Ngidam?

580 37 47
                                    

"Teukie."

"Hm?"

"Aku mau makan ramen di Jepang."

Leeteuk hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, seraya tangannya masih berkutat dengan alat masak dan bahan makanan. Namun tentu saja dengan senyum yang terukir di wajahnya.

"Ngidam?" tanyanya dengan nada bercanda.

"Iya. Anak kamu tadi bilang mau makan ramen." Leeteuk yang mendengar jawaban dari kekasihnya, Heechul, tertawa terbahak-bahak.

"Anak aku aja? Bukan anak kamu juga?"

"Oke. Anak kita kalau gitu."

"Gitu dong."

Kemudian hanya ada keheningan di antara mereka. Heechul hanya memperhatikan kekasihnya yang masih hilir-mudik di dapur. Dirinya menunggu sajian makan malam selesai.

"But back to the topic, aku mau makan ramen di Jepang."

"Schedule kamu kan lagi padat."

"Kan kamu leader, bisa dong nego dikit ke manajer biar direschedule," sahut Heechul dengan wajah ditekuk dan bibir mengerucut. Leeteuk melihat sekilas ke arahnya, sebelum melanjutkan kembali aktivitasnya.

"Kayaknya enggak bisa deh." Melihat wajah Heechul yang semakin mendung, Leeteuk buru-buru menambahkan, "tapi coba aku bicarakan dulu dengan manajer ya."

Wajah semringah sang kekasih membuatnya bertekad untuk memaksa sang manajer mengaturkan kembali jadwal kekasihnya itu.

Semoga saja bisa.

.

.

.

.

Satu minggu berlalu dari obrolan mereka kala itu, namun tidak ada tanda-tanda sang kekasih akan mengajaknya ke Jepang.

Berita terakhir yang dia dapat dari Leeteuk hanya tentang manajernya yang sedang kesulitan mencari hari libur yang tepat untuk mereka. Acara A bisa dipindahkan jadwal syutingnya, tapi acara B tidak. Terus saja seperti itu sampai entah kapan.

Yang membuatnya lebih kesal adalah, sang pelaku yang berjanji padanya, sudah beberapa hari ini tidak ada di rumah. Dia sedang menginap di hotel dekat tempatnya syuting.

Dengan menggerutu pelan, Heechul menelepon sang kekasih supaya dia tidak lupa bernegosiasi kembali dengan manajernya.

"Aish, kenapa tidak diangkat sih?"

Akhirnya dia memilih untuk meninggalkan pesan suara agar bisa didengar Leeteuk nanti.

.

.

.

.

"Terima kasih atas kerja kerasnya! Sehat-sehat selalu!"

Leeteuk bergegas kembali ke ruang khusus staf untuk mengambil barang-barangnya, terutama ponselnya yang kata manajernya tadi sempat berbunyi panjang.

Sebenarnya dia punya gambaran siapa yang sudah meneleponnya, dan apabila dugaannya benar, dia perlu buru-buru menelepon kembali orang tersebut.

"Nih, tuan putri tadi telepon."

Nah kan.

Ponsel yang disodorkan langsung diambil oleh Leeteuk, dahinya mengkerut saat melihat sang kekasih meninggalkan pesan. Jarinya kemudian bergerak untuk memutar pesan suara dari Heechul.

With You [Teukchul Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang