Menunggu Ayah Pulang

947 109 20
                                    

Seperti yang diketahui Naruto telah resmi menjabat sebagai Hokage menggantikan sang guru. Impian Naruto sedari kecil akhirnya terwujud, akan tetapi tidak semudah itu. Naruto merasakan tekanan yang luar biasa datang kepadanya setelah dirinya akhirnya dapat duduk di kursi Hokage. Tugas-tugas besar menantinya. Selain itu, dia juga kini dituntut untuk bisa membagi waktunya antara tugas dan juga keluarganya.

"Hoooaaammm.." Naruto yang masih membaca laporan di kantor hokage mulai mengantuk, wajar saja itu karena waktu telah menunjukkan pukul dua belas malam.

'tok.. tok..' bunyi pintu yang diketuk.

"masuk lah!" titah Naruto.

"tuan belum pulang?" tanya seorang shinobi yang masuk membawa tumpukan laporan lainnya.

"kalau kau masih melihat aku disini itu berarti aku belum pulang-dattebayo" jawab Naruto.

"ehehe.. maaf, tapi kenapa? Shikamaru-san dan Sai-san sudah pulang dari tadi"

"aku merasa harus menyelesaikan ini dulu karena aku takut besok kembali menumpuk"

"tapi ini sudah sangat larut tuan, apa anda sudah bilang pada Hinata-san?"

"eh iya, astaga aku lupa menelfon Hinata" Naruto langsung berdiri dan berniat menelfon sang istri agar tak usah menunggunya pulang malam ini.

"eh tuan tidak usah, anda pulang lah, laporan ini biar saya yang kerjakan sebagian" usul shinobi tadi.

"caranya?"

"saya akan koreksi semampu saya lalu saya akan laporkan kepada anda besok jadi anda cukup mengatakan kalau itu sudah benar atau salah"

"kalau begitu aku minta tolong ya.. maaf merepotkanmu-ttebayo"

"ah tidak tuan, ini sudah biasa, tuan Kakashi dulu juga sering menyuruhku jadi aku sudah terbiasa"

"begitu ya.. kalau begitu tolong ya, aku pamit pulang dulu" pamit Naruto lalu membereskan tumpukan kertas di atas mejanya.

"istirahat yang cukup tuan" ucap sang shinobi.

Naruto berjalan menyusuri jalan Konoha yang gelap gulita sendirian.

Sementara itu di kediaman keluarga uzumaki.

"akhirnya anak itu tidur" ucap Hinata yang baru saja mengecek Boruto di kamarnya.

Boruto sedaritadi bergumam karena sang ayah yang tidak kunjung pulang padahal sang ibu menunggunya. Selain itu, Boruto juga marah karena Naruto tidak mengabari Hinata baik itu lewat telfon sekalipun.

"anak itu.. aku khawatir hubungannya dengan sang ayah semakin buruk" ucap Hinata sambi menuruni anak tangga.

Hinata sangat setia menunggu sang suami karena Hinata tahu bahwa Naruto akan pulang meski agak terlambat.

"tadaima" ucap Naruto dengan nada yang cukup pelan karena ia tahu bahwa anak-anaknya telah terlelap.

"Naruto-kun, okaeri" jawab Hinata semabri membantu Naruto melepas jubahnya.

"kenapa kau belum tidur?" tanya Naruto setelah mengecup bibir sang istri.

"aku menunggu suamiku" jawab Hinata.

"tapi kan sudah larut malam-dattebayo"

"Naruto-kun lapar? Kalau mau makan aku hangatkan makan malamnya dulu" Hinata mengalihkan pembicaraan "atau mau membersihkan diri dulu?" lanjutnya.

"makan saja dulu" jawab Naruto sambil membuka resleting bajunya.

Naruto menatap Hinata penuh ibah, sejujurnya ia senang karena Hinata bersedia menunggunya akan tetapi dia juga tak boleh egois, jika Hinata ikut begadang setiap malam untuk menunggunya maka dia bisa saja jatuh sakit.

"Hinata?" panggil Naruto dengan nadah lembut.

"hm?" Hinata berdehem sebagai jawaban.

"besok-besok tidak udah menungguku ya kalau aku pulang terlambat"

"tapi kenapa?"

"aku tidak ingin merepotkan mu"

"tapi aku tidak merasa direpotkan"

"bukan begitu, aku hanya tak ingin kau sakit, Hinata"

"aku tidak selemah itu kok"

"kau tidak mengerti ya? maksudku, kalau kau ikut begadang takutnya nanti kau sakit dan aku tidak mau itu terjadi, kalau aku kan bisa tidur kapan dan dimana saja, sedangkan dirimu? Pasti sibuk dengan urusan anak-anak, rumah dan sebagainya jadi tidak usah tunggu aku" penjelasan Naruto.

"hmm.. baiklah-baiklah, Naruto-kun makan saja dulu lalu istirahat" karena tak ingin berdebat Hinata mengiyakan saja ucapan Naruto.

Hinata sendiri tahu kalau Naruto sangat kelelahan dengan aktivitasnya di kantor Hokage dan Hinata hanya ingin Naruto istirahat yang cukup jika sudah berada di rumah.

Setelah makan dan membersihkan dirinya, kini Naruto dan Hinata bersiap untuk tidur.

"malam ini tidur di kamar kan?" tanya Hinata.

Akhir-akhir ini Naruto memang lebih sering tidur dia ruang kerjanya karena meski Naruto telah berada di rumah dia selalu tak tenang jika ada kerjaan yang tak beres jadinya dia selalu terbangun setelah memastikan Hinata sudah terlelap.

"iya-iya" jawab Naruto sambil menarik selimut "sudah ayo tidur" lanjut Naruto.

"tidak mau, kali ini biar Naruto-kun yang tidur duluan, soalnya biasanya kalau aku sudah tertidur Naruto-kun akan langsung ke ruang kerja"

Mendengar ucapan Hinata, Naruto tersenyum lalu mencubit hidung sang istri.

"tidak akan sayang" ucap Naruto. "sudah lah ayo tidur" Naruto mendekatkan tubuhnya pada sang istri lalu memeluk Hinata dengan erat.

NEXT PART

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang