Happy Reading 💚
Hari ini adalah hari di mana Angga dan Rania harus menepati janji itu, makan malam bersama Debo.
Rania sebenarnya kurang enak badan, tapi ia tak mau menunjukkannya mengingat sudah berapa kali pembatalan janji setelah sebelumnya balik kampung dan Angga sedang ada kerjaan penting membuatnya tertunda 2 kali.
Angga yang sudah siap dari tadi menunggu di ruang tamu sembari memainkan HP dan laptop, diakhir semester seperti ini membuatnya harus bisa menuntaskan sesegera mungkin perkuliahannya agar dia fokus pada kerjaan dan kawajibannya yang lain sebagai seorang suami.
Sedangkan Rania ada di kamar menatap diri di cermin, walaupun badan kurang fit tapi Rania mencoba menutupinya dengan polesan make up natural juga lipstik yang amat natural sesuai dengan warna kulitnya.
"Tapi kenapa perasaan aku gak tenang ya? Mungkin karena kondisi aku kali ya." batin Rania yang sedikit ragu.
"Bismillah." ucapnya berlalu dan keluar kamar tak lupa mengambil tas kecil imutnya.
Angga menutup laptopnya melihat jam sudah waktunya, perlahan melangkahkan kaki menuju kamar untuk menyimpan laptop sekaligus memanggil istrinya yang mungkin lagi bertapa di dalam.
Karena Rania yang tadinya gelisah dan terus menunduk sedangkan Angga berjalan fokus dengan HP maka terjadilah aksi tubrukan.
"Duh,"Ringis Rania dan fokusnya langsung pada Angga yang ada di depannya, begitupun sebaliknya.
Apakah ada aksi saling tatap-tatapan?
No!
"Kamu ngapain sih di dalam? Betapa? Kok lama banget!" kesal Angga dan berlalu langsung masuk ke kamarnya.
Rania memandangi Angga dengan heran. "Aneh banget sih, biasanya jugak gitu kan, lagi pms kali." gumam Rania dan lanjut berjalan keluar.
Angga yang di dalam kamar menetralkan dan mencoba untuk berdamai dengan dirinya. Amarahnya tadi hanyalah alibi untuk menghindar. Ia seperti melihat bidadari barusan, benarkah itu Rania?
Sejujurnya dia kurang nyaman melihat Rania tadi, bagaimana jika diluar banyak tatapan memuja tertuju pada istrinya jelas dia tidak akan mengizinkan hal itu terjadi.
Tapi ia juga tak bisa berbuat, gengsi ingin mengatakan bahwa istrinya itu terlalu cantik dan kecantikannya hanya untuk Angga, gak boleh publik melihatnya.
Angga dengan cepat mengganti jas yang sesuai dengan warna baju Rania tadi, setidaknya mereka akan terlihat saja sudah nampak bahwa sepasang kekasih.
Rania yang menunggu di dalam mobil sesekali merasakan pusing di kepalani. Tapi ia merasa tidak enak harus membatalkan semua ini. Baiklah dia akan mencobanya.
Angga datang dan masuk kedalam mobil dengan setelan jas yang sudah berganti dengan sebelumnya.
Rania yang terus memandangi Angga membuat Angga tersenyum pede.
"Kenapa? Ganteng ya?"
"Kakak kok ganti jas? Perasaan tadi warna lain deh." ucap Rania mencoba mengingat.
"Emang kenapa? Biar matching sama gaun kamu jadi harus di gantilah."
Rania baru menyadarinya dan ternyata benar Outfit mereka malam ini birdong dan terlihat sangat elegan. Tanpa sadar Rania tersenyum malu melihatnya, dan senyuman itu tak luput dari pandangan Angga yang juga senang.
Perjalanan malam tidak terlalu macet, karena melihat lokasi juga bukan ditempat perkotaan yang di tuju. Dengan menempuh waktu 20 menit akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Ficção AdolescenteKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...