1
2
3
Let's read my story'
.
.
.Nanon POV
Ok. Penderitaan belum berakhir. Ini akan terus berlanjut sampai 9 bulan kedepan.
Kalian ingin tau? Ya. Sudah sejak seminggu kami berjarak satu meter. Aku selalu tidur di sofa di kamar kami, makan di ujung meja makan, dan bahkan kalian harus tau selama kami pergi kekampus aku sudah seperti supir yang mengantar majikan pergi. Dia duduk di belakang sedangkan aku mengemudi. God! Aku benar benar kesal.
Terkadang dia juga menangis dengan hal hal kecil. Seperti contohnya ketika dia menonton film, dia akan menangis ketika ada adegan dimana wanita itu dimarahi oleh pria nya. Hanya itu? Tidak, terkadang dia menangis ketika melihat seekor kucing kelaparan di jalan. God! Aku tak tau kenapa dengan dia, tapi sejak hamil emosinya benar benar berubah.
Kami sampai di kampus dan aku perlu membukakan pintu untuk majikanku di belakang. Lihat? Dia bahkan masih menutup hidungnya karna katanya aku bau. God! Aku tersinggung.
"Yah! Sudah seminggu tapi kenapa kamu masih seperti ini padaku? Rasanya seperti aku adalah bangkai" kataku dan dia menatapku tajam.
"Apa? Aku tidak menyukai baumu! Kau tau? Baumu membuatku ingin muntah" katanya dan aku mendecak kesal. "Yah! Apa kau baru saja mendecak di hadapanku? Ini hormon tau!" Katanya dan God aku benar benar frustasi.
Dalam keadaan seperti ini, aku tidak bisa memeluk dan bahkan menciumnya. Ini benar benar benar membunuhku secara seksualitas.
Dia berjalan lebih dulu melewati ku dan aku mengikutinya dibelakang sebagai pengawal. Kami menuju cafetaria Seperti biasanya, teman temanku pasti ada disana.
Kami sampai, dan benar kan? Mereka sudah di sana. Aku akan bergabung dengan mereka tapi dia menahanku.
"Mau apa kamu?" Dia bertanya padaku dan aku mengerutkan dahiku.
"Bergabung? Menurutmu?" Aku berkata dan dia menaikan sebelah alisnya.
"Tidak. Berjarak satu meter dariku!" Katanya dan serius? Lagi? Apa aku tidak bisa berkumpul dengan teman temanku karna ini?.
"Serius beb? Aku ingin berkumpul dengan teman temanku.." kataku cenberut dan dia menyilangkan tangannya.
"Apa itu lebih penting daripada hormon istrimu?" Katanya dan dia menatapku tajam dan memberi kode untuk menyingkir. Aku masih menatapnya kesal dan berusaha untuk sabar di dalam sana.
Aku menghela nafasku dan perlu menahan emosiku. Aku berbalik dan memilih untuk mengalah. Teman temanku cekikikan disana menertawai ku. Bitch! Awas kalian! Akan aku balas nantinya.
Aku mengambil duduk di kursi sana. Sendirian seperti seorang single tanpa istri. God! Aku membenci ini.
Aku membuka ponselku dan melihat beberapa pesan. Mommy mengirimi pesan padaku untuk mengajak kami pergi ke rumah wewen dan auntie kinder Joy. Ya well! Auntie kinder Joy sudah melahirkan sehari sebelum unnie Yeri, kami semua belum memiliki kesempatan untuk datang kesana dan hari ini kami merencanakannya. Aku mengatakan akan datang tapi setelah kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
my parents from the star gen 3 (new journey)
Fanfictionsetelah melewati masa sulit di gen kedua... kini keluarga manoban kembali dengan kisah baru bersama ketiga anak mereka... nanon Kim manoban yang kini bertumbuh semakin dewasa menjadi remaja kampus... menuruni bakat sang dada yang mempesona dan menar...