⭐
***
"Udah ay, cukup, gue nggak kuat.. " Lirih lana tak tahan mendengar cerita Aya.
Aya tersenyum kecut. "Itu baru satu luka yang aku ceritain na. " Ujarnya.
"Hikss.. Ayaa... " Tangis lana pecah seketika, ia langsung memeluk tubuh Aya membuat tangisnya semakin pecah. Ia tak menyangka temannya ini harus melewati banyak rintangan hidup disaat umurnya masih menginjak sepuluh tahun.
"Maafin gue udan buka luka lama lo lagi.. Hikss maaf" Ujar lana menyesal.
Aya menepuk-nepuk tangan lana. "Nggak papa, lagian kan biar kamu tau kebenarannya, dan juga biar kamu nggak marah lagi sama aku. "
"Tapi gue nggak ekspek kalo bakalan sesakit ini ay, gue nggak nyangka lo bakalan ceritain perlakuan kasar orang tua lo selama ini sama lo. Gue nggak nyangka ada orang tua kayak mereka, apa mereka nggak kasian ngelakuin hal kayak gitu sama anaknya sendiri. " Kesal lana menghapus air matanya.
"Aku bukan anak mereka na. " Batin Aya.
"Gue juga nggak nyangka kalo caca bakalan sejahat itu, ternyata dia udah jadi monster sejak dia kecil. "
"Liat aja lo ca, karena lo udah lukain temen gue, lo bakalan dapet hadiah nya sekarang, walaupun nggak sebanding. " Lanjut lana dalam hati.
"Ay, muka lo pucet banget, lo sakit? " Tanya lana.
Aya menggeleng. "Enggak, mungkin cuma kurang istirahat aja. "
Lana meletakkan punggung tangannya pada dahi Aya untuk memeriksa. Lana bisa merasakan dengan jelas panas di punggung tangannya. "Lo deman? "
"Enggak"
"Lo demam ay, badan lo panas! Kita ke UKS" Ajak lana.
"Enggak, aku nggak papa, tangan kamu aja tuh yang panas, badan aku mah biasa-biasa aja. " Tolak Aya.
"Ay, jangan ngeyel, lo lagi sakit. Ayo gue anter ke UKS buat istirahat. " Ajak lana lagi mengambil alih pergelangan tangan Aya.
"Enggak na, aku istirahat di sini aja, males kalo ke UKS, capek" Tolak Aya lagi kini dengan suara melemah.
Lana menghela nafas panjang, ia kembali duduk di kursinya. "Yaudah, kalo gitu gue ke beliin lo obat dulu sama air biar lo bisa minum sebelum pelajaran di mulai. Lo tunggu disini ya"
"Iya, makasih ya na."
"Sama-sama, tunggu ya, jangan kemana-mana. "
"Iya."
Setelah itu lana keluar kelas dengan wajah yang berubah menjadi menyeramkan, ia melipat pergelangan tangan bajunya dengan wajah menahan amarah. Ia berjalan dengan langkah besar namun sedikit berlari. Arahnya kini berbeda, yang tadinya ingin menuju UKS kini beralih menuju kelas caca.
Semua pandangan tertuju pada lana. Tangan kanannya dengan lihai mengambil alih minuman panas adik kelasnya tanpa izin, dan tangan kirinya mengambil satu balik kayu yang panjangnya minimal satu meter tersebut.
Para murid menatap bingung ke arah lana, ada juga yang bergidik ngeri saat lana memainkan balik kayu tersebut sembarangan arah yang bisa membuat anak lain terkena olehnya.
Kini lana sudah berada di depan kelas caca, kelas itu tak terlalu ramai membuat senyum jahat lana terbit. Mata sipit gadis itu mencari keberadaan caca, saat sudah dapat ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam menyita perhatian seluruh murid kelas.
BRAK!
Dengan wajah santai lana menggebrak meja yang diduduki caca membuat gadis itu terlonjak kaget. Lana menatap bengis caca, mata sipit nya begitu menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]
Teen FictionSETITIK LUKA UNTUK AYA OPEN PO DARI TANGGAL 8-23 MARET 2023! Beberapa part telah dihapus. Ini semua tentang Chelsya Alania Aya tentang luka yang Aya dapati dari orang sekitar dan juga orang tuanya. Tiada hari tanpa masalah, seolah masalah itulah m...