[10] Sakit

9.8K 1.1K 226
                                    

"Jadi gitu ceritanya..."

"Cerita apaan?"

Flora mencebik kesal, membuang muka. "Lo gak dengerin gue ngomong ya dari tadi?"

"Oh! Gue gatau kalo lo lagi cerita. Hehehe, sorry."

Perempuan manis berambut hitam lurus sepinggang itu hanya bisa nyengir tanpa dosa di depan Flora. Dia kira Flora cuman mengarang cerita seperti biasanya.

Flora menatap sosok Sherly dengan tatapan jengkel bin mangkel. Sia-sia saja dia bercerita panjang lebar mengenai kejadian di pemakaman tadi. Padahal Flora sangat amat bersemangat dan penasaran untuk memecahkan teka-teki ini.

"Flo," panggil Sherly.

"Hm." Flora hanya berdehem malas.

Sherly memutar kedua bola matanya sambil terkekeh kecil, kemudian melompat ke atas punggung Flora.

Sherly tersenyum sumringah, "Jangan ngambek gitu dong. Sini-sini, ayo cerita lagi. Gue bakal dengerin."

Sherly mempersiapkan kedua telinganya lebar-lebar, sementara Flora masih sibuk menata bunga yang ia dapat dari pemakaman tadi.

"Floraaaa~" rayu Sherly.

"Gamau. Males."

"Kan tadi lo sendiri yang manggil gue kesini."

"Apaan? Mana ada?"

Sherly menghela napas jengah, lalu sedikit memukul gemas kepala Flora. "Gue ini kan teman imajinasi lo."

Flora terdiam sebentar, kemudian sedikit melirik ke arah kaca lemari disampingnya. Hanya ada pantulan dirinya seorang.

"Gue selalu muncul tiap kali lo ngerasa kesepian. Lo lupa?" lanjut Sherly.

Flora masih diam melamun dengan pemikiran yang berkecamuk di otaknya.

Disisi lain, Sherly beralih memainkan bunga yang tersisa di keranjang. Mata Sherly terbelalak kaget ketika melihat ada beberapa tangkai bunga mawar putih yang hampir layu.

"Lo dapet bunga ini lagi, Flo?" tanya Sherly penasaran.

Flora tak menjawab.

Sherly menoleh, dan ternyata gadis itu malah ngorok tertidur sambil duduk.

CKLEK

Pintu kamar Flora tiba-tiba terbuka. Seorang wanita tua berparas sederhana masuk sambil menenteng sebuah seragam dan sepatu di tangannya.

Lasmi duduk di pinggiran ranjang, kemudian menepuk bahu Flora hingga gadis itu terjingkat bangun.

"H-Hah?! Apa? Tadi lo nanya ap--"

Flora kaget waktu mengetahui kehadiran neneknya disini.

"Ah, nenek, ngagetin Flora aja," tukas Flora sambil nyengir gugup.

"Lagi ngomong sama siapa tadi?" tanya Lasmi.

"B-Bukan siapa-siapa kok, Nek."

Flora dengan cepat memberikan gestur tangannya untuk menyuruh Sherly pergi.

Sedetik kemudian, Sherly benar-benar menghilang dari pandangan Flora.

Flora kembali terkekeh malu di depan neneknya, sambil menggaruk tengkuk.

"Flora, cucu kesayangan nenek..." Lasmi mulai membuka percakapan.

Seperti biasa, Flora selalu sabar menunggu kalimat selanjutnya keluar dari mulut sang nenek. Entah itu berapa menit lagi, atau berapa tetes air mata lagi.

Daddy's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang