Hai! maaf ya baru up, soalnya tugas sekolah lagi numpuk banyak. Sekarang jangan lupa bintangnya ya!!!!
***
Hari senin adalah hari yang paling menyebalkan bagi anak-anak sekolah, apalagi ditambah dengan upacara yang sangat lama dan ditemani matahari yang menyengat.
Seperti saat ini Alvin dan ketiga teman'nya berdiri dibarisan paling belakang sembari memakan kripik kaca yang dibawa oleh farel. Alvin melihat pemimpin upacara yang sangat betah berdiri dihadapan Pak Usep itu.
"Tuh orang gak cape apa, ya?" ujar alvin memakan kripik itu.
"Sudah terlatih jadi pemimpin dia mah," sahut angga
"Paling kalo lo yang jadi pemimpin udah loyo duluan vin" cibir leno
"Bacot lo tot!"
Sedang asik-asiknya memakan kripik, ada saja yang mengganggu ke'empat cowok itu. Pasalnya sedang enaknya makan kripik, Karen tiba-tiba saja merebut paksa kripik itu.
"Woy ah! kripiknya jangan diambil dong!" alvin merebut kembali kripik yang ditangan karen.
"Bagi, jangan pelit!"
"Ya kalau mau disini aja, tot! lu mau kena marah pak usep, hah!" sinis angga.
Karen tidak mendengarkan ucapan ke'empat laki-laki itu, ia lebih asik memakan kripik itu dengan nikmat.
"Elsa mana?" tanya alvin.
"Dia'kan jadi Pengibar. Lo gak lihat, hah!"
Alvin mengalihkan arah pandang'nya pada Elsa yang sedang mengibarkan bendera merah putih. Alvin terus melihat gerak-gerik tubuh elsa yang sedang ada didepan sana.
Sekitar 30 menit lebih acara pelaksanaan upacara dilakukan. Kini para murid diberi waktu sekitar 15 menit untuk bersantai, sehabis itu akan melanjutkan jam pelajaran pertama.
Seperti Alvin saat ini tengah berjalan-jalan sendiri di area koridornya yang nampak sepi, semuanya sibuk mengisi perut mereka di kantin, beserta para sahabat'nya itu. Sedang asiknya berjalan dikoridor sekolah, sorot mata alvin teralihkan pada seorang gadis yang tidak jauh dari hadapannya itu. Alvin menambahkan tempo jalannya, untuk menghampiri Elsa.
"Hai Elsa"
Elsa menoleh pada Alvin yang menyapanya. "Kenapa?"
Alvin melihat sekitaran koridor sekolahnya, memastikan tidak ada yang mendengar'nya selain mereka berdua."Hm, lo beneran suka sama angga?"
"Engga tuh? emang kenapa?" Elsa berhenti sejenak melihat Alvin yang menatapnya."Oh, yang kemarin gue omongin itu, ya?"
Alvin mengangguk sembari memasukan kedua tangan'nya kedalam saku celana."Iya, yang kemarin itu, gak beneran'kan?"
"Hahaha...engga dong, ya kali gue suka sama cowo orang lain."
Alvin tersenyum tipis, memegang pundak milik Elsa erat."Pertahanin ya, jangan sampe suka sama yang lain."
"Lah, kenapa?" Dahi Elsa mengernyit bingung."Oh gue tau! lo suka sama gue, ya?" tanya elsa menunjuk wajah alvin.
Alvin memalingkan wajah'nya, saat mata elsa dan dirinya saling bertatapan."Kalo iya kenapa?"
Elsa mengetuk-ngetuk dagu dengan jari-jari tangan'nya seperti nampak berfikir, padahal tidak."Jadi? lo beneran suka?" tanya'nya yang dibalas anggukan oleh alvin.
"hm...Gak masalah juga sih"
"Tapi, Gue beneran suka sama lo dari kelas tujuh" ucap alvin.
"It's okey, no problem, Alvin"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINZO RELFFANZ
Losowe!! W A R N I N G !! " Story hasil karya dan imajinasi saya sendiri " *** Alvinzo Relffanz, cowok yang hampir mendekati kata sempurna oleh banyak orang-orang, namun sesempurna siapa'pun itu, pasti ada saja yang kurang. Dan kekurangan dirinya ini yait...