Part 61~Bahagia bersamanya

2.2K 226 25
                                    

Hai semua🤗

Kangen aku?

Lama ya nggak nyapa kalian di cerita ini🥰

Seberapa antusias kalian sama cerita Aluka?

|Happy reading|

•••

~Semesta sedang memberi ruang untuk kita bahagia~

"Kamu ngajak aku kesini?"

"Kamu pengen ketemu Ayah saat tenang kan? Aku merasa saat ini yang pas," ujar Dafka dengan tersenyum tipis.

Aluka menatap lelaki itu penuh haru. "Kamu emang paling ngerti aku."

Lagi-lagi Dafka tersenyum tipis, "karena kebahagiaanmu adalah tanggungjawabku sekarang Aluka."

Aluka merasa bersalah, bagaimana jika nanti bukannya balasan cinta yang ia berikan untuk Dafka melainkan malah kekecewaan.

"Hei... Are you oke?" Dafka menepuk pundak Aluka menyadarkan lamunan gadis itu.

"Kita turun," ujar Aluka yang Dafka balas dengan anggukan kepala.

"Kamu masuk dulu, aku beli bunga dulu," ucap Dafka sembari menunjuk penjual bunga di depan tempat makam umum.

"Iya, makasih Kak Dafka."

Aluka melangkahkan kakinya menuju makam Fernan, hatinya mencelos tatkala melihat papan bertuliskan nama Ayahnya.

Gadis itu berjongkok di samping makam sang Ayah. "Assalamualaikum Ayah, gimana kabarnya?"

Hanya suara semilir angin yang menerpa dedaunan yang terdengar. Gadis itu menghela napas berat. "Aluka sekarang udah pergi dari rumah Yah, tapi aku baik-baik aja kok, jangan khawatir ya Yah."

Setetes air matanya luruh, dengan segera pula ia menghapusnya. "Maaf Yah, aku udah berusaha buat nggak nangis di depan Ayah, tapi aku nggak bisa hiks," isaknya ringan dengan menunduk.

"Kenapa ini semua terjadi Yah? Kenapa Ayah pergi hiks? Aluka nggak punya siapa-siapa lagi hiks," Aluka mulai mengadukan segala isi hatinya, karena tidak tahan dengan segala rasa sesak yang menyerangnya.

Dafka mematung di tempat tatkala melihat gadis yang sangat ia cintai menangis di pusara Ayahnya, merutuki dirinya karena telah membawanya kemari dan berakhir tersakiti.

"Aluka lebih baik ikut Ayah pergi dari dunia ini hiks, semua yang Aluka cintai udah nggak bisa Aluka gapai Yah hiks," gadis itu menghapus air matanya kasar.

"Tapi sekarang ada laki-laki yang selalu berusaha buat Aluka bahagia, dia tulus cinta sama Aluka Yah, tapi aku nggak bisa," curhatnya dengan menunduk. "Aluka masih belum bisa lupain Ganta Yah, Aluka tahu mungkin Ayah akan bilang Aluka bodoh. Tapi cinta nggak bisa dipaksa kan Yah?"

Dafka merasakan hatinya seperti ditusuk belati, dadanya naik turun menahan sesak, bibirnya tersenyum miris. "Mungkin ini semua salah gue Aluka, gue terlalu memaksakan kehendak."

"Menurut Ayah Aluka harus gimana Yah?"

"Ngomong sendirian?" kekeh Dafka yang duduk di samping gadis itu pura-pura tidak mendengar apapun.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang