Trigger warning 🔞
Minor menjauh yahBu Irene mengerjapkan kedua matanya, membiarkan bulu mata lentiknya menambah keindahan parasnya yang rupawan. Menatap lekat kearah Mino yang hanya bisa berdiri kaku diujung pintu kamar.
"Ayolah"
Mino mencelos, tapi dalam hati merutuk. Ia benar-benar tidak bisa lagi berkata apapun untuk saat ini. Otaknya blank karena Irene kemudian memainkan cambuk hitam itu dengan tangan mulusnya.
Ctarr
Irene menyeringai begitu menangkap wajah Mino yang memejamkan matanya, kaget. Pria itu bahkan terpaku begitu Irene melangkah kearahnya dengan gerakan bak penari erotis.
Sialan.
Jantung Mino bahkan sudah bertalu."Diam mu itu karena kau terkejut atau ..... Suka?" Ledek Irene yang memangkas jarak diantara keduanya. Perempuan itu melepaskan pakaian rumahnya, menanggalkannya begitu saja. Membiarkan hanya pakaian dalam yang menutupi area sensitif nya.
Mino hanya mendecih, tapi ia kemudian menengadah begitu Irene menjawil ujung dagu pria muda itu. Walaupun ia harus berjinjit untuk menyeimbangkan tinggi mereka.
"Say hello to youre mommy Song Mino..." Bisik Irene yang dengan nakalnya menyentuh permukaan bagian sensitif Mino dibawah. Mengusapnya berkali-kali dan kemudian tangannya memutar, menyentuh backside pria muda itu.
"Mommy??"
Irene mengangguk dan menarik ujung kerah Mino dengan paksa. Menyentak tubuh pria itu hingga Mino sedikit membungkukkan punggungnya.
"Rene .."
"No, mommy, call me mommy"
"Mo.... Mom?" Balas Mino terbata, ia sedikit mengernyit begitu tarikan pada ujung kerahnya terasa mencekik leher. Irene mendekatkan bibirnya kearah telinga Mino, menyapunya dengan lidah dan kemudian berbisik.
"Jangan panggil namaku, kalau kau melanggarnya, hukumanmu dengan senang hati aku berikan" bisiknya.
Mino mematung lagi begitu tangan Irene lepas dari lehernya. Terhuyung ia berusaha bangun dan mengusap bagian leher yang terasa kebas.
Jujur Mino dalam hati ingin sekali tertawa, tapi kalau ia sampai melakukannya tentu akhir yang menyedihkan yang akan ia terima.
Tapi ini lucu sekali.
Jadi BDSM versi Irene adalah menjadikan Mino anaknya?
Perempuan gila.
Oh shit!!.
Mino menggelengkan kepalanya sekaligus bergidik membayangkan hal-hal liar yang mungkin akan terjadi.
Tapi ia akan bersikap baik untuk hari ini. Mino, akan membiarkan Irene memimpin permainan seks impiannya. Sekalipun Mino berusaha mati-matian ingin terbahak.
Puncak komedi.
Irene yang kemudian melepaskan celana panjangnya, mengulurkan tangannya mengikat rambutnya menjadi pony tail. Membiarkan helaian rambutnya bergerak begitu ia melangkah. Mino menyeringai.
Gemas sekali.
"Kau belum mandi kan? Tubuhmu bau, jadi ayo kita mandi" ajak Irene yang kemudian menarik tangan Mino menuju kamar mandi kamar nya. Mino yang diam hanya ikut berjalan dan berdiri tepat di depan pintu kamar mandi.
"Aku bisa mandi sendiri-"
"No, mommy tidak akan membiarkanmu mandi sendiri. Ugh, aku harus memastikan tidak ada kotoran apapun yang menempel ditubuhmu" ucap Irene dengan seringai tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...