa.
...
tapi sepertinya, hanya aku yang mengayuh perahu ini,
karena pada akhirnya aku bersyukur hujan turun dan membasuh muka,
menyamarkan air mata yang mengalir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

di bawah langit, bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang